3: "Dia." 🌛

1.8K 162 12
                                    

Holla... I'm back😂
Alhamdulillah, bisa up lagi hari ini.
.
.
.
Ga terasa udh Ramadhan saja,
buat kalian yang lagi puasa semangat ya pusanyaa...
~ Ramadhan_Kareem🙏
.
.
Oke, selamat membaca💕

*****

Jantungnya berdebar cukup cepat, Ataya hanya diam, ia tak bisa bergeming atas perlakuan Karel sekarang. Kemudian Karel memajukan lagi kakinya sampai ujung sepatu mereka bersentuhan. Ataya melotot tak percaya, kemudian ia memundurkan sedikit kakinya, namun Karel semakin memajukan langkahnya, sampai mereka berdua sangat dekat.

"Kalau gue liatin lo emang kenapa?" bisiknya tepat di samping telinga Ataya.

Sial Karel memang kurang ajar, berani - beraninya dia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Ataya yang diam tak bergeming atas perlakuannya.

Tanpa aba - aba Ataya menginjak kaki Karel, dengan keras, sangattt keras.

"Aakhh..."

Melihat reaksi Karel yang kesakitan, ia juga menjauhkan dirinya dari Ataya sambil memegang kakinya yang kesakitan. Dengan seperti ini, Ataya dapat menjauh dari hadapan Karel.

"Rasain tuh, makanya jangan deket - deket, bau mulut lo!"

"Ta, sakit tau."

"Mampuss!!" dengan ucapan sedikit mengejek, dan suasana keduannya menjadi ricuh.

"Gak mau tau, pokonya lo harus tanggung jawab kalau sampai kenapa - kenapa sama kaki gue!"

"Ogah! Urusin saja sendiri, yang punya kaki kan lo!" sarkasnya.

"Tapi lo yang buat kaki gue sakit bego!" umpat Karel dihadapan Ataya.

"Apa? Lo barusan bilang apa? Lo ngumpatin gue bego, iya? Lo kali yang bego deket - deket gu-" kalimatnya terpotong ketika, suara pintu toilet ada yang membuka.

Brakk...

Sontak keduannya melihat kearah pintu yang terbuka. Didapatinya Darel ketua kelasnya yang sedang berdiri dan mengamati kedua temannya sambil memasukan tangannya ke salah satu saku celananya.

"Lo berdua sudah belum bersih - bersihnya?"

"Elo Dar, hampir selesai kok." kata Karel sambil menetralisir suasana yang ricuh tadi, menjadi kembali normal.

"Dari tadi gue denger lo berdua ricuh mulu, ada apa?" selidiknya, memang saat Darel sudah berada dekat toilet ini, ia mendengar suara ricuh dari kedua temannya ini.

"Enggak gapapa Dar, dia cuma mau ngepel tapi nggak bersih - bersih dari tadi, ya gue omelin lah." bohongnya kepada Darel. Sambil melirik kearah Ataya, seperti bertanya benarkah itu?

"Oo gitu, yasudah cepetan bersihinnya!"

"Oke Dar."

Kemudian Darel melangkah keluar dari toilet meninggalkan mereka berdua.

"Heh! lo apa - apaan sih, jelas - jelas lo yang buat ulah tadi, kenapa lo salahin gue?"

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang