61

4.2K 821 188
                                    

(Name) menatap datar benda persegi yang kini sedang ia pegang. Tidak ada yang spesial, hanya dompet milik Ji han yang baru saja ia curi. Yah, kalau dipikir-pikir isinya lumayan juga. Rupanya si sialan Kwak Ji han banyak juga uangnya?

Gadis itu membuka setiap bagian isi dalam dompet, memeriksa semuanya agar tidak ada yang terlewati. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah kertas putih yang sudah terlipat.

"Apa ini? Mencurigakan..."

Yang nyolong dompetku semoga kelaminnya ilang.

(Name) membuang kertas itu begitu saja, merasa tidak penting. Kemudian dirinya menangkap secarik kertas lain yang ukurannya lebih kecil. Di sana terdapat nomor handphone milik Kwak Ji han.

Senyum iblis terbit dibibir gadis itu. Untuk kali ini, akal bulusnya merespon 100x lebih cepat.


- 🕰 -


Ji han menghela napas lesu begitu tahu bahwa ia kecolongan. Daripada itu, dia lebih merutuki ketidakpekaannya yang baru menyadari kehilangan dompetnya di hari selanjutnya.

Kalau sudah begini, sulit untuk dicari siapa pencurinya. Toh, dari kemarin dia juga hanya bermain dengan gadis aneh yang ditemuinya— entah siapa namanya. Setelah itu Ji han pergi mengurus sesuatu.

Ting! Sebuah notifikasi berbunyi dari ponselnya.


#Terima kasih telah top up di situs web kami! Silahkan bayar tagihannya!
Total harga : 1.000.000 won


Dan parahnya, itu tidak sekali dua kali.



Ting!
#Terima kasih telah top up di situs web kami! Silahkan bayar tagihannya!
Total harga : 500.000 won
Ting!
#Terima kasih telah top up di situs web kami! Silahkan bayar tagihannya!
Total harga : 1.300.000 won
Ting!
Ting!
Ting!
Ti....!
.....!



Kwak Ji han memasang wajah panik. Seingatnya, dia tidak pernah top up game sekali pun, karna menurutnya itu tidak penting. Tapi, apa apaan ini? Apa semua ini berhubungan dengan dompetnya yang hilang?

Kalau dipikir-pikir, ia menyelipkan nomor handphonenya di dalam dompet. Agh! Sudah dia duga, itu adalah ide yang buruk.

Sial. Kalau begini dia akan rugi banyak. Dan lagi.. semua biaya tagihan ini harus dia bayar sekarang juga? Betapa menyebalkannya.

Pegang kata-katanya, saat bertemu dengan orang yang mencuri dompetnya— dia akan menghajarnya sampai mati tanpa belas kasih!

Ji han melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 10 siang. Oh, bukankah ini sudah waktunya?

'Harusnya dia sudah ada di warnet kan kalau jam segini?' Batinnya.

Melupakan kesialan yang menimpanya, lelaki itu berlari pergi menuju warnet yang akhir-akhir ini selalu dia kunjungi. Yah, sejujurnya dia tidak terlalu tertarik dengan game.

Awalnya pergi ke warnet juga coba-coba. Jadi kalau dibilang seorang Kwak Ji han pergi mengunjungi warnet dengan jadwal yang rutin, pastinya ada alasan lain dibalik itu.


Jalan yang ditempuh untuk pergi kesana tak membutuhkan waktu yang lama. Ji han mengedarkan pandangannya ke sekeliling seakan mencari sesuatu.

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang