Our Princess 18 :: Pengumuman Menarik

3.5K 205 0
                                    

Sebuah usapan lembut dia rasakan di pipinya, kemudian di puncak kepalanya, disertai panggilan oleh suara yang tidak kalah lembut. Melanjutkan tidurnya pasti akan terasa lebih menyenangkan, tetapi dia tidak boleh melakukan itu di hari sekolah. Jadi, dengan gerakan malas selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada dia singkirkan, kemudian mengubah posisinya menjadi duduk. Setelah itu barulah berusaha membuka kelopak mata yang masih terasa berat.

"Masih ngantuuk," ucap Ayli dengan suara pelan dan terdengar serak khas bangun tidur.

"Emangnya semalam tidur jam berapa, Ay? Kamu begadang?"

Kepalanya bergerak, menggeleng pelan. "Ayli tidur kayak biasa, kok."

"Ya udah, sekarang mandi biar gak ngantuk lagi. Papa tunggu di ruang makan." Setelahnya Sebastian beranjak dari tepi ranjang milik sang putri dan meninggalkan kamarnya.

Setelah merasa tenaganya telah terkumpul, Ayli segera beranjak dan menuju kamar mandi. Dia tidak memerlukan banyak waktu untuk kegiatannya di dalam sana, hanya sekitar lima belas menit. Begitu keluar, tubuhnya terbalut jubah mandi berwarna pink pastel.

Dua puluh menit kemudian, Ayli telah siap dengan seragam putih-abu miliknya. Bersiap-siap sambil memainkan ponselnya untuk mengecek pesan yang masuk memang membuatnya menghabiskan waktu lebih lama. Setelah sepatu telah terpasang di kakinya, dia segera meraih tas dan keluar dari kamar.

Ketika kakinya mendarat di anak tangga terakhir, Ayli mendapati sosok laki-laki yang sangat dikenalinya, Darian. Ayli tidak tahu apa yang membawa laki-laki itu ke rumahnya pagi-pagi seperti ini. Masih pukul enam pagi kurang lima belas menit.

"Kak Ar ngapain pagi-pagi ke sini?" Dia bertanya sembari melangkah menghampiri kakak sepupunya itu. Pun memandang laki-laki itu dengan penuh tanya.

"Nggak kenapa-napa, cuma kangen aja. Kan, gak ketemu kamu tiga hari," jawab laki-laki itu dengan santai, sangat santai. Itu membuat Ayli membalasnya dengan merotasikan mata dengan malas. "Nanti berangkat bareng ya, Ay. Pake jaket." Dia berimbuh.

Ayli mengangguk saja. "Kak Ar udah sarapan?"

"Udah, sebelum ke sini."

"Sarapan apa?"

"Roti panggang, pake selai cokelat."

"Emangnya gitu aja kenyang? Kalau Ayli cuma sarapan gitu pasti Papa tambahin isi bekalnya."

"Kalau kamu emang harus ditambahin, Ay. Beda sama aku."

"Beda apanya? Kan, sama-sama manusia."

Ayli dengan keras kepalanya, Darian harus memaklumi itu. Jadi, dia hanya tersenyum tipis sebagai balasan.

"Ayli!" Panggilan itu membuat si gadis sontak menoleh, membuatnya mendapati sang papa yang sedang melangkah ke arahnya berada. "Sarapan dulu sana, biar Papa yang di sini sama Ari," ujar pria itu seraya mengambil alih tas milik Ayli tanpa membiarkan gadis itu sempat melontarkan protes.

"Emangnya Papa udah sarapan?"

"Sudah, sambil nunggu kamu tadi, tahunya malah sama Ari di sini."

Seketika ekspresi Ayli berubah, bibirnya mempout. "Tapi Ayli gak mau sarapan sendiri," ujarnya pelan sambil menatap sang Papa. "Temenin Ayli, Kak Ar juga ditambah lagi sarapannya."

Sebastian dan Darian tersenyum kecil. Mereka tentu akan mengabulkan permintaan gadis itu. Jadi, di detik berikutnya mereka berdua langsung bangkit dari duduk masing-masing.

Ketiganya menuju ruang makan bersama.

Darian mengambil tempat duduk di samping Ayli, kemudian mengambil selembar roti untuk sarapannya lagi. Anggap saja sarapan kedua untuk laki-laki itu. Sembari mengoleskan selai ke atas rotinya, Darian memperhatikan Ayli yang sedang menikmati sarapannya, yang berupa nasi goreng dengan tambahan beberapa buah nugget dan brokoli.

[✓] Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang