Princess: 10

230 40 6
                                    

Ketika dihadapan rakyat. Val akan menggenggam erat tangan Aeli dan sesekali mencium punggung tangan sang istri dengan sayang. Menatapnya dengan cinta. Memberikan kecupan hangat dan mesra yang membuat rakyat Lukseburg ikut menyayangi Aeli, karena begitu perkawinan terbaik yang mereka lihat. Pangeran penerus tahta kerajaan ini mencintai penerus tahta Liechtenstein, maka mereka juga akan melakukan hal yang sama.

"Tidak sulit kan? Mendapatkan simpati dari rakyatku?" Bisik Val masih dengan senyum.

Terkadang Aeli masih menyimpan harap di dalam hati kecilnya. Bolehkah sandiwara yang Val mainkan di hadapan umum menjadi hal yang sesungguhnya? Ia ingin dicintai sekali lagi dengan benar oleh Valdemar, bukan hanya untuk mencari perhatian dari rakyatnya. Tapi cinta yang dulu Val berikan ketika mereka bukan seorang kerajaan seperti sekarang.

"Terkadang aku masih berharap kalau kau memperlakukanku seperti ini, bukan hanya di depan rakyatmu" ucap Aeli yang membuahkan senyum sinis dari Val.

"Jangan bermimpi siang-siang, Deli. Tidak baik. Sebentar lagi kita akan pulang, aku tahu kau pasti sudah melantur karena mengantuk" Val tahu, sebentar lagi waktu tidur Aeli, ia masih mengingatnya dengan jelas, masih memperhatikannya dengan sayang, hanya saja perkataannya tetap menyakiti hati sang puan.

👑

"Kalau begitu aku tidur dulu" perkataan Aeli setelah memasuki kamar tidurnya.

Val dan Aeli memiliki kamar sendiri dengan connecting door sebagai penghubung, selayaknya peraturan kerajaan. Aeli masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum pergi ke dunia mimpi, mungkin sementara perlakuan dan cinta dari Val bisa ia raih dalam mimpi. Setelah membersihkan dirinya, Aeli mematut diri di depan kaca, melihat lebam-lebam hasil kekerasan suaminya semalam lebih cepat memudar dari perkiraannya, padahal ia juga tidak merasa mengobati luka-luka itu, toh sekarang Aeli sudah benar merasa lelah, rasanya untuk menangis juga ia tidak mampu.

Aeli keluar dari kamar mandi dengan bathrobe nya. Val yang baru saja melepas beberapa kancing kemejanya melihat sang istri dengan rambut basahnya, bagian dada yang sedikit terbuka, dan kaki jenjang indah yang masih sedikit berair.

"Apa kau tertarik mengulang kegiatan kita semalam?" Val menghampiri Aeli sambil membuka kemejanya.

Aeli menggeleng, tapi ia tahu pendapatnya juga tidak akan didengar, kan? Val kembali menggempur dirinya tanpa ampun. Entah harus Aeli nikmati atau tidak? Tapi perasaan Aeli, Val memperlakukannya lebih lembut siang ini ketimbang tadi malam.

"Boleh aku minta satu hal Val?" Tanya Aeli ketika kegiatan siang mereka selesai.

"Apa sayang?" Benar kan? Val melembut.

"Temani aku tidur siang ini. Aku tidak ingin tidur sendirian" setelah itu Aeli tertidur.

Aeli tertidur mungkin karena sudah jam nya dan kelelahan dibuat oleh suaminya. Yang tidak Aeli ketahui adalah, Val melakukan aftercare untuknya. Itu alasan mengapa lukanya semalam cepat sembuh. Begitu juga luka yang baru ditoreh siang ini.

"Aku akan menemanimu tidur. Akan selalu begitu, Deli. Mungkin aku juga akan terus menyakitimu, tidak tahu sampai kapan" Val mengobati Aeli dan mengecup wanitanya sebelum ia pergi untuk membersihkan diri.

👑

Aeli menghabiskan waktu seperti itu, menjadi putri kerajaan yang baik, menjadi istri yang melayani suaminya dengan loyalitas walau sakit yang selalu ia dapat. Nyatanya, meninggalkan kerajaannya adalah pilihan yang buruk. Sampai suatu malam ia menyadari, kalau ternyata Valdemar mengobati dirinya dengan hati-hati bahkan sesekali mengusap air mata sedih melihat luka yang ia buat sendiri terhadap istrinya. Setelah Val meninggalkan Aeli, baru Aeli membuka matanya dan berucap walau tak terdengar suaminya.

"Kenapa harus memperlakukanku dengan buruk kalau nyatanya kau menyayangiku sebesar itu, Val?" Aeli menangis, karena ia rasa baru saja ia mampu menghapus perasaannya untuk Valdemar, tapi lagi-lagi luluh hanya karena perbuatan suaminya di kala ia tertidur.

Satu bulan pernikahan mereka berlalu. Di pagi ini Aeli sudah disibukkan dengan rasa mual yang sangat mengganggu. Ia absen dari makan paginya dan memilih tidur sampai hampir jam makan siang. Dentuman pintu terbuka mengagetkan Aeli dari tidurnya.

"Apa yang kau lakukan, Deli?! Kenapa tidak makan pagi?!" Tebak siapa?

"Aku bahkan tidak bisa beranjak dari tempat tidurku, Val. Air putih juga tidak bisa masuk ke lambungku. Aku selalu muntah dari pagi, aku juga lelah" Aeli mengeluh dengan tangis rengekan.

Val memerhatikannya dengan seksama, benar. Wanitanya lebih pucat dari biasanya dan hal ini membuatnya semakin marah.

"Kenapa tidak panggil dokter?!" Val langsung memarahi pelayan Aeli dan menyuruh mereka memanggil dokter terbaik kerajaan.

Tidak butuh waktu lama, dokter terbaik di negeri itu datang untuk memeriksa putri mahkota kerajaan Liechtenstein yang sekarang juga jadi putri mahkota kerajaan Luksemburg.

"Tidak ada sesuatu yang buruk, kan?" Tanya Aeli memastikan ketika dokter selesai memeriksanya.

Tapi dokter itu malah bersimpuh di hadapan Valdemar sambil menjawab.

"Selamat, yang mulia. Anda akan segera jadi ayah. Negeri ini akan mendapatkan penerus tahta" entah mengapa mendengar hal itu senyum Valdemar menguar.

Diikuti oleh seluruh pelayannya yang bersimpuh memberi hormat, mereka juga meneriakkan ucapan selamat.

"Selamat pangeran dan putri atas kehamilannya" sekarang Aeli yang memijat pelipisnya, benarkah ia bahkan sekarang harus menanggung kehamilan?

"Tolong jadwalkan pertemuanku dengan ayah, aku ingin memberitahu langsung kabar gembira ini" ucap Val pada ajudannya yang langsung menghilang di balik pintu untuk mencari Grand Duke.

"Val, bisa suruh mereka keluar?" Tanya Aeli yang langsung dianggukki Valdemar.

"Kalian keluarlah, Putri harus istirahat dan bayi kami juga butuh istirahat" ucap Val membuat semua pelayannya pergi.

"Sekarang bagaimana?" Tanya Aeli.

"Bagaimana apanya?" Val bertanya kembali.

"Aku hamil, Val" tegas Aeli.

"Ya, aku juga tahu. Dokter mengatakannya tadi" Val mulai merasa jengkel.

"Kau masih tidak mau mencintaiku dengan benar?" Aeli kembali memastikan.

"Apa maksudmu?" Val semakin kesal.

"Aku tahu kau masih mencintaiku. Aku tahu kau selalu mearawatku dengan baik setelah kita bercinta. Aku tahu kau terkadang menangis saat mengobati luka di tubuhku yang kau sebabkan. Lalu sekarang aku tengah mengandung anakmu, Val. Anak kita. Apa kau masih ingin berdalih dan berbuat kasar padaku?" Aeli sungguh sudah tidak bisa menahan semua pertanyaan di benaknya.

"Kau melindur. Lebih baik makan dan tidurlah. Jaga calon penerus tahta kita dengan baik. Ia hanya janjin. Anakmu, Deli. Bukan buah cinta kita. Camkan itu" Val ingin keluar dari kamar itu tapi suara Aeli menghentikannya.

"Bukankah anak ini hadir karena kau mencintaiku? Bukankah anak ini bisa tumbuh di dalam rahimku karena kita saling mencintai, Val?" Aeli sudah kembali menangis histeris.

"Berhenti menangis, itu bisa membahayakan calon penerus"

👑

100323

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang