Princess: 5

302 63 33
                                    

"Ku rasa, aku harus pulang sekarang" kata Aeli mendengar suara kereta kuda dan beberapa langkah kaki tegas menyertai.

"Satu malam lagi. Ku mohon? Ini sudah malam, Deli. Berbahaya melalui perjalanan pada jam ini. Tinggal di sini satu malam lagi, ya? Lagi pula kau juga belum makan malam? Atau mau menginap di rumah ku saja malam ini? Ibuku tadi juga sudah memasak, kita bisa makan bersama"

Pengawal menghampiri Aeli dan memberikan salam. Sementara Val memberikan tatapan memohon seperti anak kucing yang menggemaskan.

"Sudah malam, kita pulang besok saja pagi-pagi. Kalian juga butuh istirahat kan?" Putus Aeli yang dianggukki oleh para pengawalnya yang langsung mendapatkan kunci kamar masing-masing.

Ah, ya. Orangtua Val sudah mendapatkan pekerja untuk membantu mereka mengawasi penginapan.

"Jadi, sekarang kita ke rumahku untuk makan malam? Ayah-ibu pasti sudah kelaparan menunggu" ucap Val tersenyum sambil menarik tangan Aeli dalam genggamannya.

👑

Makan di rumah Val yang berukuran kecil juga meja persegi yang penuh dengan orang di setiap sisi, dengan makanan sederhana memang baru kali ini Aeli rasa. Tapi ia suka. Tidak perlu meja panjang yang membuatnya jauh dari masing-masing anggota keluarga walau dengan makanan yang super mewah. Rasanya di sini terasa hangat dan kekeluargaan.

"Masakannya enak bu, boleh aku main ke sini lagi lain kali?" Tanya Aeli sungguh.

Senyum ibu yang tak lagi muda memunculkan kerut di dekat matanya, terkesan bersahaja kelihatannya.

"Tentu, Deli boleh main ke sini kapanpun Deli mau, nak" bahkan Ibu Val menerima Aeli dengan baik.

"Jangan terlalu lama berpacaran, kalau niatnya baik harus segera dilaksanakan" tegur Ayah Val yang membuat Val tersedak.

Aeli dengan sigap memberikan air pada Val dan menepuk pelan punggung laki-laki tampan di sampingnya.

"Aku dan Deli tidak memiliki hubungan seperti itu, ayah" entah mengapa rasanya tidak enak di dalam lubuk hati Aeli yang paling dalam ketika mendengar Val mengucap kalimat yang sepenuhnya benar itu.

"Memangnya kau tidak mau serius bersama Deli? Ibu kira kau menyukainya?" Aeli tersenyum dengan malu tapi begitu manis rasanya.

"Mungkin belum saat ini, ibu. Tapi Val sudah mengutarakannya padaku" jawaban Aeli membuat Val kini tidak bisa berkutik lagi.

👑

Aeli tetap berkeras diri untuk bermalam dipenginapan walau Ibu Val sudah menawarkan dirinya untuk tidur di rumah mereka saja. Tapi Aeli tidak suka merepotkan, jadi ia kembali ke penginapan.

Val memerhatikan Aeli yang tersenyum sepanjang jalan sambil mengingat konfrontasi Aeli di hadapan ke dua orangtuanya tadi. Berakhir terlalu penasaran dan menanyakan alasan di balik senyum Aeli malam ini.

"Kenapa tersenyum terus?" Tapi Aeli malah terkejut.

"Astaga, kau mengagetkanku Val. Seharusnya kau tidak usah ikut saja untuk mengantarku ke penginapan" tegur Aeli.

"Mana bisa seperti itu? Dan jangan mengalihkan pembicaraan, beritahu aku kenapa kau terlihat senang sekali malam ini?"

"Kenapa ya? Aku juga kurang paham sebenarnya. Tapi keluargamu hangat sekali. Perasaanku jadi ikut menghangat. Aku menyukai suasananya. Ayah dan ibumu yang sangat bersahaja dan terlihat saling mencintai. Aku mengaguminya, keluargamu" jujur Aeli.

Tiba-tiba saja Val merangkul Aeli dan mengecup pelipis wanita itu secara singkat.

"Tidak perlu terlalu lama mengagumi ayah dan ibu. Nanti kita juga akan seperti itu. Kau dan aku"

Wajah Aeli seketika memerah. Val yang gemas sontak mencubit pipinya gemas.

"Jangan pegang-pegang. Tidak boleh" ucap Aeli mengusap pipinya.

"Tadi ku kecup kau tidak protes, sekarang kenapa kucubit saja protes?" Blush, semakin merah.

"Ma-maksudku jangan memegang wajahku sembarangan, tanganmu kan tidak bersih, nanti kulitku bisa iritasi, kulitku sedikit sensitif" rasanya Val sudah mau tertawa kencang melihat betapa kikuknya Aeli.

"Berjerawat pun kau tetap cantik sayangku" ah, Aeli pun sudah tidak tahu semerah apa wajahnya, dan kini jantungnya berdegup kencang.

Aeli pikir, tidak sehat memang berlama-lama berdekatan dengan seorang Valdemar.

"Jangan begitu" sahut Aeli lemah tanda kekalahan.

Val tertawa kencang dan mengacak rambut Aeli lalu mengantar gadis itu masuk ke kamarnya.

👑

Malam itu Aeli kembali tidak bisa tidur. Ingin tidur tapi hatinya risau. Baru kali pertama dalam kehidupannya ia ingin tidur tapi tidak bisa, sampai fajar ternyata telah menyingsing.

"Deli? Sudah bangun belum?" Suara itu terdengar jelas di pendengaran Aeli karena bahkan gadis itu tidak tidur, ia terjaga semalaman.

"Sudah, biarkan aku bersiap sebentar sebelum kepulanganku" kata Aeli.

"Ibu sudah menunggu dengan ayah di meja makan. Ia memasak untukmu karena ia tahu kau akan pulang hari ini, Deli. Cepatlah bersiap dan aku menunggumu di bawah"

Aeli pergi bersama Val untuk makan pagi bersama ayah dan ibu. Sekali lagi Aeli memperhatikan dengan seksama kemesraan dan kehangatan keluarga ini seperti ini adalah kali terakhir Aeli akan melihat mereka.

"Nak, beri kabar pada Val ketika dirimu sudah sampai rumah dengan selamat, ya?" Ah, Aeli paham, ayah ingin dirinya mengirim surat untuk Val.

"Luangkan waktu saja, Deli. Ibu akan menunggumu kembali main ke sini" Aeli tersenyum menanggapi kedua orangtua Val itu.

"Baik, ayah-ibu" jawab Aeli apa adanya.

👑

Siang itu Aeli kembali ke istananya bersama kereta kuda yang menjemputnya. Masih terngiang dalam bayangnya ketika Val mengantarnya naik ke dalam kereta kuda miliknya.

"Aku akan merindukanmu, bahkan sekarang sudah merindukanmu. Cepat kembali ya? Aku sungguh menyayangimu"

Ah, akankah ada lagi pria semanis Valdemar dalam kehidupannya? Egoiskah Aeli jika menginginkan Val menjadi miliknya?

Tapi begitu ia turun dari kereta kuda itu, Aeli segera tahu apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dipikirannya tadi.

"Aeli, astaga. Kemana saja kau? Aku mencarimu sejak kemarin, kau tahu akhir minggu ini aku akan pulang ke kerajaanku, tapi kau malah menghilang, bukannya tetap di sisiku" ah, iya.

Aeli hampir saja terlena dengan lelaki tampan bernama Valdemar dan melupakan kalau takdirnya itu.

"Ander?" Ya, Ander adalah laki-laki yang sudah disiapkan untuk dirinya.

Laki-laki yang akan ia nikahi untuk kelangsungan kerajaan mereka. Laki-laki yang ditakdirkan untuk bersama dengannya.

"Iya, Aeli? Kau tampak kurang sehat, mau ku antar ke kamarmu?" Benar, ini adalah kehidupan Aeli yang sesungguhnya.

Dengan Ander yang mendampingi. Dengan Ander yang akan selalu di sisi. Dan akan selalu begitu untuk seterusnya.

"Terima kasih, Valdemar. Kau telah hadir dalam hidupku walau hanya memberikan kebahagiaan semu layaknya bunga tidur. Tapi aku tak lagi Aeli yang sama sejak bertemu denganmu. Aku mengenal kata cinta yang sesungguhnya ketika bersamamu"

👑

140622

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang