Princess: 8

256 47 16
                                    

Val dan Aeli tersenyum dipersatukan dan dipertontonkan sebagai pasangan dan calon tunangan oleh Ayah Val pada sore hari ini. Semarak tidak hanya berhenti di istana, tapi kabar bahagia telah tersebar ke penjuru bumi dan turut berbahagia.

"Mungkin aku pernah menyukaimu, tapi yang ku sukai adalah Deli. Hanya dirinya, bukan Aeli atau Adelaide seorang putri kerajaan Liechtenstein. Dan mungkin jika ada kesalahan di dalam hidupku, satu-satunya adalah mencintaimu yang ternyata tidak lebih dari seorang pembohong" ucap Val sebelum meninggalkan Aeli pada gedung kerajaannya sendirian.

Perasaan Aeli mendengar perkataan itu sangat kacau, gejolak di perutnya bukan karena kupu-kupu yang berterbangan. Rasanya mual dan ingin muntah hanya karena tatapan itu sangat membencinya. Ketakutan tidak dicintai lagi oleh orang yang ia inginkan. Terjebak di dalam hubungan yang tidak ada kata cinta sebagai pemersatunya.

"Apakah aku harus menyerah saja, Val? Tapi kenapa perasaan ini begitu egois untuk tetap mendapatkanmu" juga hatimu.

Aeli menyusul pelan langkah Val untuk kembali keluar ke halaman melanjutkan pesta ulang tahun miliknya. Walau kata ceria telah hilang dari kamusnya.

👑

Hari terus berjalan persiapan pertunangan mereka dibuat begitu meriah dan akan dilaksanakan di Luksemburg ketika ulang tahun ke 20 sang pangeran. Ayah Val, Grand Duke Luxembourg sudah kembali ke negaranya membuat Val kerap pulang balik ke Liechtenstein untuk mempersiapkan pertunangannya yang sepertinya tidak ia inginkan, Aeli menyimpulkan demikian, karena sampai detik ini, belum juga lagi ada senyum yang timbul di wajah Valdemar, padahal sudah 3 bulan terlewati.

Persiapan memang lama, karena ingin mempersembahkan yang terbaik dan termegah mengingat Luksemburg adalah negara terkaya di Eropa. Aeli telah berjanji pada Grand Duke Luxembourg untuk berkunjung ke Luksemburg bersama Val pada akhir musim panas, sekaligus menampakkan diri pada rakyat Luksemburg sebagai calon Princess Luxembourg karena menikahi pangeran mereka, Valdemar.

Ketika hari itu datang, ia duduk bersebelah dengan Val di atas kereta kuda untuk menempuh perjalanan jauh. Tapi tak juga ada kata dari Val untuknya. Seperti Aeli tidak pernah ada di sana. Hati kecilnya terluka, belum pernah ada orang yang berlaku seperti ini padanya sebelum Val. Tiba-tiba saja air mata Aeli luruh.

"Kau menangis? Ada apa?" Bukan nada cemas yang keluar dari mulut Val, malah nada jengkel yang membuat Aeli semakin sedih dan berbuat nekat pada akhirnya.

Aeli mengambil wajah Val untuk menatap mata merah berair miliknya, lalu sepersekon kemudian, Aeli menempatkan bibirnya pada bibir Valdemar. Ia mulai memberikan kecupan dan lumatan, belum juga ada balasan dari bibir pria itu. Isakan Aeli semakin kencang dan berakhir menggigit bibir Val sebelum ia perlahan mundur untuk menyudahi ciuman sepihak darinya itu.

Tapi ia salah. Entah bisa dikatakan berhasil atau tidak, Val mendekap Aeli agar tidak menjauh dan membuat bibit Aeli kembali pada bibir miliknya. Kali ini biarkan Val yang memulai dan membalas perlakuan nakal Aeli tadi. Inginnya, Aeli tidak membalas kecupan Val seperti ia diperlakukan tadi. Tapi lagi-lagi Aeli terbuai dan malah mengalungkan lengannya pada leher prianya untuk memperdalam ciuman mereka sampai paru-paru mereka menuntut oksigen baru mereka berhenti melakukan kegiatan panas itu.

"Aku mencintaimu, Val. Aku tahu ini kesalahan fatal ketika membohongimu masalah latar belakangku, tapi" belum selesai Aeli berbicara, Val sudah kembari mencumbuinya, tidak selama tadi, singkat tapi bermakna dalam.

"Tidak perlu kau bahas. Aku tidak ingin mendengarnya" jika Aeli pikir ciuman mereka menyelesaikan segalanya, nyatanya tidak.

"Baiklah Val, maaf"

👑

Perjalanan memakan waktu, walau Aeli sudah sering melatih diri untuk tidak terlalu sering tertidur, tapi di dalam kondisi ini ia tidak bisa. Karena jika di kerajaannya ia bisa mencari kesibukan dan bercengkrama dengan banyak staff kerajaan. Sedangkan di dalam kereta kerajaan milik Val ini. Ia hanya bisa diam karena Val juga tidak ingin memiliki percakapan dengannya, maka dari itu Aeli tertidur, dan tanpa sadar merebahkan kepalanya pada pundak Val yang ia rindukan.

Sebenarnya Val berusaha untuk tidak perduli, tapi hatinya menjerit ketika kereta kudanya seperti menyandung batu yang cukup bersar sehingga membuat kepala Aeli hampir terjatuh.

"Bisakah kau membawa kereta ini lebih hati-hati lagi?" Teriak Val yang dijawab kata maaf oleh sang prajurit yang mengendarai kereta kudanya.

"Maafkan saya, pangeran. Apakah pangeran dan putri baik-baik saja?" Entah mengapa Val kesal dan jantungnya masih berdegup kencang takut Aeli tadi benar-benar terjatuh.

"Fokus saja berkendara, jangan sampai terulang lagi"

"Baik, pangeran. Sekali lagi maafkan saya" Val menghembuskan nafas dengan kasar sebelum menjawab prajuritnya.

"Iya, kali ini tidak masalah" dan Val memilih menyanggah kepala Aeli ketimbang Aeli terjatuh karena peristiwa tadi.

Perlahan senyum malu-malu timbul di wajah Val. Walau Aelinya sedang tertidur, ia tetap membuang wajahnya ketika tersenyum. Ia tidak ingin sampai Aeli memergoki senyuman manis miliknya. Sebenarnya, semua asumsi Aeli itu salah. Val masih dan terus mencintai Aeli sepanjang masa ini, hanya saja terkadang rasa kesal di hati Val mengenai latar belakang Aeli yang terlambat ia ketahui itu, membuat ia buta akan cintanya dan malah menimbulkan amarah pada Aeli, begitu juga dengan latar belakangnya sendiri sekarang, ia seolah menyalahkan Aeli atas pertemuan dirinya dan ayah kandungnya yang ternyata seorang Grand Duke of Luxembourg.

Val membenarkan posisi kepala Aeli sehingga kembali bersandar pada bahunya, sambil sesekali tetap menahakn kepala Aeli dan memberikan belaian lembut yang menunjukkan betapa ia menyayangi wanita yang terlelap di sisinya ini.

Tapi Aeli malah terusik dan berakhir terbangun dan menegakkan dirinya untuk duduk tanpa bersandar pada Valdemar.

"Maafkan aku, pangeran" Aeli sengaja memanggilnya dengan gelar resmi karena mengingat percakapannya tadi, mengenai Val yang tidak membalas pernyataan cintanya dan membuat semuanya mebjadi begitu rumit.

Tapi Val malah membalasnya dengan senyum dan mendekap Aeli sejenak sebelum mengarahkan kepala Aeli kembali pada pundaknya.

"Tidak apa, sayangku. Tidurlah sebentar lagi, ya? Perjalanan kita masih panjang dan hal ternyaman bagimu di sini adalah pundakku, kan?"

Jujur Aeli terkejut mengenai perubahan sifat dan sikan Valdemar padanya.

"Pangeran serius dengan perkataan pangeran?" Val memasang wajah cemberut.

"Jangan panggil aku pangeran. Panggil aku Valdemar. Sayangmu seorang. Kau boleh menyebutku begitu" Aeli mengangguk pasti dan segera mengambil lengan Valdemar untuk ia peluk.

"Aku mau. Aku lebih suka memanggilmu Val atau sayang ketimbang pangeran. Aku mengaku salah sayangku. Tolong maafkan aku ya? Dan satu lagi, jangan dingin lagi kepadaku, aku takut Val"

👑

301022

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang