Princess: 37

178 26 0
                                    

Ayah Val juga sengaja menetap di Liechtenstein untuk menunggu kelahiran penerusnya. Dan semua itu kini tidak sia-sia. Cucu laki-laki yang ia tunggu lahir dengan sehat sempurnya.

"Aeli memang tidak pernah membuat ayah kecewa, terima kasih banyak ya menantuku yang cantik" ucap Ayah Val mengusap peluh pada wajah Aeli.

Aeli tersenyum, begitu juga Val. Bedanya, Val merasa tersindir dengan ucapan ayahnya. Ia tahu, Aeli yang membanggakan ayahnya dan dia hanya anak yang selalu membuat ayahnya kecewa.

"Ayah mau gendong Adalrich?" Tanya Val yang tengah menggendong bayi laki-lakinya.

"Jadi namanya Adalrich? Mirip dengan Adelaide" sahut Vincent ikut bahagia.

"Halo kakek semua, ini Adalrich, kalian bisa memanggilku Aali" ucap Aeli menirukan suara anak kecil sambil mengusap sayang rambut Adalrich yang sudah tersisir rapih.

"Ayah mau gendong, Val!" Ucap Ayah Val yang langsung mengambil alih.

"Hati-hati, ayah! Aali masih sangat kecil!" Ucap Val memperingati.

"Kami tahu, kami juga pernah menggendong kalian saat sekecil ini" ucap Vincent membela besannya.

Dan para kakek itu akhirnya sibuk mengagumi cucu laki-laki pertama mereka.

👑

Val dan Aeli pada akhirnya berhasil mengusir rumor buruk bahwa Adalrich adalah anak Pangeran Denmak. Val dan Aeli bahkan membawa Adalrich untuk berkeliling Liechtenstein dengan kereta kuda terbuka, seperti parade ketika keduanya baru menikah. Rakyat yang berhasil melihat ketampanan bayi berusia dua hari itu hanya mampu mengucapkan, wajah pangeran kecil itu sungguh mirip dengan Valdemar. Apalagi rakyat setempat benar-benar mengenal wajah Val kecil yang tampan.

"Ayah sudah berhasil membuat Vincent berubah pikiran" ucap Ayah Val memamerkan kebolehannya pada Val ketika anaknya itu baru pulang bersama Aeli dan Aali.

"Aku mengizinkan Alena untuk sesekali menginap di Luksemburg. Tapi ingat, kediaman Alena adalah Liechtenstein. Karena ia adalah penerus tahta kami" ucap Vincent dengan tegas.

"Terima kasih, ayah. Kalau begitu setelah Aeli pulih, izinkan kami berempat pulang ke Luksemburg untuk mengumumkan kelahiran Aali" ucap Val.

Aeli tersenyum menghangat. Benar, mereka sekarang berempat. Ia sudah menjadi ibu dari dua anak ketika usianya dua puluh dua tahun.

"Aeli sayang ayah" ucap Aeli lalu mengecup sayang pipi ayahnya.

👑

Aeli tidak sabar menantikan perjalanannya ke Luksemburg, ia kali ini akan membawa Alena kembali ke kota kelahirannya, mengingkari janjinya sendiri karena saat marah dulu, ia bahkan tidak sudi membawa Alena kembali ke Luksemburg.

"Sebelum Alena naik tahta di Liechtenstein, tetap cantumkan Luksemburg di namanya, bisa kan Aeli? Begitu juga sebaliknya pada Aali" ucap Ayah Val meminta dengan hati-hati.

Ayah Val tentu akan menghargai keinginan Aeli apapun keputusannya, karena Ayah Val tahu, di lihat dari sisi manapun, yang bersalah tetap anaknya, Valdemar. Maka apapun yang Aeli lakukan, Ayah Val selalu membela dan mendukung Aeli lebih dari Valdemar. Tapi kali ini, bolehkan ia mengutarakan permintaannya sebagai seorang kakek?

"Baiklah, kita bisa memperbaharui gelar anak-anak menjadi pangeran dan putri dari Luksemburg dan Liechtenstein" ucap Aeli dengan hangat.

Ia tahu, masalah ini memang seharusnya dari awal tidak boleh menjadi keputusannya seorang.

"Terima kasih, sayang" ucap Valdemar mengecup pelipis Aeli.

👑

Sesampainya di Luksemburg, Val hanya menunjukkan Aali pada masyarakatnya melalui balkon, sama persis dengan kelahiran Aeli dulu. Kalau kata Val, begitu adalah adat kerajaan mereka, lagi pula rumor mengenai Aeli tidak terlalu tersebar di sini. Dan mereka akan tampil di publik dalam acara lainnya, Val hanya tidak mau kondisi Aeli dan anak-anak yang kelelahan karena perjalanan menjadi semakin lelah karena memuaskan mata masyarakatnya atas penerus kerajaan mereka.

Saat sudah malam, Aeli kembali mengkhawatirkan segalanya. Mungkin dulu saat berbahagia dengan Val, ia tidak memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi, tapi kalau sekarang?

"Val, bagaimana kabar Selda?" Ah, akhirnya Aeli menanyakan hal itu, padahal Selda diadili di kerajaannya tapi saat itu Aeli tidak ingin tahu menahu.

"Jangan khawatirkan dia, sayang. Dia sudah dihukum seberat-beratnya dan tidak akan mencelakakan keluarga kita lagi" ucap Val lalu memeluk Aeli agar Aeli bisa tidur dan bersandar pada dada bidangnya.

"Aku hanya takut. Apa kau akan meninggalkanku lagi? Apakah akan ada Selda yang lain lagi? Sekarang bukan hanya ada aku dan perasaanku. Atau bahkan bukan cuma ada Alena di antara kita. Kau sadar betul anak kita sudah dua kan, Val? Aku hanya khawatir" jujur, jika emosi Val sedang tidak stabil bisa saja ia marah dan tersinggung.

"Aku tidak bisa menjanjikan hanya ada kebahagiaan tanpa rintangan pada pernikahan kita, nyatanya pernikahan seumur jagung kita sudah melalui banyak sekali halangan kan? Aku juga tahu kalau mengembalikan kepercayaan seseorang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, Aeli. Aku sadar aku sedang membangun rumah tangga dan memiliki anak-anak yang ku sayangi bersamamu. Aku yang menginginkan kehadiranmu dan anak-anak. Maka, yang bisa ku berikan adalah kehadiranku dan seluruh hidupku pada kalian" jawab Valdemar dengan senyum.

Aeli yang berkaca-kaca menatap Valdemar dan tidak menemukan kebohongan di mata suaminya itu.

"Maka aku juga akan percaya satu kali lagi padamu, Val. Atau mungkin ribuan kali lagi? Kau tahu betul aku selalu luluh dengan wajah dan perkataanmu itu, karena aku begitu mencintaimu. Tapi di setiap luka yang kau toreh, bukan tidak sakit rasanya, Val. Aku hanya berusaha menguburnya, menelannya, dan bertahan. Agar tetap bisa di sisimu" ucap Aeli begitu sedih.

Jujur Val tahu ia telah gagal menjaga hati mungil milik kesayangannya. Ia juga tahu kalau ia sesungguhnya tidak pantas untuk terus diberikan kesempatan oleh Aeli.

"Kau perempuan yang baik, sayang. Sesungguhnya aku memang tidak pantas mendapat kata maaf darimu, tapi kau lagi-lagi masih menerimaku kembali di hatimu. Aku bahkan tidak bisa lagi berjanji ini dan itu, aku takut kembali menyakitimu dan perasaanmu. Tapi, tolong maafkan perasaan egoisku yang memintamu untuk tetap menjadi pendampingku. Maafkan aku yang egois karena mencintaimu dan menahanmu untuk tetap di sini. Tetap bersama seseorang yang tidak kompeten ini" jujur Val juga sedih, kenapa Aeli yang begitu baik harus terjebak untuk hidup dengan laki-laki serba kurang sepertinya.

"Aku tidak memintamu berubah. Aku menyukai kau yang mencintaiku. Maka tunjukkanlah rasa cintamu, jangan hanya melalui perkataan. Dan jangan buat aku menyesal telah memilihmu, mulai dari jangan memaki dan merendahkan dirimu sendiri. Buat aku bangga karena bertahan denganmu, Valdemar. Yang terakhir, ku harap kau tidak membicarakan masa lalu lagi. Aku tidak mau membahasya lagi denganmu"

👑

090323

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang