Ruth meneguk salivanya sulit. Ia kecup singkat sudut bibir Hunter atas keinginan hatinya sendiri. Tatapan sayu gadis itu turun, melihat jakun Hunter lantas ia sentuh lembut.
"Bercinta."
Hening melanda.
Hunter membiarkan tangan kecil gadis itu merambat naik ke rahang tegasnya. Ia melirik tangan Ruth melalui ekor matanya yang menyipit, lantas ia beri satu kecupan pada telapak tangan Ruth dan seketika itu juga Ruth seperti ingin pingsan.
"Kau masih kecil, Ruth. Aku tidak tega membuat nyata apa yang ada di pikiranmu," kata Hunter. Menilik bergantian kedua manik Ruth yang berbulu mata lentik.
Ruth mengangguk samar-samar. Setia duduk di atas pangkuan Hunter yang selama ini menjadi impiannya.
"Jika aku sudah dewasa nanti, pantaskah aku menjadi pendamping hidup Tuan?" Pelan gadis itu berucap. Ia pandangi wajah tampan Hunter dengan saksama.
Hunter mengulas senyum tipis. Mengambil sedikit rambut merah natural gadis itu lalu ia cium perlahan. "Jadilah wanita dewasa yang cerdas, berpendidikan tinggi, memiliki rasa iba dan simpati seluas samudera, maka kau layak menjadi pendamping hidupku."
"Tuan mau menungguku sampai dewasa?" tanya Ruth. Tak bisa memalingkan matanya dari wajah Hunter.
"Aku tidak dapat berjanji. Sebab aku pun hanya pria normal biasa, yang tetap membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang wanita. Untuk sekarang aku memang belum berpikir untuk menikah lagi, tetapi tidak ada yang tahu di hari esok," jelas Hunter seadanya.
Ruth mengangguk paham. Merasakan telapak tangan Hunter di pinggangnya. "Aku ingin menikah dengan Tuan."
Menahan kuluman bibirnya, Hunter hampir tersenyum mendengar perkataan jujur gadis itu. Ini benar-benar menggemaskan.
"Kenapa harus aku?" Hunter bertanya. Melihat bibir mungil Ruth yang bisa saja ia gigit sampai putus.
Gugup. Ruth menarik napasnya dalam-dalam dan ia embuskan sangat perlahan. "Karena aku mencintai Tuan sedari lama."
"Kau yakin itu perasaan cinta?"
"Um. Andai itu bukan cinta, tidak mungkin dapat bertahan sampai bertahun-tahun. Aku tumbuh di rumah ini, setiap harinya melihat Tuan, dan itu membuat perasaanku semakin kuat, kuat dan sangat kuat. Aku—,"
"Itu hanya perasaan kagum, Ruth. Saat seusia dirimu, aku pun pernah berpikir jika aku mencintai seorang wanita dewasa, namun tidak. Ternyata itu hanyalah sebuah perasaan kagum semata," sela Hunter. Menjelaskan dengan senyum manisnya yang mengembang.
"Tapi aku mendambakan Tuan."
Pada akhirnya Hunter terkekeh rendah. Ia selipkan rambut gadis itu ke belakang telinga. "Kau akan mengerti jika telah dewasa nanti," katanya, "lekaslah menjadi dewasa agar kau dapat memahami perasaanmu sendiri."
Ruth sesak napas. Entah mengapa tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu yang keras menonjol di bawah sana.
"Tu-Tuan..." Terpejam singkat. Ruth menahan napas kala benda menonjol itu semakin jelas terasa. Ia remas kedua bahu kekar Hunter sampai ujung jemarinya memerah.
Hunter tahu apa yang gadis itu rasakan. Sekali lagi, ia hanya pria normal biasa yang dapat menegang dikala pusakanya tertindih bokong seperti saat ini. Terlebih bokong pada kencang seperti milik Ruth.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPE
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || DARK LUST ROMANCE S C O T T S E R I E S #4 CERITA INI PENUH DENGAN UNSUR DEWASA; AKTIFITAS SEX EROTIS, BAHASA VULGAR & KEKERASAN FISIK; PEMBUNUHAN ILEGAL DAN LAIN-LAIN. PLEASE BE WISE! ❝...