Val duduk di pinggiran tempat tidurnya sambil melipat tangan dengan cemas. Sesekali menggigit kuku ibu jarinya karena merasa ayahnya terlalu lama. Lalu setelah satu jam, baru pintu kamarnya terbuka.
"Sudah lama menunggu?" Ejek ayahnya melihat wajah Val yang kalut.
"Kenapa ayah lama sekali?!" Val sudah sangat sewot dibuatnya.
"Ayah sedang melatih kesabaranmu. Agar kau lebih menghargai waktu ke depannya. Coba kau bayangkan betapa sabarnya Aeli membuatmu yang acuh tak acuh jadi kembali memandang dirinya seorang" Val kembali terpikir, ia memang sungguh jahat pada saat itu.
"Jadi? Saran dan strategi dari ayah apa? Aku menunggu" Val sudah berdiri menuju mejanya mengambil tinta untuk mencatat.
"Tidak ada" Val dibuat tercengang dengan ucapan ayahnya.
"Ayah serius membuatku menununggu dengan harapan kosong?" Ayahnya sudah hampir tertawa melihat ekspresi lucu Valdemar.
"Tadinya ingin ku bilang iya, karena kan aku sedang mengajarkanmu kesabaran. Tapi ya sudahlah, lagi pula aku hanya bercanda. Aku ingin tahu reaksimu saja. Kemari, nak. Biar ayah bisikkan rencana kita" Val mendekatkan pendengarannya pada sang ayah yang berbisik.
Setelahnya Val malah langsung terdengar marah dan sangat tidak setuju.
"Ayah gila?! Ayah memintaku mengencani Selda?!" Ayahnya menarik telinga Val untuk kembali mendekat.
"Aku belum selesai bicara anak bodoh!" Ayah kembali membisikkan kelanjutan rencananya yang membuat Val sedikit tersenyum.
"Tapi ayah yakin akan berhasil, kan?" Sejujurnya ayahnya ingin tertawa sekali lagi kenapa anak satu-satunya ini memiliki beragam ekspresi lucu.
"Jika ku katakan pasti berhasil, nanti kau terlalu banyak menaruh harapan padaku dan akan terlalu banyak kecewa jika tidak berhasil, ayah hanya bisa mengatakan kalau kita tidak mencobanya, bagaimana mungkin kita bisa mengetahui apakah rencana ini akan berhasil atau tidak?" Ayahnya menaikkan kedua bahu tidak memberikan kepastian.
"Jadi? Menurut ayah berapa persen tingkat keberhasilannya?" Tanya Val mencari penguat argumen dari rencana ayahnya itu.
"65%? Ingin ku bilang 100% tapi semua kan tergantung bagaimana kau menjalankannya" setidaknya tingkat keberhasilannya lebih dari 50% kan?
"Baiklah, aku akan mulai strategi ayah secepatnya" ayahnya memberikan anggukkan sebelum meninggalkan Val di kamarnya.
👑
Aeli sendiri sekarang hanya memfokuskan dirinya, Alena, dan calon Adik Alen yang akan lahir sekitar tiga sampai empat bulan lagi. Ia tidak ingin memikirkan Val karena ia takut akan menangis dan membuat kesehatannya menurun. Ia tidak mau membahayakan bayi di dalam kandungannya lagi. Ia masih jelas mengingat pesan Val untuk menjaga anak-anak mereka sementara Val tidak di sisinya. Tapi ayahnya segera mengundang Sander untuk datang ke kerajaan dan menemani Aeli juga Alena.
"Pangeran Sander. Ada yang ingin ku bicarakan sebelum kau bertemu Aeli" Sander segera mengikuti Pangeran Vincent ke ruang kerjanya.
"Sepertinya ada hal serius yang ingin Pangeran Vincent katakan?" Vincent memberikan anggukkan pasti.
"Tapi aku ingin apa yang kau dengar dalam ruangan ini, cukup berhenti di ruangan ini saja" Sander cukup paham bahwa pembahasan mereka akan bersifat rahasia.
"Aku bersumpah atas nyawaku dan negeriku" Vincent kembali memberikan anggukkan.
"Pertama-tama, aku ingin bertanya. Apa kau masih menyukai putriku? Adelaide?" Jujur ditanya seperti itu dengan ayah dari wanita yang ia cintai membuatnya sedikit terkejut.
"Bukankah Aeli sudah kembali bersama Grand Duke Luxembourg, Pangeran Vincent?" Sander kembali memastikan.
"Aku tidak menanyakan Grand Duke gadungan itu. Yang ku tanya apa kau masih mencintai putriku? Princess Adelaide?" Sander memberikan anggukakan.
"Aku bahkan mencintai Alena juga" kini Vincent mengangguk lagi.
"Ku beri tahu satu hal padamu. Surat pembatalan pernikahan Aeli dan Valdemar sudah jadi. Mereka sudah resmi berpisah secara agama. Hanya saja demi kepentingan kerajaan kami, maka berita ini tidak disebarkan" jujur Sander cukup kaget mengetahui fakta baru ini.
"Jadi, apa yang bisa saya lakukan untuk Pangeran Vincent?" Sander segera berlutut dengan satu kaki seolah siap menerima titah.
"Kau mau menikah dengan putriku? Untuk sekarang, cukup buat dia nyaman dan sayangi juga bayi dalam kandungannya. Nanti kita akan sebarkan berita perlahan kalau bayi yang dikandung oleh Aeli adalah bayimu. Kau sanggup dengan konsekuensi ini?" Sander hanya mengangguk.
Steffi yang tidak sengaja mendengar obrolan itu hanya semakin sakit hati dengan Vincent. Bagaimana bisa ayah dari anaknya itu membuat putri satu-satunya mereka dan kerajaan ini menjadi seorang pelacur? Memiliki satu anak dengan suami pertamanya Pangeran Luksemburg dan hamil dengan Pangeran Denmark ketika berstatus masih istri dari seorang Pangeran Luksemburg.
"Vincent yang sekarang bukan lagi Vincent yang ku kenal" tapi untuk sekadar menegur suaminya atau menyampaikan hal ini pada Aeli juga ia tidak mampu.
Steffi hanya bisa membuat Aeli tetap nyaman dan fokus pada kehamilannya. Agar anaknya itu bisa selalu sehat dan tidak memiliki banyak pikiran yang berujung kematian pada cucunya atau bahkan Aeli sendiri.
👑
Sudah satu bulan dan rumor tentang Aeli juga Sander belum tersebar. Setidaknya Steffi merasa aman untuk Aeli. Val juga mengunjungi Aeli dan Vincent memberikan izin, entah apa yang sedang merasukinya. Satu pesan dari Val yang Aeli dengar dengan baik.
"Mungkin nanti kau akan mendengar rumor buruk tentangku. Tapi percayalah saja, itu hanya kabar burung. Aku akan tetap selalu mencintaimu dan anak-anak. Tolong jaga hati dan dirimu sampai aku datang menjemput kalian lagi, ya?" Aeli hanya bisa merindukan suara Val saat berbincang dan memberitahunya dengan hangat seperti itu.
Hari-hari biasanya mereka hanya bertukar pesan sesekali, karena Aeli yakin Val pasti sibuk. Yang tidak Aeli tahu, Val sibuk dengan Selda, sibuk memenangkan hati Selda. Hanya saja kabar buruk itu belum sampai ke telinga Aeli.
Val yang terus mengirimkan pesan pada saat ia sempat, ia mengingatkan Aeli selalu betapa ia mencintai Aeli dan anak-anak mereka dan mengingatkan Aeli agar tidak percaya berita buruk tentang dirinya jika Aeli mendengarnya, malah kini dikagetkan oleh berita buruk yang ia terima.
"Val! Apa maksud berita yang beredar ini?! Apa benar bayi yang Aeli kandung bukan milikmu tapi milik Pangeran Sander dari Denmark?" Tanya Ayah Val panik berlari ke ruang kerja anaknya.
Jujur Val seperti terhantam badai ketika jauh seperti ini dan Sander yang memang sudah ada sejak sebelum Val kemarin berhasil mendapatkan Aeli lagi, cukup membuatnya juga ikut curiga dan termakan berita, belum lagi saat ia tidak ada Aeli tiba-tiba saja hamil ketika ia pulang kembali ke Liechtenstein, membuat cerita itu seakan rampung.
"Ayah tahu Aeli tidak seperti itu, kan? Aku percaya padanya, bayi di kandungannya anakku"
👑
310323
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Sleeping Princess
FanfictionSeorang putri kerajaan yang sukanya hanya tidur dan selebihnya berlatih balet atau belajar untuk menjadi seorang penerus tahta yang baik, sampai pada saat ia diajak bermain di pasar luar kerajaan, ia menemukan seorang permata yang menarik minatnya u...