21

5.6K 1.2K 75
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi. Karena tidak ada yang menjemput, mau tak mau (Name) pulang sendiri berjalan kaki.

—bersama Ye Joon.

Lelaki itu mengintilinya sejak ia keluar dari gerbang sekolah. (Name) gak peduli sih, pura-pura ga ngeliat aja. Namun lelaki itu tidak ada henti-hentinya mengusik!

Sampai akhirnya segerombolan anak sekolah lain menghampiri mereka dengan senyum yang menjengkelkan. Intinya mereka datang bukan untuk hal baik.

Sepertinya ada sedikit perseteruan antara Ye Joon dengan mereka. Mereka tampak mengolok-oloknya dan sialnya, (Name) ikut kena.

"Bahkan kali ini kau berani membawa jala*g ke sekolah?"

Stats! (Name) melepas sepatunya berniat menghajar manusia kurang ajar di depannya, "Maju sini bangs*t. Lu pikir gua takut? Kenapa manusia kayak lu bisa lahir ke dunia sih? Padahal gaada gunanya. Kayaknya keberadaan lu juga kagak ada yang ngarepin, kenapa gak mati aja?"

Ye Joon menganga lebar mendengar unek-unek gadis di sampingnya. Terlalu nyelekit. Terlihat juga segerombolan siswa yang mengejeknya tadi memasang raut tak senang.

Kalau Ye Joon yang ada diposisi mereka, 100% ia bakal sakit hati. Ya iyalah, siapa yang ngga sakit hati dikatain begitu?

"(Name) sabar—"

"Mana bisa gua sabar anjg? Dipikir kesabaran gua infinity kali ketebalannya."

Tring~ tring~

Telpon berbunyi disaat yang tidak tepat, membuat (Name) kesal setengah mati. Ia berusaha tak peduli dan setia menatap garang lelaki di depannya.

Pada akhirnya dering telpon mati begitu saja. Menyisakan keheningan.

"Kau sudah lebih tenang? Ayo abaikan saja mereka...," Ye Joon menatap (Name) intens, berharap gadis itu tidak menantang lebih jauh lagi.

"Mereka dari sekolah mana sih? Gayanya sok banget."

Dengan sengaja gadis itu berucap kencang, berniat menyindir. Namun pernyataan dari Ye Joon membuatnya tersentak kecil.

"—dari Jaewon, mereka itu."

"Serius? Nyasarnya jauh banget."

"Mereka berniat mengincarku."

Muak diasingi. Siswa Jaewon itu menatap (Name) sambil tersenyum remeh, "Hei, kau ingin bertarung dengan kami?"

Ye Joon memberikan sinyal untuk jangan meladeni tawaran mereka dengan gelengan kepala. Sayangnya (Name) mengabaikkan itu.

"Boleh, ayo seka-"

"Tunggu," siswa Jaewon itu memotong ucapan (Name). Mereka tersenyum licik, "Aku baru ingat, kita tidak tega menyakiti tubuh cewek murahan sepertimu. Kalau tubuhmu luka luka, tidak akan ada yang mau menyewamu lagi."

"Hahahaha!"

Mereka semua pergi berbalik arah. Rasanya... emosi (Name) sedang meluap luap di dalam sana. Ye Joon berusaha menenangkan (Name).

"T-Tenanglah... lagipula mereka sudah pergi. Jangan diambil pusing perkataan mereka, itu han-,"

"Iya," gadis itu tersenyum, "Aku tidak marah dengan mereka, kok."

Entah mengapa terasa sus.

Tapi setidaknya itu mampu membuat Ye Joon sedikit menghela napas lega. Dia melarang bukan karena takut. Hanya saja, Ye Joon jelas tahu kualitas bertarung siswa Jaewon itu seperti apa.

Ia hanya khawatir, dengan teman sekelasnya itu.

—@ -

Tring~

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang