Princess: 22

130 23 0
                                    

Val sempat menanyakan apakah Aeli ingin pulang ke kerajaannya saja? Untuk menerima perawatan lebih baik lagi? Dibandingkan hanya tinggal di penginapan kecil milik keluarganya.

"Tapi aku belum mau pulang, kau tega membuat aku yang belum sehat menaiki kereta kuda yang terus berguncang?" Coba ingatkan Aeli siapa yang kemarin sudah mengemasi barangnya dan ingin pulang?

"Tadinya ku pikir ingin mengajakmu dan Alena untuk berlibur ke Malbun" Val sengaja memancing Aeli walau ia pun serius ingin berlibur bersama keluarga kecilnya, untuk lebih saling mengenal satu sama lain.

"Aku mau!" Benar kan? Kalau pulang tidak mau, kalau liburan siapa yang bisa menolak?

"Kita istirahat beberapa hari lagi di sini sampai kondisimu membaik ya, sayang?" Tentu Aeli bersifat kooperatif dari pada tidak jadi liburan, ia memberikan anggukkannya.

"Malam ini, aku mau tidur dipeluk dengan benar olehmu, bukan hanya kau peluk dari belakang sambil meminta maaf seperti malam ini" Aeli memasang puppy eyes maut miliknya.

Val segera mengacak anakan rambut Aeli, astaga jadi malam itu ia tertangkap basah ya? Makanya Aeli marah sekali paginya sampai mereka hampir berpisah.

"Iya, aku akan memberikan lenganku untuk kau jadikan bantalan. Aku akan memberikan diriku untuk kau peluk dengan leluasa. Aku, diriku, hatiku, jiwaku, nafasku. Milikmu" Aeli kini sudah bisa mengembangkan senyumnya dengan sempurna.

Sedari awal memang Aeli tahu, masalah rumah tangga mereka bukanlah orang ketiga, melainkan internal sifat satu sama lain. Atau penyesuaian sikap Valdemar terhadap lingkungan baru. Aeli paham betul Val bukan anak yang dibesarkan dengan banyaknya peraturan seperti dirinya yang sejak lahir sudah disiapkan menjadi penerus, Val dari dunianya yang bebas pasti merasa sangat terkekang dengan tuntutan kerajaan yang ia rasa baru, bertepatan dengan masuknya ia juga ke dalam bahtera rumah tangga yang tentu belum pernah ia cobai sebelumnya.

"Aku tahu itu, Val. Saat kau pergi minum ke bar dan meninggalkanku sendirian di penginapan ini, ibu menemaniku seharian dengan Alena. Aku berusaha menahan tangisku karena tidak mau Alen mengira aku sedang sedih walaupun memang aku sedang sedih, tentu. Ibu banyak bercerita untuk mengalihkan rasa sedihku, aku tahu itu. Ibu bercerita betapa manis dan lucunya kau sejak kecil. Dan ibu juga bilang" ah, Val tahu, pasti rahasia kecilnya juga sudah dibongkar oleh sang ibu.

"Aku sangat ingin bertemu dengan putri cantik kerajaan ini. Putri yang dibanggakan seluruh negara, putri satu-satunya kerajaan Liechtenstein yang kecantikkannya diakui seluruh dunia. Aku yang selalu maju paling depan ketika ada kereta kerajaan lewat berharap melihat putri itu. Aku yang selalu berusaha melihat apa isi dalam kerajaan yang menyimpan keindahan putri tunggal Pangeran Vincent dan Putri Steffi. Aku yang tidak pernah berpacaran karena terlalu larut akan penungguanku terhadap putri cantik kerajaan Liechtenstein yang kebaikkannya sudah tersebar seantero Vaduz. Itu aku, yang sudah mengagumimu sejak awal. Bodoh kan, aku? Setelah mendapatkanmu yang seberharga itu malah ku hancurkan dan sia-siakan. Maaf ya, sayang?" Kini Aeli yang langsung berhambur memeluk Val.

"Astaga, ternyata pepatah before you came into my life, i missed you so bad itu benar adanya ya? Jangan buat aku sedih lagi, Val. Aku juga tidak suka sih melihatmu bersedih belakangan ini. Jadi, seperti katamu. Mari kita berbahagia mulai sekarang. Aku tahu mungkin kau pada awalnya tidak menyetujui pernikahan yang terkesan mendadak ini, kita juga masih belum terlalu mengenal satu sama lain. Aku juga akan banyak bercerita mengenai siapa aku yang mungkin belum kau ketahui. Aku ingin melahirkan bayi kedua kita dengan penuh cinta dan suka cita, jangan seperti aku melahirkan Alena dengan kesakitan dan kesedihan. Bisa kan, Val?" Val mengangguk dalam pelukan Aeli, ia kan sudah berjanji menyanggupi semua permintaan istri cantiknya.

👑

Malam itu, Val mendekap Aeli dengan mesra. Mereka sudah bersiap untuk tidur. Aeli yang bersandar pada lengan kekar sang suami sibuk memeluk Valdemar dan sesekali mencium dada bidang milik suaminya. Seperti ia merindukan sekali saat-saat ini. Merindukan hal yang sebelumnya hanya menjadi bayang, belum pernah menjadi nyata. Tapi kini semuanya ada di hadapan matanya. Valdemar nyata, bahkan wangi tubuhnya saja sekarang menjadi hal terfavorit indra penciumannya, feromonnya ya, bukan pewangi yang biasa dikenakan Val di bajunya. Bahkan Aeli tidak suka wewangian seperti itu, karena menutupi bau feromon Valdemar :)

"Jadi, coba sekarang kau ceritakan dulu masa kecilmu yang membuatku mati penasaran" ucap Val mengecup puncak kepala Aeli.

"Jangan bicara sembarangan, kalau kau mati aku dan anak-anak bagaimana? Aku belum siap jadi janda anak dua, Val. Apa kau siap melihat ayah menikahkanku dengan pangeran dari kerajaan Denmark itu?" Aeli sengaja tidak menyebut nama Sander agar Val tidak terlalu terpancing emosi.

"Sayang? Kau tahu aku tidak suka pria itu? Tentu aku normal aku tidak suka pria manapun dan hanya menyukaimu, tapi aku juga penasaran, kenapa kau bisa sampai sedekat itu dengan Pangeran Sander" ucap Val jengkel yang membuat Aeli terkekeh kecil.

"Jadi, aku ceritakan singkat ya. Seperti yang kau tahu, ayah dan ibunda hanya punya aku. Aku tidak memiliki adik ataupun kakak. Jadi sedari kecil memnag aku sudah dijaga dengan sangat baik dan diberikan pendidikan terbaik untuk meneruskan tahta di negeri ini. Tapi aku punya satu kelemahan, seperti yang kau juga tahu, aku mudah sekali mengantuk dan tidak bisa mengontrol rasa kantukku. Maka aku tidak pernah diizinkan keluar kerajaan sampai pertama kalinya aku keluar dengan Sander dan malah bertemu denganmu di pasar. Kalau dengan Ander, saat aku masih kecil, kalau tidak salah ulang tahunku yang ke enam, Sander tiba-tiba menyelinap ke depan kamarku, ia mengajakku bermain tanpa tahu aku Putri Adelaide yang berulang tahun hari itu, aku juga tidak tahu kalau ia Pangeran Denmark yang menghadiri pesta ulang tahunku, jadi aku merasa ia lancang tidak memanggilku dengan gelar, tapi setelah ia menjelaskan kalau ia juga seorang bangsawan, pada akhirnya kami sepakat untuk saling memanggil tanpa gelar, sejak saat itu juga aku dan Sander sering bermain, lebih tepatnya ia sering sekali menyambangi kerajaanku, menemaniku bermain, mengetahui kelemahanku, menjagaku seperti seorang kakak, melewati sebagian besar tumbuh kembang kami bersama, maka dari itu banyak yang berasumsi kalau Liechtenstein akan berbesan dengan Denmark, tapi kenyataannya aku pun tidak pernah menaruh hati pada Ander, aku malah jatuh cinta pada pandangan pertama, dengan pria yang kutemu di dunia luar saat pertama kali"

👑

220323

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang