Princess: 30

134 24 0
                                    

Aeli tidak berani membohongi ayahnya, esok pagi ia segera menghantar kepergian Valdemar ke Luksemburg.

"Ayah, Val mau pamit" ucap Aeli membuka ruang kerja ayahnya.

"Untuk apa?" Ucap Vincent menutup berkas yang tengah ia baca.

"Untuk meminta beberapa hal, ayah" ucap Val yang sudah menyerobot masuk ke dalam ruangan.

"Val" ucap Aeli geram karena persetujuannya, Aeli akan membujuk ayahnya terlebih dahulu.

"Memangnya kau punya hak?" Tanya Vincent.

"Sebagai penguasa Luksemburg aku berhak menutupi masalah rumah tanggaku, sehingga aku mohon walaupun perpisahan terjadi jangan sampai ada yang tahu selain keluarga inti kita. Lalu, seperti janji ayah pada saat menahan Alena di sini, maka aku sebagai ayahnya akan memiliki hak untuk menemuinya kapanpun aku mau" tentu Val sedang menuntut haknya sekarang.

"Ayah, aku juga berpikir sependapat dengan Val, bukankah citraku juga buruk jika ketahuan bercerai dengan Val? Lagi pula Alen tetap butuh ayahnya saat ia tumbuh kembang" ucap Aeli membela.

"Itu kesepakatan lama, saat kau masih menantuku. Lagi pula ada Sander yang sudah biasa menemani Alen sejak kecil. Kau tidak bisa sebebas itu keluar masuk kerajaanku dan menemui anak cucuku" telak dari Vincent.

"Berarti ayah setuju untuk menutupi perpisahanku dengan Aeli? Jika demikian aku tentu masih punya hak di mata rakyat untuk tetap bersanding dengan Aeli di waktu-waktu tertentu" tekan Valdemar.

"Ayah, setidaknya izinkan Val untuk menemaniku lahiran nanti. Saat Alen lahir, Val mendampingiku. Lagi pula adik Alen nanti akan menjadi penerus kerajaan Luksemburg" ah, Vincent selalu lemah jika Aeli yang meminta.

"Kita lihat nanti, yang jelas aku tidak sudi melihat wajahmu dalam beberapa waktu ke depan" putus Vincent.

"Ayah sudah berjanji tidak akan menyebarkan perpisahanku dengan Aeli. Maka aku juga akan menepati janjiku dengan ayah untuk pergi dari kerajaan ini" ucap Val.

Aeli sudah siap menangis dan Val memeluknya dengan mesra, memberikan kecupan-kecupan manis dari puncak kepala hingga wajah mantan istrinya itu.

"Val, ingat aku menunggumu. Jangan terlalu lama untuk kembali" ucapan Aeli membuat Vincent semakin geram.

"Jangan cium anakku! Kau tidak berhak! Sekali lagi kau sentuh dia, aku yang akan menemaninya melahirkan adik Alen, bukan kau, anak sialan!" Tapi Val seolan menulikan ucapan Vincent.

Val berlutut menyamakan tingginya dengan perut Aeli yang berisikan buah cinta mereka.

"Anak papa baik-baik ya di dalam. Jangan lupa sama papa walau papa akan jauh sementara waktu. Tolong jangan menyusuhkan mama dan selalu lindungi mama selama papa tidak bersama kalian ya. Jagoan papa harus kuat" Val mengakhiri kalimatnya dengan mencium perut Aeli dan memberikan beberapa usapan.

"Baik papa, papa juga hati-hati di jalan dan cepat jemput kami, ya" ucap Aeli menirukan suara anak kecil.

Sesungguhnya bohong jika Vincent tidak tersentuh. Tapi mengingat berapa banyak anak laki-laki tidak tahu diuntung itu sudah menyakiti anak perempuan satu-satunya.

"Ku bilang jangan sentuh anakku, bodoh!" Vincent sungguh masih terbakar emosi.

"Aku hanya berpamitan dan mencium anakku, Pangeran Vincent. Aku pergi bukan untuk menghilang. Aku akan datang lagi, jadi nantikanlah kedatanganku" Val sekali lagi memeluk Aeli dan mengucapkan betapa ia mencintainya lalu meninggalkan Aeli bersama ayahnya di ruang kerja itu dengan sunyi.

👑

Sekembalinya Val ke kerajaannya juga bukannya ia dapat dukungan dari ayahnya, tapi malah makian semakin banyak ia terima.

"Aku menyuruhmu membawa pulang menantu dan cucu cantikku, bodoh. Tapi kau malah membawa pulang surat perpisahan dengan keadaan Adelaide sedang mengandung penerus kerajaan ini. Kau sebenarnya punya otak tidak?" Ya ampun, bagaimana juga Val mau mengelak.

"Maka dari itu aku minta bantuan ayah untuk membuatku kembali menjadi suami Aeli. Kita bisa lamar dia lagi kan, ayah? Aku ingin bersama istri dan anakku" ayahnya menggeleng bingung dengan situasi yang di hadapi mereka sekarang.

"Kalau sudah begini aku harus apa? Kenapa juga kau bodoh sekali? Kau baru sadar kalau Aeli dan anak-anakmu itu penting? Sebelum Aeli keluar dari kerajaan ini karena tindakan kekanak-kanakanmu itu, otakmu ada di mana sebenarnya? Sebelum Alena di tahan di Liechtenstein? Apa isi pikiranmu? Sebelum mertuamu mengirimkan surat pembatalan pernikahan kalian, kau sebenarnya memiliki kesadaran atau tidak sih? Jujur, jika aku adalah Ayahnya Aeli, aku juga melakukan hal yang sama dengan Vincent. Bagaimana mungkin aku terima anak perempuanku yang berharga di sakiti laki-laki tidak jelas sepertimu. Bahkan jika aku jadi Vincent, sedari awal aku tidak mengizinkan Aeli menikah dengan laki-laki sepertimu. Vincent hanya tidak tahu saja dan menuruti semua permintaan putri kecilnya. Kalau bukan kerajaan Luksemburg yang kaya raya dan anaknya yang menyukaimu, apa kau pikir Vincent akan menikahkan Aeli dengan laki-laki tidak jelas sepertimu? Percaya diri sekali. Setelah kehilangan kepercayaannya, kau ajak aku untuk berpikir? Di mana tingkat kewarasanmu, nak?" Ayahnya sangat terpancing emosi dengan tingkah anak semata wayangnya yang baru ia temukan dua tahun lalu.

Ayahnya pergi dari ruang kerjanya meninggalkan Val sendiri yang masih mencoba berfikir. Tapi tidak bisa, di pikirannya ia hanya perlu memenjarakan Selda dan kembali pada Aeli, entah bagaimana caranya, ia juga harus memenangkan kembali hati Vincent, karena kalau Steffi dan Alena, kedua wanita itu menerima di, atau setidaknya mereka tidak menolak keberadaan Val. Jadi Val kembali mengejar ayahnya.

"Ayah, tolong aku sekali ini saja. Aku tidak tahu harus apa. Tolong berikan aku saran maka aku akan menurut pada ayah seumur hidupku. Aku janji" ucap Val yang entah mengapa menghentikan langkah ayahnya saat menuruni tangga itu.

Ayahnya berbalik menghadap Val dan menemukan kesungguhan juga kejujuran pada mata anak laki-lakinya itu.

"Kau serius dengan perkataanmu? Akan menurutiku seumur hidupmu? Dengan risiko apapun yang ku perintahkan?" Val mengangguk berkali-kali dengan cepat.

"Mulai sekarang aku tidak akan membantah, tidak akan melawan, tidak akan membuat ayah kesal, hanya akan menurut, tidak akan menyakiti dan membuat Aeli sedih lagi. Tidak akan menyakiti dan membuat Alena menangis, begitu juga adiknya nanti. Aku juga akan menjauh dari Selda, kita bisa penjarakan dia nanti setelah aku menemukannya. Dan hidup hanya untuk kerajaan ini juga keluargaku" kali ini ayahnya yang mengangguk setuju.

"Itu baru anakku. Tunggu di kamarmu. Nanti ayah ke sana memberikan misi pertamamu. Biar ayah beristirahat sebentar sambil memikirkan strategi kembali memasukkanmu ke dalam keluarga Liechtenstein" Val segera berbinar dan masih memberikan anggukkan.

"Terima kasih banyak ayah. Aku mencintaimu" Val bergegas menghilang ke kamarnya.

👑

300323

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang