47

4.9K 887 204
                                    

Hari ini hujan. Waktu yang cocok untuk menonton film horor ditemani secangkir teh hangat.

Sayangnya semua itu hancur tatkala ketukan pintu dari luar apartemen terdengar.

(Name) yang malas bergerak hanya memperbudak Jihoon untuk menggantikannya. Pemuda itu juga iya-iya saja saat disuruh olehnya.

"...Sepertinya ada seseorang yang mengirimkanmu paket."

Jihoon memberikan sekotak paket yang lumayan besar, tipis. (Name) mengernyit heran, siapa gerangan dibalik ini?

Gadis itu mengambil alih paket dan langsung membukanya tanpa pikir panjang. Tidak peduli konsekuensi berbahaya apa yang mungkin diterimanya jika membuka paket entah berantah itu.

Grekk!

"...Apa?" mata (Name) mengerjap pelan sebelum menutup mulutnya rapat-rapat.

XiJhanChok menghampirinya dan berdiri di atas pundak sang gadis.

Takjub. Yoojin memang terbaik. Lelaki itu mencetak foto Kakaknya dan disimpan dalam frame foto yang cukup besar.

"Ini dari Yoojin?" tanya Jihoon mengernyit melihat surat nama pengirim, "Kau punya hubungan apa dengannya sampai dia memberimu hadiah seperti ini?"

Terselip nada kesal di sana sekaligus bingung. Bukankah (Name) sejak awal memiliki hubungan yang cukup buruk dengan Yoojin?

Jihoon pikir dirinya tidak perlu memikirkan hal sepele seperti itu. Tapi apa apaan ini?

Dia saja bahkan tidak pernah memberikan gadis itu hadiah... Justru sekarang didahului oleh orang lain yang ia kira tidak memiliki kesempatan berdekatan dengan (Name)?

"Jihoon! Bantu aku pajang ini di ruang tamu! Jangan sampai pecah ya!"

"Dia siapa?"

"Oh!" (Name) menampilkan deretan gigi putihnya, "Dia kakakku!"

Meoww~

'Kakaknya? Tapi (Name) tidak pernah menceritakannya padaku, bagaimana bisa Yoojin tahu? Jangan-jangan gadis ini menceritakan tentang keluarganya lebih dulu pada bocah berkacamata itu?'

'Padahal aku yang selalu bersamanya...,' tanpa sadar lelaki bersurai pink itu memasang ekspresi murung.

'Tapi... Bukankah visual kakaknya terlalu banyak kecurangan?'

"Jangan berpikir mentang-mentang kakakku tampan dia baik ya. Sifatnya berbanding tebalik sekali! Dia tuh stres, ngomongnya kasar terus, ga sopan, bagaimana bisa aku punya Kakak seperti itu?"

"Aku pikir hatiku cukup bersih dan polos untuk memiliki saudara sepertinya," lanjut (Name) membuat Jihoon meresponnya dengan wajah datar.

Meooww~!

"Apa sih? Berisik tahu!"

Meoww!

"Huh? Kau mau whiskas?"

Mwoww! Mwooaowww!

"MANA PAHAM AKU BAHASA HEWAN ANJ—"

Tangan Jihoon bergerak mengangkat tubuh gemuk XiJhanChok, "Kau mau bermain?"

Dalam sekejap ekspresi XiJhanChok berubah menjadi senang. Wah, sungguh Dg itu memang favoritnya, peka sekali. Bagaimana mungkin lelaki sepeka ini bisa berhadapan dengan perempuan otak lambat itu?

"...Aku akan mengajak dia keluar jalan-jalan."

Mendengar perkataan Jihoon membuat XiJhanChok kembali merosot lesu.

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang