Hari ini tepat pertengahan musim gugur. Tampak beberapa orang pergi dengan memakai syal dan baju panjang untuk melindungi diri dari dingin. Termasuk dengan Soraru yang bersiap-siap menuju sekolah dengan syal tebal dan sweater. Ia mengambil tas kerjanya dan sarapan dengan roti seadanya yang sudah ia siapkan sebelumnya. Soraru mengunci pintu apartemennya dan berjalan turun menuju halte bus. Sampai di halte, ia menunggu bus bersama orang-orang dan melihat layar hpnya
Ia mengecek jadwal mengajarnya hari ini termasuk berbagai laporan yang harus ia bereskan. Tiba-tiba, sebuah notifikasi masuk dengan sebuah pesan masuk dari rekan sesama guru. Soraru mengernyit, mengerjap bingung.
Anak baru? Hari ini? Soraru menatap data yang di kirim lewat hp itu dan membacanya. Mafumafu, murid pindahan dari ... sekolah mana ini? Belum pernah dengar.
Soraru terus membaca data Mafumafu yang sedikit tidak jelas namun menjadi jelas begitu melihat penjelasan dalam dokumennya. Soraru mendekatkan hpnya ke wajah. Tidak punya orangtua dan hidup sendiri ... kah? Itu artinya ia berhasil dapat beasiswa penuh.
Bus datang tak lama kemudian dan Soraru beranjak dari duduknya. 15 menit kemudian ia sampai di depan gerbang sebuah sekolah swasta SMA NicoNico bersama dengan beberapa murid yang datang lebih pagi. Ia segera melangkahkan kakinya ke ruang guru sembari membalas sapaan selamat pagi dari beberapa murid. Sampai di ruang guru, ia sudah di sambut dengan sebuah dokumen di atas mejanya dan kembali melihat profil data Mafumafu si anak pindahan. Ia menghela napas pelan dan menatap agak lama wajah anak baru itu.
Rambut putih salju dan mata merahnya sangat mencolok. Dan lagi, apa ini di mata kirinya? Barcode? Sengaja kah? Soraru membuka laptopnya dan mengambil absen untuk menambahkan nama Mafumafu disana karena anak baru itu akan masuk kelasnya dan menjadi tanggung jawabnya mulai hari ini. Sambil menghabiskan waktu, ia memainkan satu game di laptop dan hanya membalas sapaan sekilas para guru yang datang.
Tepat di halaman sekolah, beberapa murid menatap sosok asing yang berjalan seorang diri sembari memandang sekitar. Manik merah rubynya menelisik ke segala arah untuk kemudian memilih untuk bertanya pada salah satu murid.
“Permisi,” Sapa Mafumafu. “Boleh aku tahu dimana ruang guru berada?”
Siswi yang di sapa Mafumafu menjawab dengan sedikit terpesona. “Eh- itu ... dari sini sudah dekat kok! Tinggal belok kanan dan kau akan menemukannya.”
Mafumafu mengulum senyum. “Terima kasih.”
Mafumafu kembali berjalan dan menyapa sekali lagi mereka yang kebetulan bertatap mata dengannya. Di belakang Mafumafu, beberapa orang sudah berbisik-bisik bahkan para siswi menjerit tertahan.
“Apa dia orang luar negeri?!”
“Sangat tampan, tapi sangat imut!”
“Barcode di pipinya sangat misterius!!”
“Apa itu senyumnya tadi?!”
Meskipun saat ini jarak Mafumafu dengan mereka sudah lumayan jauh, tetap saja Mafumafu merasa sangat malu karena mendengar semua pujian seperti itu sejak masuk sekolah. Ia menutup separuh wajahnya. Kupikir aku akan diganggu seperti sebelumnya saat mencari tempat tinggal dan pekerjaan.
Mafumafu berhasil menemukan ruang guru dan menghela napas pelan. Ia mengeratkan pegangan pada tasnya dan mengetuk pintu.
Seorang guru membukakan pintu dan terkejut dengan Mafumafu. “Oh? Apa kau si anak baru? Soraru-san! Anak barunya sudah datang!”
Soraru yang mendengar namanya di panggil bangkit sembari melepas earphonenya. “Terima kasih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
After the End || SoraMafu [ END ]
Fantasía❇️ Utaite Fanfiction❇️ Kerajaan telah hancur, perang telah usai. setelah tidak ada lagi yang tersisa, kemana dia harus pergi? Mafumafu, satu-satunya penyihir tingkat 10 di belahan dunia lain diberi kesempatan oleh takdir untuk hidup di dunia yang te...