Amatsuki mengambil jarak mundur dan menatap beberapa luka di lengannya. Tanpa ada jeda waktu, Rib menyerangnya dan Amatsuki menghindar untuk kemudian berhasil menendang satu tangannya dan menerbangkan pisau dari tangan Rib Rib tidak kehabisan akal untuk menggerakkan pisau buahnya di tangan lain dengan beringas dan gesit. Amatsuki yang bahkan berhasil menghindar tetap tak bisa mencegah ujung pisau yang lagi-lagi mengenainya. Ia melirik tangannya dan kembali fokus pada Rib.
“Apa karena kau menyukai Kashi kau juga harus melenyapkan kami semua?” Tanya Amatsuki, menjeda perkelahian.
“Tentu saja! Kalian pengganggu! Hanya benalu yang terus menempel pada Kashi! TERUTAMA KAU! KAU PASTI TAHU SIAPA ORANG YANG DI SUKAI KASHI KAN?!”
Amatsuki mengeraskan rahangnya. “Tidak.”
“PEMBOHONG! KAU JELAS TAHU!”
“KALAUPUN AKU TAHU AKU GAK AKAN PERNAH MEMBERITAHUMU! BAHKAN JIKA KAU MEMBUNUHKU—“
SLASH!!
Amatsuki terpaku sesaat demi sebuah pisau buah yang melesat terbang melewati sisi wajahnya. Ia melirik Rib tak percaya yang merogoh kembali kantongnya dan mengambil satu pisau buah dari sana. Seringai Rib yang makin lebar itu makin menyeramkan. ia bersiap untuk menyerang lagi dan memasang ancang-ancang.
“Pengganggu pergi saja!”
Sebuah tangan mengambil pisau buah yang terlempar sebelumnya untuk kemudian melemparkan pisau itu kearah tempat dimana perkelahian terjadi.
JLEB!!!
Rib menoleh ke arah lengan atasnya untuk kemudian menemukan pisau buah menancap dalam disana. Ia beralih kearah asal pisau itu terbang dan terkejut melihat Kashitarou yang berdiri disana dengan wajah marah. Ekspresi yang sangat jarang di perlihatkan Kashitarou.
Rib menatap tak percaya. “Kashi?!”
“Kau bilang demi aku? Kau bilang karena aku?!” Kashitarou mengepalkan tangannya. “Apa aku pernah meminta sesuatu darimu selama ini?!”
“Kenapa ... KENAPA KAU MALAH MELEMPAR SENJATA PADAKU!”
“KAMU HAMPIR MENYELAKAI AMATSUKI DAN BERTANYA MENGAPA AKU MELUKAIMU!?” Kashitarou maju mendekat dengan kemarahan memuncak dalam dadanya. “KAMU JUGA MENCELAKAI URATA DAN MAFUMAFU, LALU MASIH BERTANYA KENAPA AKU MELUKAIMU!?”
Rib yang terguncang karena mendapat bentakan dari Kashitarou mencabut pisau yang menancap di bahunya. “Begitu ... Aku tau sekarang siapa yang kamu sukai.”
Kashitarou diam, tidak menanggapi apapun. Rib melirik sekilas dengan wajah yang tertekan. “Orang itu Amatsuki kan?”
Amatsuki terpana. “... Apa?”
Secara otomatis, ia menatap Kashitarou yang hanya diam dan menatap tajam Rib. Kashitarou memang tidak berkata apapun, tapi Rib langsung tahu bahwa jawabannya itu tepat. Ia terpana dan menatap tak percaya untuk kemudian kedua tanganya terkulai dengan pisau buah kembali tergenggam di dalam kedua tangannya. Tak lama kemudian, Rib terkekeh pelan. Membuat seisi ruangan mendadak tegang dan kaget.
Rib mengangkat kepalanya. Dengan air mata yang mengalir, ekspresinya berubah menjadi sangat sendu dan menatap penuh kesedihan. “Jadi kamu pun juga membohongiku?”
Kashitaro mengernyit untuk kemudian merasakan sesuatu yang tertancap di bahunya. Sebuah pisau buah perak tersangkut di antara daging pada bahu Kashitaro sehingga pemuda itu terhuyung ke belakang. Amatsuki yang langsung panik berlari ke tempat Kashitarou.
“KASHI!!”
Rib yang kembali mengacungkan pisaunya untuk kemudian berlari arah Kashitarou. Amatsuki yang masih belum sempat sampai langsung berbalik dan menghalangi Kashitarou dengan menjadikan dirinya tameng tanpa bisa mengelak dari serangan Rib. tepat pisau itu akan menusuk bagian paru-parunya, Amatsuki yang gigih melayangkan sikunya dan berhasil menghajar Rib hingga pemuda itu terhuyung dan pisaunya terjatuh dari tangannya. Amatsuki yang terkena sayatan di dada akibat sedikit terlambat menghindar itu langsung mengundang kepanikan. Kashitarou termasuk orang yang langsung histeris melihat Amatsuki yang melindungi dirinya.
“AMATSUKI!!” Pekik Kashitarou.
Amatsuki terhuyung dan menutup luka di dadanya. Kashitarou yang langsung bangkit merengkuh Amatsuki yang tertunduk. “AMATSUKI!!”
Soraru dan Shoose yang melihat kesempatan langsung berlari kearah Rib yang linglung dan langsung menekannya. Soraru yang lumayan kuat meringkus Rib dan melingkarkan tali untuk mengikatnya dengan kuat. Rib yang sudah tidak bisa melakukan apapun berteriak marah dan berusaha untuk bangkit. Luz dan yang lain segera berlari ke arah Amatsuki terebah di rengkuhan Kashitarou yang sudah menangis histeris.
Soraru langsung menginstruksi Shoose. “Telpon ambulance sekarang!”
Di tengah keributan itu, Luz menggerakkan sedikit jemari untuk kemudian mengaktifkan sihir pemaksaan tidur dan menembakkannya pada Rib. Rib otomatis kehilangan kesadaran dan jatuh pingsan. Walau begitu, tak ada yang peduli dengan keadaan Rib dan semua orang berkumpul di sisi Amatsuki.
Begitu ambulance datang, Amatsuki segera di bawa pergi dengan Soraru dan Kashitarou yang menemani. Sedangkan sisanya membantu Shoose membawa Rib ke kantor konseling dan menguncinya sampai polisi datang untuk membawanya ke kantor untuk di tindak lanjuti. Adapun para siswa yang lain, kecuali kelas 2-1 dan 2-4, mereka sudah kembali dari briefing yang tetap di laksanakan di bawah komando Sekihan. Shoose yang mendampingi kepala sekolah mengumpulkan siswa kelas yang tetap tinggal di aula dan memberi mereka beberapa nasihat. Terutama agar kejadian ini tidak lagi di bicarakan dan menyatakan bahwa semuanya sudah selesai.
Kepala sekolah juga mengatakan untuk yang terlibat dan tahu kejadiannya agar tutup mulut apapun yang terjadi agar tidak membuat resah yang lain. Setelah selesai, dua kelas itu kembali ke kelas masing-masing dengan para murid yang masih membicarakan tentang apa yang terjadi di aula. Di tempat duduknya, Luz mencoba bertelepati dan memanggil sebuah nama beberapa kali. Eve-san, kau dengar aku?
Lama Luz menunggu sebelum akhirnya sebuah suara membalas. Ada apa?
Kau ingat kejadian Mafumafu-kun di celakai? Rib bilang bahwa ia sempat menusuk jantungnya. Bagaimana menurutmu? Tanya Luz
Eve diam agak lama sebelum menjawab telepati. Selama dia tidak bisa membuktikan apapun, orang-orang bakal menganggapnya gila. Lagipula diantara kita cuma Mafumafu-kun yang kekuatan sihirnya sama sekali gak hilang. Jadi pasti dia langsung menyembuhkan luka itu.
Luz membenarkan dalam hati ucapan Eve. Jika begitu, aku tak perlu khawatir lagi.
Pilihan bijak. Mau ketempatnya setelah ini?
Soraru-sensei bilang dia masih harus istirahat. Jawab Luz.
Oke.
Telepati itu berakhir dan Luz menatap pemandangan di luar jendela. Berharap semoga kejadian seperti ini tak lagi terjadi di masa depan. Ia menghela napas panjang.
Ini adalah hari paling berat pertama yang ia alami setelah 17 tahun hidup di dunia barunya.
Pulang sekolah, aku mau makan ramen. batin Luz.
Tbc~
Dedeq Luz si Healer :V
Sori agak pendek, agak ngantuk ngetiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
After the End || SoraMafu [ END ]
Fantasy❇️ Utaite Fanfiction❇️ Kerajaan telah hancur, perang telah usai. setelah tidak ada lagi yang tersisa, kemana dia harus pergi? Mafumafu, satu-satunya penyihir tingkat 10 di belahan dunia lain diberi kesempatan oleh takdir untuk hidup di dunia yang te...