Aeli berusaha bersikap baik-baik saja. Aeli berusaha melupakan segalanya. Aeli dan Val lebih memfokuskan diri pada Alena. Mereka sedikit canggung karena Aeli tidak menjawab selamat pagi dari Val tadi. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan tidak berbicara sama sekali dengan suaminya.
"Alena anak mama sudah makan belum?" Aeli yang sudah bersiap segera pergi ke kamar Alen di susul oleh Valdemar.
"Maaf Princess, Putri Alena belum mau makan" ucap pengasuh Alen.
"Anak nakalnya papa. Sini papa kiss dulu" Val segera menggendong Alena dan Aeli meminta pengasuh Alen untuk keluar dari kamar Alen.
"Sayangnya mama kenapa tidak mau makan? Kita makan sambil jalan-jalan di taman, ya?" Bayi pertama Val dan Aeli itu mengangguk di gendongan papanya seolah mengerti.
Val segera membawa Alen keluar kamar dan Aeli meminta pengasuh Alen untuk membawakan makanan Alen ke taman.
"Ayo berangkat princess" Val menggendong Alena di pundaknya sambil menggenggam kedua tangan mungil Alena sehingga bayi itu seperti mau terbang.
"Val! Astaga pelan-pelan dan hati-hati" tapi lagi-lagi Alena malah tertawa, karena mamanya memarahi papanya.
👑
"Pintar anak papa" kata Val setiap Alen menerima suapan dari Aeli.
Sebisa mungkin Aeli yang selalu menyuapi Alena, maka dari itu Alen juga sering menolak makanan jika bukan mamanya yang menyuapinya.
"Kalau mama dan Alen terpisah karena Alen harus tinggal di sini sama grandpa. Alen harus mau makan tanpa mama, ya?" Alen hanya memberikan puppy eyes pada sang mama.
Val hanya memerhatikan interaksi Alena dan Aeli karena bayinya itu tidak lagi ingin di gendong ketika melihat rerumputan hijau. Ia langsung minta turun dan berlari mengitari halaman dengan Aeli yang mengejarnya di bantu Valdemar jika istrinya mulai kelelahan. Tapi ternyata matanya menangkap yang tidak ditangkap yang lainnya. Panah itu jelas mengarah pada Aeli yang sedah fokus menyuapi Alena. Tidak ada waktu lagi bagi Val untuk berteriak atau bahkan memperingati Aeli. Ia juga tidak mungkin mendorong Aeli karena jika terjatuh, bayi mereka jadi taruhannya. Sehingga bisa Val hanya memeluk Aeli yang sedang berjongkok menyamai tinggi dengan Alena. Val memeluk Alen dari belakang dan menerima panah beracun itu tepat di bahu kanannya.
"Sudah ku bilang. Aku akan melindungimu" setelah berkata demikian Val segera jatuh dan Alena menangis.
Aeli ikut menangis karena melihat darah yang Val tanggung untuk melindunginya. Penjagaan segera mengetat dan prajurit langsung melindungi Alena juga Aeli dan Val takut jika ada serangan lagi. Dokter segera di panggil dan perawat membantu memindahkan Val ke kamar Aeli.
"Bangun, Val. Aku tidak mengizinkan kau untuk tidur sekarang" jujur mata Aeli sendiri sudah mau terlelap tapi di situasi genting seperti ini untuk berkedip pun rasanya ia tidak sanggup.
"Princess bisa meninggalkan kami sebentar untuk memberi kami ruang mengobati Pangeran Val" Aeli belum juga melepaskan tautan tangannya dengan Valdemar sedari suaminya itu terjatuh.
Pangeran Vincent yang mendengar kabar ini segera menghampiri kamar Aeli dengan Putri Steffi untuk membujuk anaknya.
"Ayah tahu ini berat. Tapi jika kau tetap di sini, akan membahayakan buat Val yang tidak segera ditangani. Kau juga harus istirahat sayang. Syok tidak baik untuk kandunganmu. Biarkan dokter bekerja, ayah akan memenggal mereka jika sesuatu terjadi pada Val. Kau juga harus menenangkan Alena yang menyaksikan semuanya. Kita ke kamar Alen saja ya?" Aeli yang seperti sudah tidak bernyawa hanya mengikuti ayahnya yang menuntun dia.
👑
Benar saja ternyata Alena juga sedang menangis di kamarnya. Tapi untuk menenangkan bayi pertamanya saja Aeli tidak mampu. Sekarang karena terlalu banyak pikiran perutnya keram hebat dan tiba-tiba darah kembali mengaliri kaki jenjangnya.
"Ayah, sakit" Aeli mencengram bajunya di bagian perut sebelum pengelihatannya menggelap.
Steffi sangat kalut dan segera memanggil dokter yang biasa menangani Aeli dan Alena untuk datang ke kamar Alen. Menantunya ditangani dokter yang biasa menjahit luka di kamar Aeli dan sekarang Aeli ditangani dokter yang biasa mengurusi penerus tahta dari sejak kandungan sampai kanak-kanak di kamar Alena. Jujur ia sangat kalut dan pusing.
"Bagaimana keadaan Princess Adelaide?" Tanya Steffi mengkhawatirkan anak dan cucunya.
"Princess tidak boleh lagi berjalan dan memiliki pikiran yang berat. Saya sarankan ia untuk bed rest atau kita harus merelakan calon penerus yang baru berusia empat bulan" Vincent segera memegang kepalanya karena pusing dan Alena yang terus menangis.
"Pangeran Vincent! Pangeran Valdemar sudah sadar!" Ajudannya terburu-buru berlari dan menyampaikan berita.
Vincent menitip Alena dan Aeli pada Steffi sementara ia menghampiri Valdemar.
"Di mana Aeli? Apa ia terluka?" Vincent mengusap wajahnya kasar.
Baru siuman dan diperban. Menantunya yang masih terlihat pucat karena kehilangan banyak darah dan masih terkena efek racun sudah sibuk mencari anaknya.
"Tentu ia terluka. Ia pendarahan dan disarankan untuk bed rest. Jika terjadi hal seperti ini lagi pada Aeli, kalian harus merelakan bayi kalian yang baru berusia empat bulan" Val segera menangis dengan keras dan menggeleng.
"Jangan sakiti bayi kami. Aku mohon. Bunuh saja aku. Semuanya salahku" mendengar begitu Vincent naik pitam dan mencekek Valdemar dengan sebelah tangannya.
"Apa maksudmu! Jelaskan bodoh!" Val yang sudah susah bicara karena tercekik tetap berbicara menjelaskan.
"Aku menemui wanita yang menyukaiku sejak kecil. Tidak pernah ada niat lain padanya kecuali pertemuan singkat sambil mengingat masa laluku yabg belum mengenal kerajaan. Tapi ternyata aku malah membangkitkan keinginan wanita itu untuk memilikiku, ia mengancam akan menyakiti Aeli dan Alena. Ku pikir ia tidak serius. Tapi ternyata aku masih juga gagal melindungi keluarga kecilku" sebenarnya timbul simpati dari Vincent, tapi ia tetap kesal dengan menantunya ini.
"Siapa namanya?" Tanya Vincent pada sang menantu.
"Aku mohon ayah jangan menyakitinya" menantu tololnya ini bahkan menggadaikan nyawa anak dan cucunya demi menyelamatkan seorang wanita sinting.
"Siapa namanya! Aku tidak suka mengulangi pertanyaanku, bajingan!" Teriak Vincent menggelegar.
"Selda. Selda Frank" ucap Val pasrah, ia tahu melindungi Selda bukanlah hal yang tepat sekarang.
"Lancar sekali kau mengucapkan namanya. Nama wanita yang hampir membunuh putri dan calon cucuku dan kau malah membelanya. Kenapa juga aku begitu idiot memberimu permata hatiku yang berharga. Kau tidak pantas untuk menjadi suami Aeli dan tidak juga pantas disebut seorang ayah bagi Alena dan adiknya. Setelah aku menangkap penjahat wanita ini. Aku yang akan menyerahkan surat perpisahan kau dan anakku ke Vatikan. Tidak perduli apa keputusan Aeli. Sudah cukup semuanya"
👑
260323
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Sleeping Princess
FanfictionSeorang putri kerajaan yang sukanya hanya tidur dan selebihnya berlatih balet atau belajar untuk menjadi seorang penerus tahta yang baik, sampai pada saat ia diajak bermain di pasar luar kerajaan, ia menemukan seorang permata yang menarik minatnya u...