Princess: 40

369 29 2
                                    

Pagi itu di Luksemburg diwarnai oleh tangis rengek keramaian dari pangeran kecil yang menagih janji pada sang papa.

"Kata papa kalau Aali tidur semalam, Aali akan punya adik baru? Sekarang Adik Aali mana? Kenapa belum ada?! Huah! Papa bohong!" Aali berteriak menangis mengelilingi ruang tengah Kerajaan Luksemburg.

"Sayang, adik kan tidak bisa di beli seperti ketika Aali mau membeli mainan. Papa harus membuatnya dulu dengan mama" Valdemar dengan perkataan cerobohnya.

Tapi hal itu membuat Aali berhenti menangis dan menghampiri papanya.

"Terus kenapa lama, pa? Kan papa bisa buat sama mama segera! Aali mau cepat pa!" Aali mulai merengek dan menarik-narik celana panjang papanya.

"Tapi tidak bisa langsung jadi juga, sayang! Harus menunggu sembilan bulan baru bisa lahir" ah perkataan Val jadi kemana-mana sementara Aali tidak kunjung mengerti.

Tiba-tiba kegaduhan bertambah karena ajudan yang membawakan barang-barang Aeli dan Alena masuk, diakhiri dengan Aeli dan Alena yang ikut masuk.

"Ma! Cepat pergi buat adik untuk Aali, kata papa, kalau Aali mau adik, harus dibuat sama papa dan mama"mata Aeli segera menatap sinis pada Valdemar.

Suaminya itu hanya bisa mengangkat bahu sambil memberi senyum kotaknya.

"Tapi kan kalau dibuat tidak langsung jadi, Aali! Lagi pula mama harus mengandung sembilan bulan, kau tidak kasihan dengan mama?" Ucap Alena memarahi sang adik.

"Kenapa Aali mau sekali punya adik? Memang Kakak Alen tidak cukup?" Tanya Aeli yang berakhir menggendong Aali.

"Kakak Alen galak, mama. Kakak Alen tidak sayang Aali. Dan adik bayi milik Daddy Sander sangat lucu. Mama berikan satu untuk Aali ya? Aali janji akan sayang mama dan adik bayi nanti" ucap Aali merayu mamanya.

"Tapi benar kata kakakmu, Aali. Papa bisa buat tapi tidak bisa langsung jadi" ucap Valdemar mendekat dan dihadiahi cubitan di perutnya dari Aeli.

"Kakak tidak jahat dan kakak sayang Aali. Kakak ke kamar dulu" ah, anak perempuan Val dan Aeli itu sangat irit bicara dan malu mengungkapkan perasaan sayang, entah turunan siapa.

"Pokoknya Aali mau saat Aali ulang tahun, adik bayi Aali sudah jadi! Aali tidak apa kok tidak terima hadiah tahun ini, asal Aali dapat adik baru, boleh ya ma?" Ucap Aali lagi.

"Mama usahakan ya?" Aeli hanya mampu berkata demikian.

"Pastikan adiknya perempuan ya ma! Alen sudah lelah punya adik laki-laki yang sangat aktif" ucap Alen yang ternyata masih bisa mendengar ucapan mamanya.

"Kalau yang ini, biar papa yang usahakan sayang!" Ucap Val semangat.

Sementara Aeli menjadi pusing, tinggal kurang dari empat bulan lagi Aali ulang tahun, sementara kehamilan kan tidak bisa dikontrol maunya kapan, kehamilan adalah pemberian kepercayaan dari Tuhan.

"Jangan menjanjikan apa yang tidak bisa kita tepati, Val" ucap Aeli mengingatkan.

"Kita tinggal berusaha, sayang. Atau kau cukup diam dan biarkan aku yang bekerja untukmu" Val memberikan senyuman terbaiknya.

Aeli hanya menggelengkan kepalanya heran, jika masalah menambah anak saja, Val sangat semangat seperti Aali yang meminta adik.

"Kau tahu kedua kehamilanku tidak memiliki masa yang baik, bagaimana bisa kau membuatku membayangkan semua kepahitan itu? Lagi?" Aeli sedikit menyentil ulu hati Valdemar.

"Mama, Aali sudah lapar. Aali belum sarapan. Mama masih lama mengobrol dengan papa?" Tanya bocah manjanya.

"Tadi papa suruh sarapan tidak mau" sahut Valdemar.

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang