Absen
᪥ ᪥ ᪥
"Apa lagi?"
"Yang itu."
Jihoon mengambil barang yang ditunjuk oleh (Name). Gini, karena hari ini adalah hari ulang tahun gadis itu, Jihoon pun memutuskan untuk membelikan semua barang yang (Name) inginkan.
Heran. Heran karena duit Jihoon tidak habis-habis meski (Name) sudah membeli banyak barang.
Memangnya apa yang (Name) beli? Buku. Bukan buku pelajaran, tapi novel bergenre fantasi dan manga Jepang. Mana belinya gak kira-kira lagi, satu rak diborong habis olehnya. Jihoon? Lelaki itu hanya mengambil buku yang ditunjuk (Name) dan dimasukkan ke dalam keranjang.
"Mau yang mana lagi (Name)?" Tanya Jihoon tanpa merasa terbebani.
'Cih, dasar orang kaya!' (Name) mengalihkan pandangannya berusaha mencari buku yang menarik perhatiannya lagi, 'Cewek yang disukain Jihoon nanti pasti full senyum soalnya punya ATM berjalan,' batinnya.
"Nggak ada lagi. Udah yuk ke kasir."
Jihoon mengangguk dan mengikuti (Name) dari belakang. Tatapan laki-laki itu sama sekali tidak lepas dari sosok gadis di depannya. Tangan Jihoon bergerak merogoh saku baju dan mengambil benda pipih persegi dari sana.
"(Name), coba lihat sini."
Oknum yang merasa terpanggil sontak menoleh bingung.
Ckrek!
'Wallpaper baru!' Batin Jihoon antusias.
(Name) hanya mengendikkan bahunya acuh dan lanjut berjalan. Begitu sampai di depan kasir, Jihoon menyerahkan buku-buku yang (Name) pilih tadi.
'Banyak banget. Apa dompetnya gak akan kosong?' Batin sang penjaga kasir.
Disisi (Name), gadis itu sepertinya menyadari arti tatapan penjaga kasir, "Mas, satu pemikiran sama saya ya?"
Ia mengangguk cepat, "Pacarnya kaya ya mba. Manfaatin lah."
"Sesat. Dia bukan pacar saya."
"Lho? Saya kira itu paca—," ucapan si penjaga kasir terpotong oleh selaan Jihoon, "Berapa totalnya?" Tanya lelaki itu tajam.
(Name) dan si penjaga kasir saling lirik melirik. Hal itu tak lepas dari pandangan Jihoon yang sama sekali tidak pernah mengalihkan tatapannya dari (Name) sejak tadi. Suasana hatinya menjadi buruk.
Seusai membayar belanjaan, Jihoon menarik (Name) untuk segera pergi dari sana.
᪥ ᪥ ᪥
Kini mereka berdua tengah berada di salah satu toko serba ada. Entah dari barang yang berguna atau tidak berguna. Intinya toko ini super duper komplit, dan ini yang (Name) inginkan.
"Jihoon! Mau pinjam handphone buat foto! Aku gak bawa handphoneku, soalnya lupa naruh di mana."
Jihoon hanya mengangguk dengan senyum kecil. Haruskah dia jujur kalau handphone milik (Name) disembunyikan olehnya? Sebaiknya tidak. Biarkan dia mendapatkan foto gadis itu terlebih dahulu!
"Apaan nih Jihoon? Kamu main Pou sama My Talking Angela?"
Dapat dirasakan wajah lelaki itu memerah sempurna. Ah, sial. Dia lupa menyembunyikan kedua permainan favoritenya itu.
"Bukan! A- Aku hanya tak sengaja memencet unduh."
"Bohong."
"Aku tidak berbohong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'LOOKISM
FanfictionTerpaksa merenggut nyawa diusia muda hanya karena kelakuan setan konyol. Hanya saja, kenapa tiba-tiba terbangun di tengah jalan? Situasi asing yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hidup-mati manusia, kini dialami olehnya! Tetapi, ini b...