Same Person

285 38 1
                                    

“AAAH!! KIRI! SAKATA BEGO!! MUSUHNYA DI KIRI!!”

“UAAAGGH!! AKU KENA JEBAKAN!!”

YOU LOSE!

 

“GYAAAAAHH!!” Urata mengacak rambutnya frustasi kemudian menatap tajam Sakata. “UDAH KUBILANG KE KIRI NGAPAIN KAU MALAH MASUK KE B3!?”

“YA MAAF URA-SAN! TADI MAASHI BILANG SURUH KE B3!”

“MAASHI KAN MUSUH!!”

“Eh?”

“Yaudah lah, itu snack kasian di cuekin terus! Di banding Sakata, Mafu lebih ngenes lagi nih,” tunjuk Amatsuki ke sisi kirinya.

Mafu seketika manyun. “Udah dong, Ama-chan~ beneran susah ini!”

“Astaga! Ini Toram lho! Bukan Counter Strike kayak yang di mainin Urata-san! Gampang kok!”

“Ugh~”

Mafumafu manyun menatap layar hpnya. Minggu lalu, ia sangat semangat mendapat undangan untuk main game di rumah Urata bersama Sakata, Shima, dan Amatsuki. Ia bahkan sampai latihan untuk main game di komputer Soraru sampai si pemiliknya gemas sendiri ( marah-marah ). Pemuda putih itu meringkuk, memeluk lutut dan kedua pipi dikembungkan. “udahlah, bodo amat!”

“Idih, nyerah. Itu masih fantasy sihir-sihir gitu kan? Katanya kamu mau coba game yang ada sihirnya,” ujar Amatsuki setelah menertawai temannya.

“iya sih, tapi-”

Ia menatap karakter gamenya. Sosok pemuda bertubuh sedang dengan rambut dan mata berwarna sama dengannya berdiri tegap dan memegang tongkat sederhana. Walaupun ia bilang memang ingin pakai karakter dengan atribut sihir, ini sangat berbeda dengan yang ia tahu. Sebagai penyihir asli ia tak bisa menerima kemampuan karakter gamenya sendiri!!

Mafumafu memutuskan log out. Ia meraih snack di meja kecil dan makan dengan wajah tertekuk. “Oiya! Abis ini mau jalan lagi gak? Ke rumah Luz yuk!” Seru Shima.

“Luz katanya lagi wisata bareng keluarganya. Lagi hari libur begini,” jawab Sakata.

“Iya ya. Yang lain gimana?”

Urata bergumam sejenak. “Entah ya? Eve juga katanya lagi sibuk buat persiapan ujian.”

“Eugh~ soal neraka!” Sakata merinding ngeri.

“Mafu-kun sendiri gimana?” Tanya Amatsuki.

“Euh, siang ini aku mau belanja.”

Shima mengernyit bingung. “Soraru-sensei emang lagi ngapain?”

“Main game.”

Lah, bisa begitu? Batin keempatnya.

Tepat jam 1 siang, Mafumafu pamit dari rumah Urata dan bergegas menuju pusat perbelanjaan. Sampai disana, ia segera mendatangi toko demi toko untuk membeli bahan dan sayuran. Ada sekitar 30 menit ia berkeliling dan selesai belanja dengan dua kantong plastik besar penuh. Mafumafu menghela napas dan segera berjalan menuju apartemen.

Soraru-san pasti tidur ya ... Hm?. Mafumafu menoleh kebelakang. Mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya menepis kekagetan tak beralasannya.

Sampai di apartemen, kekhawatiran Mafumafu sirna begitu melihat seisi apartemen yang sudah bersih dan sangat tertata rapih. Di sofa, Soraru tergeletak tak berdaya dengan kemoceng di tangan dan kepala yang terkulai lemas di pinggir Sofa. Sepasang mata sayunya mengerjap. “Oh, okaeri. Puas kalahnya?”

After the End  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang