13. Khawatir (Revisi)

5.9K 318 12
                                    

Kehilangan lo jauh lebih menyakitkan. Gue lebih baik mati jika hal itu terjadi.

💙💙

Hari minggu. Hari yang sangat menyenangkan untuk menghabiskan waktu untuk sekedar santai atau biasa dikenal dengan rebahan.

Langit sudah bangun dari tadi pagi. Ia memutuskan untuk jogging sendiri di sekitar Mansion-nya. Karena sekarang Bunga pergi ke luar kota menyusul Ayahnya. Entah berapa lama, tapi yang pasti Langit sendirian di rumah. "Aku tadi gak hubungin Bintang dulu gak papa kan?"

"Kalau aku suruh Bintang nginep mau gak yah?" Monolognya

"Huh capek!" Dumelnya. Ia mengedarkan pandangan. Masih sepi. "Orang-orang pada kemana sih?! Ayam udah berkokok masih aja ngebo! Ck! Dasar!" Racaunya

Ia memutuskan kembali melanjutkan lari paginya. Sampai-sampai ia tak sadar ia sudah jauh dari mansionya.

"Capek ... istirahat dulu deh." Langit duduk di sebuah kursi panjang dengan wajah masam.

"Childish!"

Langit mengadahkan kepalanya untuk melihat Orang yang memakinya. Mata Langit membulat sempurna. Ia takut melihatnya.

"Ka-Kak L-Leo," Ucapnya terbata-bata.

Dengan cepat Leo menarik baju Langit hingga dia terjungkal ke depan. Langit meringis saat wajahnya menyentuh tanah.

"Ahk! Sa-sakit ... " Rintih Langit ketika Leo menginjak punggungnya.

"Sakit? Ini hanya sebagian kecil dari apa yang gue mau lakuin ke lo!!" Ujarnya. "Sekarang lo punya dua pilihan, jauhin Bintang atau lo mati?"

Langit bangkit. Menahan air matanya. Tidak! Ia tak boleh menangis. Ia sudah diajarkan bela diri oleh 3G, ia harus bisa melawan. "Langit gak akan jauhin Bintang! Sekalipun Langit harus mati!" Ucapnya mantap.

Bugh!!

Leo memukul rahang Langit. Dan dibalas tinjuan dihidungnya. "Shit!" Umpat Leo merasakan sakit di area hidungnya.

Bugh!!

Bugh!!

Leo memukul Langit brutal. Bahkan cowok childish itu terkejut dan tak bisa menghindar sama sekali.

Saat akan melayangkan tinjunya. Dua Orang datang dan menyerang Leo. Langit tahu siapa mereka, mereka adalah bodyguard Bintang yang disuruh untuk menjaganya. "Lari Tuan!" Ucap salah satu dari mereka. Langit dengan ragu berlari menjauh. Biarlah ia dikata pengecut.

Tapi tak butuh waktu lama Leo dapat mengalahkan keduanya. Sekarang fokusnya kepada Langit. Dimana si cowok childish itu?

Leo tersenyum smirk lalu masuk ke dalam mobilnya. Masa bodo soal Langit! Toh dia sudah terluka.

***

Bintang bergerak gelisah. Sudah beberapa kali ia mencari Langit tapi tak kunjung ditemukan.

Tadinya gadis itu pergi ke rumahnya karena mendapat kabar dari Bunga bahwa dia akan pergi ke luar kota entah sampai kapan. Tapi sudah beberapa kali ia memencet bel tak ada yang kunjung membukakan pintu. Salah seorang tentangga-nya mengatakan bahwa Langit tadi sedang lari pagi.

Bintang memukul stir mobilnya. "Shit! Kamu kemana? Please lo buat gue khawatir! Gue gak suka hal itu!"

Ia mengusap wajahnya kasar. Ia sudah mencoba menghubungi cowok itu, tapi tak ada jawaban.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang