Follow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web !
21+ || DARK LUST ROMANCE
S C O T T S E R I E S #4
CERITA INI PENUH DENGAN UNSUR DEWASA; AKTIFITAS SEX EROTIS, BAHASA VULGAR & KEKERASAN FISIK; PEMBUNUHAN ILEGAL DAN LAIN-LAIN. PLEASE BE WISE!
❝...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Di kamarnya, Hunter duduk melamun seraya memperhatikan cincin yang tersemat pada jari manisnya itu.
Bersandar di kursi dengan posisi duduk kedua kaki terbuka, pria itu memandangi cincin pertunangannya bersama Vera Lilian Tanner yang akan segera menjadi istrinya dalam waktu dekat.
"Apa yang kau lakukan?" Hunter bertanya kepada dirinya sendiri.
"Ini bukan dirimu. Kau tidak pernah semendung ini hanya karena seorang gadis kecil," lanjut pria itu.
"Mencintai dan menikahi wanita lain adalah hakmu. Jangan memikirkan perasaan pun selain perasaanmu sendiri." Hunter menambahkan.
Baru saja memberi dorongan untuk hatinya sendiri, pria itu mendadak kehilangan semangat sampai-sampai merosotkan posisi duduknya hingga kedua kakinya kian melebar.
Tanpa baju atasan atau bertelanjang dada Hunter menikmati sepinya malam di kamar itu seorang diri. Menekan kedua matanya singkat lantas Hunter pandangi kembali cincin di jari manisnya.
"Benarkah ini keinginan hatiku?" Pria itu bertanya-tanya. Sebab ada sesuatu yang amat menjanggal di lubuk hatinya.
"Permisi, Tuan. Kopimu." Rumi datang. Mengetuk lebih dulu pintu kamar Hunter meski sudah terbuka dengan lebar.
Hunter menoleh dan ia menyenggut. "Masuklah!"
Masuklah Rumi ke dalam kamar Hunter dengan membawa segelas kopi beralaskan nampan cantik. "Kopi kesukaan Tuan," kata Rumi tersenyum.
Hunter pun ikut tersenyum walau dia paksakan. "Bagaimana kabar Ruth?"
"Ruth? Uhm, dia baik-baik saja. Tadi aku baru berbicara dengannya di telepon dan dia menitipkan salam untuk Tuan," jawab Rumi sopan. "Dia mengucapkan selamat atas pertunangan Tuan dan Nona Vera."
Sontak sorot mata Hunter berubah sendu. "Dari mana dia tahu tentang pertunanganku?"
"Dari siaran di televisi. Dia melihatnya dan ikut merasa bahagia untuk Tuan. Semoga pernikahan Tuan kali ini dapat berlangsung sampai tutup usia nanti, begitu kata Ruth." Rumi terus mengulas senyum ramahnya.
