Apakah jika menghapus aplikasi, data kita akan kembali?
(Name) memencet tombol 'search' dan hasilnya hanyalah halaman kosong. Gadis itu menghela napas gusar.
"Nyesel ngabisin data buat main game. Giliran bentar lagi mau luring malah data gua abis. Pengen minta bapak buat isiin data lagi tapi nanti ditanyain 'kenapa datanya udah abis aja? Itu kan bapak isiin 30gb untuk sebulan' hamdeh.."
(Name) menaruh kepalanya di atas lipatan tangan. Posisinya saat ini dalam keadaan telungkup di atas kasur empuknya.
Jam menunjukan pukul 21.00. Hanya lampu kamar (Name) yang masih menyala karena gadis itu belum ada niat untuk menuju alam mimpi.
"Asu! Asu! Asu!" kepalanya dibenturkan ke atas bantal sebagai tumpuannya. Berkali-kali ia melakukan itu sampai akhirnya—
Ctass
Lampu kamar tiba-tiba mati, begitupun pendingin ruangan yang dari jam 6 sore itu terus dia nyalakan.
"Jir, mati lampu. Mana bapak ama emak udah tidur pula."
Kakinya melangkah menuruni tempat tidur dan berjalan membuka pintu kamar. Tentu saja sambil membawa handphone genggamnya sebagai penerangan.
Bukannya pergi mencari lilin atau menyalakan emergency light. Justru gadis itu menghampiri kamar kakaknya.
Terdengar suara sang kakak yang sedang asik bermain game mobile, diiringi suara temannya dari dalam telpon handphone.
Tidak perlu dideskripsikan bagaimana arah pembicaraan kakaknya dengan temannya. Yang pastinya itu dipenuhi oleh kata kasar.
"Woi bang!" (Name) masuk tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Sang kakak— kita sebut saja Ren, tidak memperdulikan panggilan adiknya.
"Ck, woi!"
"Bentar-bentar bro, ada adek gua," Ren mengmute telponannya dan menatap (Name) heran, "Kenapa? Bukannya tidur, udah malem ini," ucapnya.
"Listrik turun bang, nyalain gih," suruh (Name).
Ren menghela napasnya. Lelaki itu beranjak pergi menuju pintu keluar, guna menaikkan listrik kembali.
Namun pemandangan yang mereka lihat begitu membuka pintu rumah justru membuat mereka mengurungkan niatnya.
"Kayaknya mati lampu. Rumah tetangga juga pada mati noh," ucap Ren sambil menatap ke arah sekitar.
(Name) yang tepat berada di belakang Ren hanya menelan ludahnya gugup, "Bang Ren..."
"Hah?" balas Ren tanpa melihat ke arah sang adik.
"Bang.. lu sadar gak sih? Kayaknya—
— di belakang adek ada sesuatu."
Hening..., suasana malam menambah kesan horor bagi mereka berdua.
"(Name), jangan bercanda yang begitu-begitu deh. Udah malem ini," Ren berusaha tenang dan enggan menoleh ke belakang.
"T-Tapi seriusan bang. Abang tau sendiri kalo adek agak sensitif sama hal-hal yang begitu."
Gulp.
Tangan Ren bergerak memegang erat tangan (Name).
"Jangan takut.. (Name). Ayo itungan ketiga kita lari ke dalem kamarmu ya? Kamarmu paling deket soalnya. Abang pegang tanganmu nih, santai aja, oke?"
(Name) memejamkan matanya sambil menunduk, "Tapi bang..."
"...Yang abang pegang kayaknya bukan tanganku deh."
— @ —
"REN!!! (NAME)!! KALIAN SEMALEMAN BEGADANG MAIN HAPE DI SOFA SAMPE PAGI?!?!"
(Name) dan Ren hanya diam. Mereka terlalu shock dengan kejadian tadi malam hingga rasanya lidah sedikit kelu untuk mengeluarkan suara.
Mendengar sang istri marah marah, papa terbangun menengok keadaan. Pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah kedua anaknya yang sedang menatap kosong ke arah meja.
"Ren, (Name), kalian kenapa?"
(Name) berlari memeluk emak kesayangannya dengan erat, "MAKKK, (Name) takut banget plis!!"
Emaknya heran, tumben anaknya meluk-meluk. Biasanya mah ga pedulian, "Kenapa dek?"
Ren menceritakan kejadian tadi malam. Meskipun pastinya dia yang mentalnya paling terguncang, secara dia yang mengalami interaksi langsung terhadap sosok itu.
"...Seriusan kalian?" ucap sang Bapak begitu anak pertamanya menceritakan kejadian secara rinci.
Mental (Name) juga sama terguncangnya. Meskipun tidak ada interaksi fisik seperti Ren dengan sosok itu. (Name) tetaplah gadis yang cukup sensitif terhadap aura-aura astral.
"Yaudah.. mending kalian berdua tidur sana. Kalian ga tidur dari malem kan? Harusnya kalo ada begitu-begitu tuh lapor ke orangtua," ucap sang emak.
Berakhir mereka yang pergi ke kamarnya masing-masing dan tidur dalam keadaan takut yang masih menyertai perasaan mereka.
(Name) memasuki kamarnya yang tampak gelap meskipun siang hari, karena gorden kamar belum dibuka.
Kakinya melangkah menuju tempat tidur, namun—
"Akh!" sosok itu kembali muncul dan menarik rambut (Name) erat. Ia menyeret sang gadis ke arah tembok dan menjedotkan kepalanya berkali-kali.
Sebelum kesadarannya terambil sepenuhnya. Samar-samar gadis itu mendengar suara dari sosok yang membuat nyawanya melayang.
"Maaf, aku salah target. Aku kira kamu yang ngehack akun efef ku."
Dan begitulah awal mulanya, beserta alasan bagaimana dirinya kini terspawn kembali tepat di tengah jalan raya secara tiba-tiba.
— @ —
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'LOOKISM
FanfictionTerpaksa merenggut nyawa diusia muda hanya karena kelakuan setan konyol. Hanya saja, kenapa tiba-tiba terbangun di tengah jalan? Situasi asing yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hidup-mati manusia, kini dialami olehnya! Tetapi, ini b...