Princess: 25

155 27 14
                                    

"Jujurlah, Princess kau hanya takut Val meninggalkanmu untukku, kan?" Aeli sudah kepalang emosi, mengambil gelas itu dan menyiram wajah Selda dengan spontan.

"Jangan bermimpi" Val segera memegang bahu Aeli sambil berbisik.

"Sayang, redakan emosimu" tapi Aeli menggoyangkan bahunya untuk lepas dari sentuhan Val.

"Nah, dia membelaku, kan? Dari pada kau istrinya" ujar Selda sambil mendorong bahu Aeli hingga wanita itu terhuyung.

Untung Val cepat tanggap kembali memeluk Aeli dari belakang.

"Kau akan menyesal jika menyentuh istriku satu kali lagi, Selda! Aku sarankan pergi sebelum aku berubah menjadi sosok yang tidak pernah kau kenal" Val meninggalkan Selda sambil membawa Aeli, astaga Val tidak mau membayangkan bagaimana kalau Aeli jatuh tadi.

"Jangan pura-pura perduli padaku" ucap Aeli kembali ingin meloloskan diri.

"Kau juga. Jangan memancing emosiku di saat seperti ini, Aeli. Aku kesal wanita itu mendorongmu seperti tadi. Aku benar-benar perduli dan mencintaimu, kenapa kau terus-terusan tidak percaya padaku? Lalu yang mau kau percayai apa? Perselingkuhanku dengan Selda? Haruskah aku benar-benar melakukannya untuk memuaskan imajinasimu" Val berakhir jengah dan meninggalkan Aeli beberapa langkah di belakangnya.

👑

Sesampainya di penginapan Aeli segera membereskan pakaiannya, lagi. Val sudah sangat menyesal sempat membentak Aeli tadi.

"Aku mau pulang, terserah kau mau ikut apa tidak. Lagi pula aku akan aman jika tetap di dalam kerajaanku kan? Di kamarku yang nyaman dengan Alena. Mendapatkan perawatan terbaik sebagai penerus negeri ini. Jika kau serius dengan ucapanmu untuk berselingkuh. Jangan sampai kau menunjukkan batang hidungmu lagi di hadapanku" Aeli selesai membereskan barangnya dan Val sudah siap mengangkat barang-barang Aeli.

"Tentu aku ikut denganmu, aku tahu kau tak akan suka mendengar ini tapi maaf. Aku hanya sedang emosi tadi makanya berbicara seperti itu padamu. Aku mohon percayalah, Selda dan aku tidak memiliki hubungan apa-apa, sayang" ucap Val.

"Jangan sebut lagi nama wanita itu dan anggap saja aku percaya, walau sudah tidak tahu lagi di mana letak kepercayaanku dalam diri ini" Aeli berjalan terlebih dahulu sambil memegang Alena yang sedang ingin berjalan sendiri.

Val hanya mampu mengikuti dari belakang, kedua wanita kesayangannya. Sementara bajunya sendiri memang belum dibereskan. Ia mengantar Aeli dan Alena ke kereta kuda dan kembali mengemasi bajunya. Tapi ternyata sekembalinya Val, kereta itu sudah tidak terlihat.

"Ternyata seperti ini ya, rasanya diabaikan? Kau pasti dulu terluka sekali saat aku berbuat begitu ketika kau tinggal di kerajaanku" untuk marah pun sekarang Val tidak mampu.

👑

Val segera membeli kuda tercepat untuk menyusul Aeli dan Alena. Untungnya kereta kuda itu tidak berjalan cepat sehingga masih bisa Val kejar. Ia memerintahkan ajudan yang mengendarai kereta kuda itu untuk berhenti, mengikat kudanya dengan kuda yang memacu kereta mereka, dan masuk ke dalam kereta kuda yang berisikan istri dan anaknya.

"Papa" Alena segera ingin pindah ke pangkuan papanya.

"Anggap kau beruntung, Alena masih menginginkanmu" ucap Aeli membuang wajahnya tidak mau menatap Val.

Val yang memangku Alena sedikit bersyukur bayinya membuatnya tetap dekat dengan sang istri. Val memeluk Alen dengan satu tangan dan tangan lainnya ia gunakan untuk kembali membujuk Aeli.

"Terima kasih sayang. Aku tahu aku salah karena masih tidak bisa mengontrol emosiku. Aku akan pergi ke dokter jiwa untuk membantuku melakukan manajemen emosi. Jujur aku juga terluka harus bicara seperti itu padamu. Aku sedih karena kau terus-terusan tidak percaya padaku. Aku tahu mungkin juga tidak adil bagimu untuk terus memaklumi sifat dan sikapku yang aneh, tapi jika kau mau, bantu aku untuk sembuh ya?" Aeli menatap mata Val dan hanya melihat kesungguhan di sana.

"Kalau kau menemui Selda, maka di situ kita selesai" Val mengangguk menyanggupi.

"Jika aku bertemu Selda, aku akan mengajakmu seperti tadi. Kalau kau hanya tinggal di kerajaanmu untuk keamananmu dan Alen. Aku juga akan hanya ada di sana untuk melindungi kalian. Aku benteng rumah tangga kita kan? Walau mungkin tidak terlihat seperti kepala rumah tangga yang baik" Aeli hanya diam karena ia tidak ingin ribut lagi dengan Val, hati dan fisiknya sudah cukup lelah melalui segala kehidupan drama itu.

👑

Sesampainya di kerajaan, Aeli segera masuk ke dalam dan membiarkan Val menggendong Alena yang masih lekat dengan ayahnya.

Aeli masuk ke dalam kamar mandi kamarnya dan menangis, entah mengapa hatinya begitu sakit sejak semalam, tapi ia begitu berusaha menguatkan diri agar tidak terlihat lemah di hadapan Val.

Val sendiri sudah membaringkan Alena di kamar bayi itu sendiri dan menyusul Aeli ke kamarnya. Jujur begitu mendengar tangis Aeli yang begitu pedih ia juga merasa ulu hatibya diremat kuat-kuat.

"Sayang? Aku boleh masuk ke kamar mandi?" Val tahu Aeli jarang bahkan hampir tidak pernah mengunci kamar mandinya.

"Jangan" Aeli hanya mampu berkata satu kata itu walau tiba-tiba setelah mendengar suara lembut Val ia sangat merindukan berada di pelukan pria itu sambil mencium feromon kuat suaminya.

Val tetap masuk ke kamar mandi karena ia sudah belajar, tidaknya wanita adalah iya.

"Aku tahu kau tidak suka aku mengatakan ini lagi, tapi maaf ya?" Val membuat Aeli masuk ke pelukannya sekali lagi dan membuat ia merasa.

"Bagaimana aku bisa merelakanmu jika pelukanmu masih yang terhangat dan ternyaman. Bagaimana kau bisa tega meninggalkanku di saat hanya feromonmu yang begitu menyenangkan di indraku sejak mengandung anak keduamu. Coba jawab aku Val, aku harus apa dengan keadaan ini?" Val hanya bisa memberikan pelukan dan usapan pada Aeli sambil mengucapkan ribuan kata maaf.

👑

Karena ia masih sangat membutuhkan Val dan ia melihat juga kesungguhan pada diri suaminya itu. Mereka hanya menyelesaikan masalah mereka dengan ciuman hangat yang saling menguatkan satu sama lain, karena tentu mereka masih memikirkan bayi kedua mereka yang lemah, mereka tidak ingin menyakitinya jika mereka memilih untuk bercinta. Setelah melihat keseriusan tatapan Valdemar, sekali lagi Aeli memilih untuk tetap bersama suaminya itu dan melupakan segala hal pahit yang mereka lalui. Sehingga, pagi itu begitu Aeli membuka matanya. Masih wajah Val yang ia lihat di kedipan pertama.

"Selamat pagi sayang" Val menopang kepalanya dengan sebelah tangan sambil menghadap dan memberikan senyum terbaiknya pada sang istri.

Dalam pikiran Aeli, apakah ia akan melihat pemandangan ini setiap hari hingga tua dan mati, atau berapa lama lagi pemandangan ini bertahan untuk menjadi miliknya? Aeli tidak tahu.

👑

260323

Oh! My Sleeping Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang