Di dekat api unggun, beberapa pasangan terlihat seperti UraSaka, ShimaSen, AraNaru, dan EveSou yang paling menarik perhatian. Luz juga ada di antara mereka yang berputar begitu sesi berganti pasangan datang. Sou bergeser dan meraih tangan seseorang. Di depannya, seorang pemuda bersurai coklat keemasan dan sedikit lebih tinggi darinya tampak agak terkejut.
“Oh? Sou-san?”
Sou juga sama terperangah. “Kain-kun? Hisashiburi desu!“
Mendengar nama ini, Luz yang tak jauh dan berjarak 3 pasangan dari mereka menoleh. Di depannya, Sakata mengeluh dan marah-marah karena Luz yang terlalu tinggi. Luz kembali teralihkan dan tertawa canggung, namun akhirnya kembali menoleh ke arah Kain dan Sou yang masih berbincang.
Bagaimana aku bisa tak tau dia disini? Batin Luz shock.
Lagu berhenti dengan teriakan dan tawa. Dari beberapa pasangan, hanya EveSou dan UraSaka yang kembali seperti sebelumnya. Sakata tertawa paling kencang, menertawai ShimaSen dan AraNaru yang di balas dengan pukulan oleh keempatnya. Eve dan Sou juga hanya tersenyum, lebih tepatnya senyum menahan malu. Eve langsung menarik Sou pergi dari api unggun meninggalkan kerumunan, memberi sinyal Kashitarou yang tak ikut berdansa untuk melerai teman-temannya. Tapi Kashitarou malah pura-pura tak tahu dan mengacuhkan isyarat itu dengan fokus makan es krim.
Anak sialan. Umpat Eve.
Sama seperti Kashitarou, Soraru dan Mafu juga diam dan bertingkah seolah mereka adalah orang luar. Akhirnya Amatsuki lah yang maju sambil menahan malu melerai 4 orang -ShimaSen, AraNaru- yang mengeroyok satu orang -Sakata- dan menenangkan satu orang bebas -Urata- yang tertawa paling puas. Luz sendiri sudah langsung menjauh karena tidak mau terlibat apapun. Tepat ia akan menuju tempat Mafumafu berada, bahunya menabrak orang lain.
“Maaf!“ Seru Luz. Di depannya, Kain juga kaget dan meminta maaf. “Aku juga, maaf. “
Keduanya bertukar pandang sejenak sebelum akhirnya Luz lah yang pertama kali buang muka. “Aku ... Permisi.”
Luz berjalan cepat meninggalkan Kain yang masih menatapnya di tempat. Begitu sampai di tempat Mafumafu, Luz tiba-tiba melesat dan menyelusup memeluk Mafumafu tiba-tiba. Mafu yang kaget tiba-tiba di peluk hanya menatap, sedangkan Soraru sudah melayangkan tatapan dingin langsung ke arah Luz. Mafu menepuk punggung Luz yang memeluk pinggangnya.
“Luz-kun? Ada apa? Luz-kun?”
Luz menggeleng. Tidak menjawab. Tapi jelas bahunya gemetar. Mafumafu menatap sekitar, menoleh ke arah Soraru yang mengendikkan bahu tak tahu. Mafumafu hanya bisa kembali dan membiarkan Luz yang tiba-tiba ketakutan.
Mafumafu mengerjap sesaat. Takut? Ia kembali mengedarkan pandangan dan menemukan seseorang yang berdiri dan menatap mereka. Ia langsung terbelalak dan nyaris berseru keras. “Kain!?”
Soraru mengerjap. “Kain?”
Luz mendongak. “Jangan di sebut bisa gak?!”
Mafumafu yang sudah paham keadaan mendorong kembali Luz dan mengusak rambutnya. “Syukurlah, ya “
“Apanya yang 'syukurlah', huh!? “ Dumel Luz. Mafumafu hanya pasang senyum.
Kain yang sejak tadi masih menatap Luz di kejauhan terkejut dengan Mafumafu yang tersenyum padanya, mengisyaratkan ' Terima kasih ' dan ' Maaf ' sekaligus disana. Kain menghela napas pelan dan balas senyum kecil. Ia membungkuk hormat dan berjalan pergi dari tempatnya berdiri. Mafu kembali pada Luz yang masih sedikit gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
After the End || SoraMafu [ END ]
Fantasy❇️ Utaite Fanfiction❇️ Kerajaan telah hancur, perang telah usai. setelah tidak ada lagi yang tersisa, kemana dia harus pergi? Mafumafu, satu-satunya penyihir tingkat 10 di belahan dunia lain diberi kesempatan oleh takdir untuk hidup di dunia yang te...