Chapter 32

87.3K 3.9K 780
                                    

Duduk bersama pemimpin Pentagon, Hunter bergeming dengan isi kepala cerdasnya yang berpikir keras. Mencoba menghubungkan semua masalah ataupun kematian yang diciptakannya.

"Tidak ada. Tidak ada hubungan apa pun aku dengan narapidana itu. Dia murni menembakku di saat kamu benar-benar tidak saling mengenal. Hari itu merupakan hari pertama dan terakhir aku melihatnya." Hunter menjelaskan.

Ical mengangguk. "Tidakkah kau mencurigai jika dia diperintah seseorang untuk membunuhmu?"

"Ayolah!" Hunter memangku satu kakinya seksi lalu merentangkan kedua tangannya pada kepala sofa.

"Di Belanda namaku begitu baik. Tidak ada satu pun kontrovesi yang pernah kuciptakan di negara ini. Semua orang tahu itu dan itulah alasan aku disebut pria dermawan," lanjut Hunter.

Ical membakar satu batang rokoknya dan dia isap santai. Ikut memangku satu kaki jenjangnya dengan penuh wibawa kepemimpinan.

"Jadi, kau mengira kita tidak lagi memiliki musuh?" lontar Ical.

"Bukan seperti itu maksudku. Tapi tidaklah begitu meyakinkan bila aku ingin dibunuh sementara penghuni negara ini tahu, aku sangatlah berpengaruh besar bagi mereka. Mereka semua mencintaiku," tutur Hunter. Memandangi Ical dengan sorot mata memesona miliknya.

"Bagaimana dengan musuh di dalam selimut?" timpal Ical seketika. Menyesap rokoknya dalam-dalam seraya menjalin kontak mata bersama Hunter.

"Aku tidak pernah berpikir orang-orang di sekitarku adalah jahat." Hunter menanggapi. Kuat aura panas seksi karismatiknya yang menohok itu membalas aura berwibawa pun mencekam milik Ical.

Sekilas Ical melihat ke samping dan kembali lagi ia menatap adiknya. "Dunia ini kejam dan hanyalah panggung sandiwara, Adikku. Jangankan mereka di luar sana, ketika iblis telah turun tangan, aku sendiri dapat menjadi musuh terbesar bagimu," timpal Ical. Tebal asap rokok keluar dari mulutnya.

Kini Hunter menyunggingkan senyum seksi memesona. "Iblis seperti apa yang kau maksudkan?"

Mimik Ical mendatar. Ia mencondongkan kepalanya ke depan. "Iblis berwujud wanita lemah lembut."

"Seperti istriku?"

Ketika itu juga Ruth menoleh. Berhenti melangkah saat ia akan ke dapur setelah mendengar suara Hunter.

Ical dan Hunter melihat wanita itu. Terkekeh kompak melihat Ruth yang tampak heran tidak mengerti.

"Apa yang kau maksud barusan?" tanya Ruth. Bergerak berputar arah mendekati suaminya.

"Nothing. Kemari, duduk di sebelahku," kata Hunter. Saat ia akan meraih tangan Ruth, perempuan itu menepis tangan Hunter lalu ia melangkah mundur.

Atensi Ruth secara bergantian menilik kakak dan adik tersebut. "Apa yang kalian bicarakan?" tanyanya. "Jangan seret-seret namaku ke dalam masalah tidak masuk akal kalian," tekan Ruth.

Ical tertawa ringan. "Ayolah. Jangan emosi begini. Kami hanya bercanda."

Dengan cepat Hunter menangkap tangan Ruth. Ia tarik istrinya mendekat lalu ia pangku. Memeluk pinggang Ruth yang kesal meminta dilepas.

"Lepas. Aku tidak suka kalian menyindirku sementara aku tidak tahu apa-apa," timpal Ruth jengkel.

Hunter gemas. Langsung saja ia caplok bibir Ruth di depan Ical. Menyesap lama sampai Ruth sesak napas barulah ia lepaskan.

"Panas betul pengantin baru ini," kata Ical menyeringai, gemas. "Selamat berkembang biak. Aku akan kembali ke Pentagon."

Hunter dan Ical mengangkat tangan mereka singkat. Setelah tak ada Ical di sana, Hunter gendong paksa Ruth yang sudah memberontak.

RAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang