Can I?

334 41 3
                                    

Tidak mungkin kan?

“Oi, ada apa?” Meletakkan baskom sayuran di wastafel, Soraru mendekat dan mendongak. “Mafu!”

Tidak lagi berpikir panjang, Mafu menangkup wajah Soraru dan mendaratkan ciuman dalam di bibirnya. Terkejut oleh tindakan tak terduga ini, Soraru mendorong tubuh Mafu dan menjauh hingga punggungnya menabrak dinding. Menyeka bibirnya, Soraru menatap nyalang dan kebingungan disaat yang sama pada pemuda yang masih terdiam.

“APA-APAAN KAU, HUH?!” Bentak Soraru.

Namun tidak mengindahkan bentakan itu, Mafu dalam tunduknya terbelalak dan menyentuh bibirnya yang gemetar.

Ini rasa yang sama.

 

Mendongak menatap Soraru yang masih menatapnya marah, Mafu mencengkram dada bajunya kuat-kuat. Seluruh ingatan selama ratusan tahun itu seakan secara otomatis meringkas seperti apa Soraru yang ia dulu kenali.

Begitu pendiam, bersahaja, tenang, jarang menunjukkan emosi. Semua itu karena ia tak boleh menunjukkan sedikitpun kelemahan. Ia adalah sosok yang memimpin ribuan manusia dan tidak boleh melenceng dari sosok seorang raja sebuah kerajaan besar.

Seorang raja sangat identik dengan hidup mewah, dilayani, dan memegang berbagai kuasa. Lalu mengapa Soraru lebih suka kabur dari istana, menyelinap menjadi tukang, dan selalu mengeluh tentang hidupnya?

Jika Soraru hidup di dunia yang berbeda ... Apakah ini adalah Soraru, rajanya, yang telah di bebaskan dari takdir?

Soraru yang baru akan mengomel lagi terhenyak begitu melihat Mafu yang tiba-tiba menangis tanpa suara. Kali ini, ia sungguh kebingungan dan tak tahu lagi harus berbuat apa. Selama ia tinggal dengan Mafu, ia tahu kalau anak ini memang agak berbeda. Tapi kalau untuk seaneh ini ...

“... Soraru-san ....”

“Uh? Ya, apa?” Soraru mengambil ancang-ancang, bersiap mengambil spatula untuk memukul kepala Mafu jika anak itu berniat untuk melakukan hal aneh-aneh lagi.

Mengalihkan pandangannya kearah lain, satu tangan Mafu memilin sisi bawah bajunya dan mencengkramnya erat. “Itu ... Mungkin ... Akan lebih baik bagiku untuk ... Pindah dari sini.”

“Apa?”

Di dunia ini, dua orang tanpa hubungan tinggal seatap bisa memunculkan berbagai masalah. Apalagi jika salah satunya menyimpang dari norma tak kasat mata seperti ‘menodai’ dan ‘merusak’ orang lain. Mafu juga membaca banyak buku yang menyebutkan ada berbagai macam aturan yang tak boleh dilewati, seperti batas-batas hubungan seseorang dalam masyarakat.

Di dunia damai ini, hubungan asmara dengan yang jauh lebih tua, dengan seorang guru, dan sesama jenis adalah hal yang bisa merugikan orang lain.

Jika Mafu tetap disini, kehidupan damai yang Soraru idamkan sejak dulu kala akan kembali rusak. Hanya dengan menyadari Soraru yang sekarang adalah versi jujur dari Soraru sang Raja saja hampir membuatnya lepas kendali. Ia hanyalah orang luar, bahkan bukan dari dunia ini. Dirinya juga sudah beradaptasi sampai sejauh ini. Jika sampai hanya karena keegoisannya ia menghancurkan kehidupan Soraru, maka—

Mengulum senyum tipis, Mafu mencengkeram kuat pergelangan tangannya. “Tidak enak rasanya menumpang begitu lama, jadi, kupikir akan lebih baik untukku pindah—“

“Apa-apaan kau?” Potong Soraru. “Apa yang sebenarnya kau bicarakan?”

“Soraru-san—“

After the End  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang