Chapter 31

99.7K 4.4K 845
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Bisa kita berhenti sebentar di toko sepatu itu? Aku ingin membeli heels baru." Ruth berkata lantas ia tunjukkan heelsnya yang patah pada bagian hak.

Hunter menyenggut kecil. Sembari memegang setir kemudi dengan satu tangan, satu tangannya yang lain mengambil dompetnya dari saku celana. Langsung saja ia serahkan kepada Ruth yang juga menerima tanpa rasa canggung.

"Apakah sekarang uangmu adalah uangku juga?" Tiba-tiba Ruth bertanya.

Hunter berhenti. Memarkirkan mobilnya di depan toko sepatu yang istrinya maksudkan tadi.

"Come on. Seorang suami bekerja keras demi menghidupi istrinya, begitu juga denganku," kata Hunter. "Mungkin kau masih asing dengan sistem seperti ini, tapi tidak lagi denganku. Jangan lupakan jika kau menikah dengan seorang duda," lanjut pria itu. Memainkan dua alisnya pada Ruth.

Merekah kini senyum manis Ruth. Ia terkekeh ringan lantas memeluk singkat suaminya. Hunter membalas, mengusap pucuk kepala Ruth dan ia beri satu kecupan penuh kasih.

Ruth menengadah, memanyunkan bibir lalu Hunter ikuti. Memanyunkan juga bibirnya kemudian saling mengecup.

"Kau duda terseksi, tertampan dan terpanas yang pernah ada di muka bumi ini." Ruth memuji secara gamblang. Apa mau dikata, memang seperti itulah kenyataannya.

RAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang