Our Princess 21 :: Sakitnya Si Gadis

3.8K 260 1
                                    

Karena hari ini adalah akhir pekan, kedua ayah dan anak itu menghabiskannya dengan berjalan-jalan santai mengelilingi kota sambil sesekali mampir ke tempat yang menarik perhatian si gadis. Sebenarnya pun acara jalan-jalan itu atas usulan seorang Ayli. Mereka banyak menghabiskan waktu di luar sehingga pulang saat langit mulai kehilangan penerangnya.

Makan malam baru saja mereka selesaikan. Selalu dalam keheningan, hanya ada suara peralatan makan dan piring yang beradu. Bu Nawa pun mulai mengosongkan meja makan dari piring-piring dan gelas yang telah selesai dipakai itu.

"Papa," panggil Ayli sambil menatap sang papa lurus. "Kemarin Ayli udah dapat formulir buat gabung ke English Club, tinggal butuh tanda tangan Papa."

"Iya, nanti Papa tanda tangan."

Detik berikutnya, ponsel yang berbunyi mengalihkan perhatian Sebastian. ID caller berupa 'Mama' membuatnya segera menerima panggilan yang masuk itu. Setelah beberapa saat berbicara, sambungan akhirnya terputus.

"Ayli, Oma minta buat nginap di rumah utama. Kamu mau?"

"Besok?"

"Kita jalan sekarang."

Gadis itu terdiam sejenak sambil menatap sang papa. Beberapa saat kemudian barulah dia mengangguk setuju. "Oke."

"Bu Nawa, saya sama Ayli bakal nginap di rumah utama, ya."

"Iya, Pak." Bu Nawa mengangguk singkat kemudian melanjutkan pekerjaannya. Membawa piring yang tersisa lalu mencucinya.

Sebastian dan Ayli pun langsung beranjak, tidak perlu mempersiapkan apa-apa, tetapi Ayli perlu kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel serta charger. Setelahnya kedua ayah dan anak itu keluar dan menaiki kendaraan beroda empat.

Karena jarak yang cukup jauh dari pusat kota, mereka tiba di rumah utama ketika hari telah semakin larut. Namun, Aram dan Sesya masih menunggu mereka di ruang tamu. Ada juga keluarga Gama di sana, membuat Ayli tanpa sadar mengembuskan napas lega. Dia bisa menghabiskan waktu bersama sepupunya nanti.

Ah, jangan lupakan bola bulu berwarna abu yang sedang bersantai dengan malas di samping Sesya.

Ayli melangkah cepat untuk menghampirinya, kemudian meraih kucing itu dan memasukkannya ke dalam dekapan. "Raveen!" Dia berseru kecil sembari menempelkan pipinya pada milik kucing berbulu abu itu. Tidak ada penolakan yang didapatnya dari kucing berjenis british shorthair itu. Tubuhnya yang terlihat gempal selalu berhasil membuat Ayli tertawa geli karena merasa lucu.

"Ayli, salam dulu! Kucingnya nanti." tegur Sebastian yang sudah duduk di samping ayahnya.

Dia mengangguk dengan patuh lalu menghampiri opa, oma serta Gama dan Nura. Setelah itu Ayli memilih untuk bergabung dengan kedua sepupunya yang asik di depan televisi beralaskan karpet.

"Nginep juga 'kan, Bas?" Gama bertanya pada adiknya itu.

"Iya, lagian gak mungkin aku biarin Ayli tidur malam kalau nunggu pulang lagi."

"Oh iya, bentar lagi ulang tahun Ayli. Udah mulai mikirin mau di mana? Aku punya teman yang baru buka resor di luar kota, di sana aja sekalian refreshing. Buat intimate party gitu," ucap Gama untuk memberi usul.

"Tapi Ayli mau undang temen-temen. Boleh?" Tiba-tiba Ayli menyusupkan diri dalam pembicaraan itu. "Yang deket-deket aja. Di rumah aja gak papa, kok. Taman belakang luas."

"Nggak, Ayli. Untuk yang keenam belas harus lebih bagus, dong. Apalagi sebelum-sebelumnya juga cuma adain acara keluarga aja." Sesya ikut-ikutan menimpali. "Nanti cari aja hotel dekat-dekat sini kalau kamu mau undang teman."

[✓] Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang