Fanatic (6)

223 40 5
                                    

3 hari berlalu, keadaan sekolah tetap berjalan seperti biasanya. Bedanya, beberapa orang yang biasanya berisik mendadak menjadi diam. Sakata, Shima, Amatsuki, dan Luz duduk dengan tenang di kursi masing-masing. begitupun Senra, Eve, dan Sou di kelas mereka masing-masing. Adapun di kelas 1, Nqrse dan Araki juga tidak melakukan apapun selain belajar. Sedangkan siswi yang sudah di ketahui sebagai penyamaran dari seorang siswa skorsing bernama Rib juga bertingkah sebagai siswi pendiam seperti biasanya. Bahkan sampai jam pelajaran ke-4, keadaan sekolah sangat tenang.

Hingga suara dengungan dari speaker menarik perhatian seluruh siswa. Dari speaker, suara berat dan halus Soraru menggema hingga seluruh sekolah.

Diharapkan kepada seluruh siswa untuk berkumpul di aula multifungsi sekolah. Sekali lagi, diharapkan seluruh siswa untuk berkumpul di aula multifungsi sekolah, terima kasih.”

 
Sakata, Shima, Amatsuki, dan Luz bangkit dari kursi mereka dengan raut wajah yang sangat serius. Bersama dengan siswa yang lain, mereka melangkah pergi dari kursi sembari menahan gejolak keinginan mereka yang sudah hampir muncul di permukaan benak. Terutama Amatsuki yang mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan gejolak amarah dalam dadanya.

Sampai di gedung aula multifungsi, beberapa guru berbaris di depan dengan Soraru yang berdiri di tengah barisan guru. Semua murid berbaris dan bertanya-tanya mengapa mereka semua di kumpulkan. Soraru mengangkat mic di tangannya dan menyalakan mic

Sebelumnya, maaf atas keterlambatan pengumuman perihal pemeriksaan kesehatan bulan ini untuk seluruh murid yang telah di majukan menjadi hari ini. Semua murid segera membagi tempat sesuai arahan wali kelas masing-masing.

Pengumuman Soraru ini membuat semua orang kaget termasuk Rib. Ia sangat shock dan terkejut dengan keadaan yang tidak terprediksi ini. Bagaimana bisa tiba-tiba ada pemeriksaan per kelas?!. Matanya langsung bergerak dengan gelisah dan menatap sekitarnya 

“... Dan untuk kelas 2-1 dan 2-4 akan menetap disini. Jadi selain dari 2 kelas ini silahkan keluar,” sambung Soraru.

Ia melihat sekitarnya yang mulai pergi dari aula dan hanya tinggal 40 siswa dari gabungan kelas 2-1 dan 2-4. Tangannya yang terkepal sudah mulai gemetar. Pikirannya sudah mulai kacau dengan kepanikan memenuhinya. Tepat Rib menoleh kebelakang, matanya langsung bertatapan dengan Amatsuki yang sudah menguncinya sejak awal. Tepat kedua manik yang saling menatap dengan nyalang itu bertemu, Rib langsung memahami segalanya.

Oh ... Aku ketahuan.

Tanpa pikir panjang, ia langsung merogoh kantong roknya dan berjalan tepat saat yang lain bubar barisan. Amatsuki juga ikut bergerak berlawan arah sebelum tiba-tiba keduanya berlari sehingga mengagetkan yang lain. Tanpa peduli siapa yang ia tabrak, Rib tanpa ragu menodongkan pisau buah langsung kearah Amatsuki yang di tepis dengan baik sekaligus memukul mundur Rib. Mendapati tiba-tiba ada perkelahian, semua orang panik dan berteriak sambil berlari menjauh.

Kashitarou dan yang lain melihat perubahan keadaan ini panik seketika. “AMATSUKI!!”

Amatsuki sama sekali tidak mendengar dan fokus pada Rib yang masih menyamar. Rib sekali lagi berlari dan mengacungkan senjatanya yang kembali di tangkis Amatsuki. Keduanya berada dalam perkelahian one on one yang bahkan tak bisa di salip oleh yang lain. Para guru membawa murid yang lain untuk keluar dan hanya menyisakan Kashitarou dan yang lain termasuk Soraru dan Shoose yang merupakan wali kelas 2-1.


1 jam sebelum bel berbunyi, mereka berkumpul untuk membahas cara memancing Rib untuk mengaku.

"Bagaimana jika dia malah kabur? kudengar Rib sangat pandai beladiri, bukan?" tanya Sakata.

After the End  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang