Chapter 38

51.1K 2.7K 394
                                    

Kebimbangan memenuhi hati Keegan. Beliau resah pun gelisah, memikirkan sebagaimanakah sekarang statusnya bersama Ruth?

Benarkah ia telah resmi menjadi seorang duda? Ataukah ia masih terikat bersama Ruth yang kini telag menjadi istri orang lain?

Tak ingin terus berpikir seorang diri, Keegan lantas memutuskan untuk menemui seorang Pastor pemimpin gereja setempat.

Ia disambut baik oleh Pastor tersebut. Kedatangan Keegan yang tepat pada sabtu malam tidaklah sia-sia, bertemu kini ia dengan Pastor yang yang dimaksudkannya.

Ditemani oleh Perwira Matheo, langsung saja Keegan duduk berhadapan dengan sang Pastor dan terbentang sebuah meja kaca bening di hadapan mereka.

Keegan mengulas senyumnya yang ramah. Dibalas oleh sang Pastor yang juga tersenyum dan sempat membungkuk singkat.

"Ada apakah kiranya hingga langkah kakimu membawamu kemari, wahai anak Tuhan?" Pastor itu bertanya.

Keegan duduk dengan benar namun tetap sopan. Ia lepas juga kedua sarung tangannya kini.

"Maafkan aku bila saja aku lancang, Pastor. Aku ... hanya ingin bertanya sebab pertanyaan ini benar-benar membuatku gelisah." Keegan tertunduk, sedikit malu karena merasa sebenarnya ini kurang pantas.

Kembali lagi Keegan melihat sang Pastor yang menanti dengan senyuman hangat tulus penuh kasih.

"Pastor, bagaimanakah jadinya jika seorang wanita yang telah menikah, ia menikah lagi dengan pria lain sementara suami pertamanya belum menceraikan dia? Maksudnya, mereka berpisah begitu saja tanpa ada kata ataupun surat perceraian dan wanita itu telah menikah lagi bersama pria lain. Mereka bahagia, Pastor," kata Keegan.

Ia mengingat bagaimana Hunter begitu mencintai Ruth pun sebaliknya. Hingga tanpa sadar Keegan tersenyum kini.

Sang Pastor masih tetap mengulas senyum seraya membuka alkitab.

"Roma pasal tujuh ayat tiga berkata, Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi istri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi istri laki-laki lain."

Sang Pastor berkata demikian, membaca pun menyampaikan ayat yang dibacanya dari kitab suci. Pedoman kebenaran bagi umat-umat Tuhan.

Tertegun Keegan menahan napas. Siren eyesnya menyipit sendu dan kembali lagi ia melihat sang Pastor.

"Anakku, satu Korintus pasal tujuh ayat tiga puluh sembilan pun berkata, Istri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya," kata Pastor lagi. Membacakan satu ayat kepada Keegan dan didengar pula oleh Matheo.

"Begitu pula sebaliknya, Markus pasal sepuluh ayat sebelas sampai dengan ayat dua belas berbunyi, Lalu kata-Nya kepada mereka: Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap istrinya itu. Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah," tambah sang Pastor, tegas ia membacakan firman Tuhan tersebut.

Jakun Keegan tampak bergetar. Ia menatap Pastor lekat-lekat pun intens. "Selamanyakah mereka terikat, Pastor?"

Pastor tersenyum lagi. "Tuhanlah yang telah mempersatukan dan Tuhan membenci perceraian. Selamanya mereka terikat oleh hukum, sakral pernikahan mereka di hadapan Tuhan. Terikat satu sama lain hingga akhir zaman, benar adanya hingga salah satu dari mereka telah meninggal. Selamanya seorang istri adalah milik suaminya, dan selamanya suami adalah milik istrinya." Pastor menjelaskan.

RAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang