Shamanism (1)

281 39 1
                                    

“Oi, ngapain kau bengong begitu?”

“Uh?”

Istirahat sekolah, Mafu diajak Sakata untuk naik ke atap. Karena ia belum pernah mengunjungi atap, jadilah ia sekarang berkumpul dengan beberapa siswa yang juga ada di atap. Di sampingnya, Amatsuki mengernyit khawatir dan bertanya lagi. “Ada masalah?”

Mafu menggeleng pelan dengan ekspresi yang masih terpana. “Enggak. Hanya ....”

“Hanya?”

Teringat kembali moment dimana ia dan Soraru saling menyatakan perasaan membuatnya sedikit bersemu. “... Aku gak bisa bedain mimpi sama kenyataan.”

“Huh?”

“Hei, hei, lihat ini!” Sakata pindah duduk di tengah dan mengepal kedua tangannya di depan. Begitu semua orang menatapnya, Sakata memunculkan sekuntum bunga mawar di tangannya. Sorakan “Ooh!” di susul tepuk tangan diapresiasi untuk sulap kecil Sakata.

Sedangkan Mafumafu, dia kebingungan dan terbelalak. “Lho?! Eh!? Kok bisa?!” Ia menatap tak percaya. Padahal dia gak pakai sihir!!

“Itu namanya sulap, Mafu-kun,” jawab Shima sambil terkekeh. “Belum pernah lihat sulap, ya?”

“Sulap? Hee~” Mafu kembali menatap Sakata. “Coba, ulangi lagi!”

“Dih, mau nyari triknya ya!? Oke!” Serasa mendapat tantangan, Sakata memulai kembali trik sulapnya dan di perhatikan dengan seksama oleh Mafu.

“OH! AKU PAHAM!” Seru Mafu lalu menyambar bunga imitasi milik Sakata.

Meniru gerakan tangan Sakata, Mafu mengepal kedua tangannya dan memunculkan sekuntum bunga mawar. Semua langsung terbelalak tak percaya dan mendekat. “LHO?! EH!? KOK KAU BISA??”

Sakata memekik kesal. “UAAARGHH!! TRIKKU KEBACAAA!!”

“Hehe~!” Mafu terkekeh menang. Selagi asyik mengulangi trik sulap yang sama, Telinganya mendengar suara benturan ringan. “Uh? Apa itu?”

“Apanya?” Tanya Sakata.

Memastikan telinganya tidak salah dengar, Mafu berbalik kearah jaring atap dan menatap pemandangan di bawah. “Kayaknya aku dengar suara jatuh—“

Sepasang delima Mafu terbelalak begitu melihat tubuh seorang murid tergeletak di atap gedung lain di bawah. Teman-teman yang lain ikut menoleh dan spontan mundur dan berteriak ketakutan. Tentu saja tindakan ini mengundang siswa yang juga ada di atap untuk melihat dan semua juga ikut berjengit di tempat.

Siapa sangka di siang bolong begini ada siswa yang meninggal?

Tidak butuh waktu lama kejadian ini menjadi berita yang menghebohkan seisi sekolah. Dan semua murid diminta untuk tetap tenang dan diam di dalam kelas masing-masing. Minus Mafu, Sakata, Shima, dan Amatsuki yang dianggap sebagai saksi mata pertama yang melihat siswa tersebut.

Maka interogasi di mulai dari pertanyaan untuk Mafumafu. “Menurut laporan temanmu, kau yang mendengarnya lebih dulu?” Tanya Shoose.

Mafu mengangguk. “Benar, sensei. Saat itu, kami sedang duduk dan Sakatan sedang mengajariku trik sulap. Lalu aku mendengar suara jatuh dari belakangku.”

“Hmm ....” Shoose menyandarkan punggungnya di kursi dan menoleh kearah polisi yang menemaninya. “Begitulah, pak. Mereka juga hanya melihat saat siswa itu sudah jatuh.”

“Begitu ya.” polisi itu mengangguk samar. “Tampaknya, ini memang percobaan bunuh diri.”

Selesai melewati sesi interogasi, Mafu dan yang lain kembali ke kelas dan segera dihujani tatapan khawatir dari sekelas mereka. Tentu Soraru juga segera mendekat dan menatap keempatnya satu-persatu. “Bagaimana?”

After the End  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang