Our Princess 16 :: Hari Terakhir

3.7K 222 0
                                    

Setelah sarapan, para siswa diperbolehkan untuk melakukan aktivitas bebas selama tidak masuk terlalu jauh ke dalam hutan. Kebanyakan memilih untuk mengadakan mini game setelah berkumpul bersama. Namun, bagi siswa yang mendapat jatah pekerjaan hari ini tentu akan melaksanakan tugas yang telah diberikan.

"Boseen!" Ayli, yang sedang duduk di anak tangga vila dengan kedua tangan menopang dagu, berseru pelan. "Main apaa gitu." Dia menoleh pada teman-temannya yang duduk di bangku teras.

"Mau gabung sama mereka?" Yuna menawarkan dengan tidak yakin, tangannya menunjuk singkat ke arah kumpulan siswa lain yang sedang bermain bersama. "Tapi gue males gabung sama mereka," imbuhnya dengan pelan.

"Gaess, kita jadi bolang aja!" Amaya memberi usul dengan semangat seraya bangkit dari duduknya. "Kan, kemarin kita belum jadi main di sungai. Ke sana aja, yuk! Gak terlalu jauh, arusnya juga gak deras."

"Gue mau!" Sebagai teman sefrekuensi Amaya, tentu Zelia akan ikut dalam usulannya. "Kalian gimana?"

"Ikut," jawab Shafea lalu ikut bangkit dari duduknya. Yuna, Nisa dan Ayli pun setuju dan bangkit dari duduk masing-masing. Kemudian mereka langsung meninggalkan teras vila menuju sungai yang tidak terlalu jauh dari daerah belakang vila.

Dengan mengikuti aliran sungai dari belakang vila, keenam gadis itu terus berjalan hingga memasuki hutan, tidak terlalu jauh seperti ketika menemukan bendera emas. Mereka hanya ingin mencari bagian sungai yang sedikit lebih dalam. Hingga akhirnya mereka berhenti sesuai arahan Amaya.

"Di sini pas, kita juga gak terlalu jauh dari vila daripada waktu nyari bendera," ucap Amaya sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Jangan main berlebihan ya, gaes. Tetap ingat kalau ini alam bebas, bisa ada bahaya. Batu kecil aja bisa jadi penyebabnya." Dia berimbuh dengan netra yang menatap teman-temannya satu per satu.

"Kalau gitu kalian boleh seneng-seneng sekarang!"

Amaya adalah orang pertama yang menceburkan dirinya ke dalam sungai. Jika saja sungai itu lebih dalam, pasti dia akan berenang dengan bebas di sana. Namun, karena tidak demikian, dia hanya bermain ke tengah sungai dan duduk di sebuah batu besar yang ada di sana.

Setelahnya Zelia yang menjadi kedua. Dia tidak mempedulikan pakaiannya yang basah kala menceburkan diri ke sungai dengan kedalaman setinggi pahanya itu. Kemudian yang lainnya juga menyusul, Ayli adalah yang terakhir karena dia melipat lengan bajunya terlebih dulu agar lebih bebas merasakan air secara langsung di kulitnya.

Langkah pertama diambil oleh Ayli. Air menenggelamkan dirinya sampai mata kaki. Dia melihat-lihat dulu sebelum mengambil langkah berikutnya agar kejadian yang sama tidak terulang. Bisa-bisa dia mengundang kekesalan teman-temannya karena bersikap ceroboh. Tidak, dia tidak mau. Mereka, kan, ingin bersenang-senang.

Sudah empat langkah yang diambilnya sehingga ketinggian air telah mencapai lututnya. Ingin melangkah lebih jauh untuk menghampiri Amaya dan Zelia yang berada di tengah sungai, tetapi sebuah tarikan kuat di tangan kirinya membuat tubuh Ayli seketika berbalik dan menabrak dada seseorang.

Javiar.

Seharusnya Ayli langsung tahu. Hanya laki-laki itu yang sangat sering menghalangi kesenangannya.

"Guru-guru tahu kalian main di sini?" Laki-laki itu bertanya dengan nada tajam, netranya menatap Ayli dan teman-teman gadis itu secara bergantian.

"Tahu, Kak. Tadi kita ketemu Bu Nada waktu mau ke sini." Zelia menjawab dengan tegas, mewakili teman-temannya yang masih terdiam di tempat masing-masing.

Ayli berdecak kesal kemudian mengeluarkan dirinya dari sungai. Javiar tentu langsung mengikuti langkahnya. "Maafin Ayli," ucap gadis itu pada teman-temannya. Dia merasa bersalah karena merusak suasana senang mereka dengan kedatangan tidak terduga Javiar. "Kalian lanjut aja mainnya, Ayli gak ikut lagi."

[✓] Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang