Fanatic (8)

261 41 4
                                    

Pulang dari rumah sakit, Soraru menemukan Mafumafu yang tertidur di sofa dengan TV yang menyala dan posisi tidur yang tidak benar. Ia menghela napas untuk kemudian mengguncang tubuh muridnya itu. “Hei, bangun! Pindah ke kamarmu! Mafu!”

Mafumafu mengerjap untuk kemudian terbangun dan menatap Soraru agak lama sebelum akhirnya berucap. “Okaeri~” Dengan suara lirih khas bangun tidur. Soraru melempar syalnya ke wajah Mafumafu yang hanya menyingkirkannya ke samping.

“Bagaimana situasinya?” Tanya Mafumafu.

“Tidak masalah. Anak itu sudah di ringkus,” jawab Soraru singkat, memberi kesan bahwa ia tak ingin lagi membicarakan masalah itu. Namun, ia tidak tahu bahwa sejak Soraru berangkat, Mafumafu sudah mengutus Mafuteru, makhluk sihir panggilannya untuk terbang di dekat Soraru dan berjaga-jaga sambil melindunginya. Dari mata Mafuteru itulah, Mafumafu bisa melihat segalanya yang terjadi di sekolah.

Mafumafu mengulum senyum kecil. “Begitu? Syukurlah.” Apa Soraru-san sengaja tidak memberitahu tentang Amatsuki agar aku tidak khawatir?

 

Di dapur, Soraru membuka kulkas dan mengambil sekaleng kopi. Ia kembali ke ruang tengah dan membuka tutup kaleng. “Bagaimana lukamu?”

Mafumafu bangkit dari rebahnya. “Kupikir sudah tertutup sekarang. Jahitannya sangat kuat”

“Memang harus seperti itu.” Soraru duduk di seberang sofa dan meneguk minumannya. Ia meletakkan kaleng kopi dan menyalakan TV. “Gak ada lagi yang perlu kau pikirkan.”

“Mhm.” Mafumafu ikut menonton TV dan membatin. Besok aku akan ikut jenguk Amatsuki.


Di rumah sakit, Kashitarou duduk diam di sisi Amatsuki yang sedang tertidur. Di sebelah sisi ranjang yang lain, Urata, Sakata, Shima, Senra, dan Luz ikut menatap dengan sedih. Senra melirik ke arah jam. “Ini sudah malam, ayo kita pulang.”

Luz menepuk bahu Kashitarou. “Kau juga. Atau kau mau Amatsuki mengomelimu begitu dia bangun.”

Kashitarou bangkit dari duduknya dan pergi bersama yang lain. Mereka berpisah tepat di perempatan jalan perumahan dengan Kashitarou yang mengambil arah kiri. Dalam langkahnya, ia masih tidak bisa berhenti berpikir tentang kejadian hari ini. Ia bahkan baru tahu kalau Urata dan Mafumafu terluka hanya karena mereka sempat dekat dengannya. Semua orang berkata bahwa semua itu bukan salahnya. Namun tetap saja ia merasa bersalah dan sangat sedih. Sesaat, ia merasakan adanya seseorang dan terkejut dengan siapa yang ia temui.

“Mafu-kun?”

Mafumafu yang berada di depan mesin penjual minuman terkejut. Tangannya yang memegang koin terlepas sehingga beberapa koin miliknya jatuh dan ada yang menggelinding ke bawah mesin.

“Aah~! Koinnya!!”

“Gak perlu di ambil! Biar aku yang ganti!” Seru Kashitarou.

“Eh!? Tidak apa-apa! Aku yang ceroboh!” Cegah Mafumafu.

Tapi Kashitarou mengacuhkan kata-kata itu dan memasukkan satu koin 500 yen. “Mau beli apa aja?”

Mafumafu yang tak bisa menolak lagi menunjuk kaleng kopi dan jus. Kashitarou memencet sesuai jumlah yang diinginkan dan beberapa kaleng jatuh dengan suara benturan kaleng-kaleng di bawah mesin. Mafumafu berjongkok untuk mengambil kaleng-kaleng dan memasukkannya ke dalam plastik.

“Apa ini untuk Soraru-sensei?”

“Eh? Yah ... Begitulah.” Mafumafu bangkit berdiri dan tersenyum. “Arigatou, Kashi-san.

After the End  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang