Val mulai merasakan banyaknya kerinduan yang menyerang tepat pada lubuk hatinya yang terdalam. Hari-hari sudah terlewati seperti sedia kala pasalnya, hari-hari tanpa Deli yang menyinari. Padahal jika dihitung-hitung, dari 20 tahun usia hidupnya, Deli hanya mewarnai kurang dari 3 hari saja pada kenyataannya. Kenapa bisa sekacau ini perasaannya sekarang?
"Sebenarnya kau di mana, Deli?" Ya, tanpa kehadiran Deli di sisi, hari berganti.
Sementara, di belahan bumi yang sama, sesungguhnya Aeli juga merindukan pangerannya. Bukan, bukan pangeran yang sungguh-sungguh seperti Ander. Tapi Val, ia sebut pangeran karena sekarang, ia seperti memiliki hal yang tidak bisa digapai, ia seperti dibalikkan oleh fakta, tidak bisa memiliki Val padahal ia seorang putri kerajaan yang seharusnya bisa mendapatkan apapun dengan mudah. Kenapa Val? Kenapa ia tidak bisa diraih membuat Aeli seperti merasa menjadi seorang rakyat yang menginginkan untuk bersanding dengan pangeran. Kenapa Val membuatnya memiliki perasaan ia adalah seorang rakyat biasa ketika sebenarnya tidak demikian, Val yang sesungguhnya adalah rakyat Aeli, bukan Aeli yang menjadi rakyat Val di sini.
"Apakah rindu itu boleh terucap? Pangeranku? Ah, ia sebut lagi pangeran impiannya yang tidak bisa ia raih.
👑
Aeli disibukkan oleh perayaan yang akan datang, dengan tamu undangan yang harus ia pikirkan matang-matang pada ulang tahunnya yang akan datang. Tentu kerajaan-kerajaan terdekat bahkan sampai yang terjauh sekalipun sudah mulai mengirimkan hadiah. Aeli sendiri sudah hafal betul siapa saja yang harus ia undang dan siapa saja yang akan datang, karena tentu, hanya tamu yang memiliki undangan yang bisa mengikuti pesta ulang tahun Aeli di dalam istana, sementara pesta rakyat diadakan di pekarangan. Yang bahkan di sana Aeli tak pernah ada.
Tunggu, sepertinya tahun ini ia harus menambahkan seseorang ke dalam list undangannya. Bisakah? Benarkah seperti ini? Akankah Val terkejut dan malah menjauhinya ketika tahu kalau Aeli ternyata adalah Princess Adelaide pemilik bumi Liechtenstein? Tapi jika tidak dicoba, tidak akan tahu, kan?
"Aeli? Kenapa diam seperti itu? Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?"
Kalau sudah panggilan nama yang bunda ucapkan, berarti Aeli bisa sedikit bermanja bertingkah seperti anak, bukan seperti pemegang tahta tertinggi kedua dalam kerajaan ini.
"Bun, boleh tidak Aeli tambahkan satu undangan tambahan?" Kening bunda merengut.
"Untuk siapa, nak?" Tanya Princess Steffi.
"Teman Aeli, boleh ya bun?" Aeli memasang puppy eyes nya dengan sungguh.
"Teman? Dari kerajaan mana? Sejak kapan Aeli punya teman selain Ander, nak?"
👑
Singkatnya kini Aeli dengan sumringah menandatangani undangan khusus yang akan ia kirimkan pada Valdemar. Mengingat setelah perdebatannya dengan bunda tadi, akhirnya ia diperbolehkan mengeluarkan undangan khusus.
"Teman Aeli yang Aeli temui di pasar saat itu, bun. Walau bukan dari kerajaan manapun, dia baik dan merupakan bagian dari kerajaan kita juga, kan?" Jawab Aeli.
"Tapi kan kau tahu aturannya sayang, rakyat diundang tanpa undangan resmi kerajaan dan hanya bisa di pekarangan saja, kau bisa memintanya hadir tanpa undangan kan? Karena undangan resmi menandakan pemilik undangan boleh memasuki kastil kerajaan kita.
Tentu Aeli tahu betul aturan itu, tapi ia tidak ingin mengundang Val tanpa undangan resmi.
"Bagaimana kalau undangan tanpa cap stempel, jadi nanti undangan khusus ini tetap dipekarangan, bunda. Hanya saja ia dapat undangan spesial dariku dengan hanya tanda tangan. Lagi pula nanti perayaan ulang tahunku yang ke 19, apakah bukan lebih baik aku juga menyapa rakyat dipekarangan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Sleeping Princess
FanfictionSeorang putri kerajaan yang sukanya hanya tidur dan selebihnya berlatih balet atau belajar untuk menjadi seorang penerus tahta yang baik, sampai pada saat ia diajak bermain di pasar luar kerajaan, ia menemukan seorang permata yang menarik minatnya u...