8 Nanti kita putus! (Revisi)

7.8K 402 16
                                    

Jangan buat alasan untuk pergi, kumohon tetap disini bersamaku.

💙❤💙

Galaksi sedari tadi berjalan mondar-mandir di ruangan UKS. Saat ini jantungnya berdebar sangat kencang. Bukan! Bukan karena sedang jatuh cinta. Tapi karena Adiknya yang terlihat seperti monsters ketika sedang marah.

"Lindungi hambamu yang baik ini." Gumam Galaksi

Deg!

Rasanya sel-sel Galaksi berhenti saat ia memandang seseorang di ambang Pintu. Sorot matanya menunjukkan bahwa dia benar-benar marah namun ada rasa khawatir disana.

"Kenapa?" Tanya Bintang dingin.

Galaksi menarik nafas. "Kena bola basket."

"Siapa?"

Galaksi memandang temannya yag sudah membuat Langit pingsan, dia memang tak sengaja, tapi dihadapan Bintang sengaja atau tidak sengaja itu sama saja, sama-sama membuatnya marah. Marah karena sudah membuat Orang yang sayangi terluka.

Bintang tersenyum miring lalu menghampiri teman Galaksi yang sudah dipenuhi peluh keringat dingin. Sumpah demi apapun Bintang memang cantik, tapi saat ini dia terlihat menyeramkan!

"Punya mata?" Tanya Bintang dingin sembari memandang lekat cowok itu.

"Ma-maaf gue gak sengaja." Ujarnya sembari menunduk.

"Liat gue!" Bentak Bintang. Cowok itu segera mengadahkan kepalanya memandang Bintang yang sedang menatapnya seperti ingin memakannya hidup-hidup.

Bintang pun duduk di kursi sebelah sembari menggenggam lengan Langit yang masih pingsan itu.

"Pergi atau gue berubah pikiran?" Kata Bintang tanpa menatapnya. Dengan segera cowok itu lari terbirit. Untunglah dia selamat hari ini, Galaksi menarik nafas lega.

"Dek, maafin gue yah?" Ujar Galaksi tulus.

"Hmm," 

"Anjir, kek gak ikhlas." Tegur Galaksi. Bintang menoleh dengan pandangan mematikan. Dengan segera Galaksi tersenyum lalu pamit. Bintang hanya menggeleng lalu fokus kepada keadaan Langit.

"Hey," Sapa Bintang sembari menepuk-nepuk wajah Langit dengan pelan.

"Lo tau kan kalau gue gak suka  khawatir? Bangun Lang." Ucap Bintang lagi.

Bersamaan dengan itu mata Langit perlahan terbuka, ia melihat Bintang sedang menunduk menahan tangis.

"Bintang?" Panggil Langit dengan suara parau.

Bintang segera mengadahkan kepalanya. "Langit!" Seru Bintang seraya segera berhambur ke pelukannya.

"Lo gak papakan? Ada yang sakit? Atau laper? Kasih tau gue." Cecar Bintang membuat Langit terkekeh.

Pandangannya berubah menjadi murung membuat Bintang heran. Tadi dia tertawa kenapa malah menjadi sedih? Kira-kira begitulah pikiran Bintang.

"Kenapa?" Tanya Bintang akhirnya.

"Kamu harus jawab jujur," Ucap Langit dengan dingin. Bintang mengangguk.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang