16

6.5K 1.2K 123
                                    

Sepertinya teori Kouji makan komputer benar. Anak ini pro banget ngehacknya sinting! Apalah daya aku yang cuman bisa bikin akun FB orang terkenang.

Kouji menjelaskan yang tentunya tak aku mengerti, hehe! Oke, aku akui bocah ini lebih jenius daripada aku. Tapi, aku juga pintar kok, buktinya aku menang judi dalam sekali permainan.

"Terimakasih! Aku sungguh berterimakasih...," ucap Jiho yang uang modalnya kembali. Kouji hanya membalasnya dengan nada sarkasme, "Jika tidak bisa bermain, lebih baik tak usah. Orang idiot sepertimu hanya akan memperbanyak masalah."

"Lagi, memang apa untungnya bermain Toto Ilegal itu, sih?" lanjut Kouji heran.

Dengan cepat [Name] menanggapi, "Kalau menang bisa dapat uang...," gadis itu terhenti sejenak begitu melihat semua tatapan menuju ke arahnya, "...Haram."

Seketika mata Krystal memicing curiga, "[Name]... jangan-jangan kau," [Name] tergagap, bisa gawat kalau Krystal yang tahu. Sebenarnya, mulut Krystal ke DG itu lebih ember daripada Jungoo.

Pandangan Krystal membuat [Name] risih, lagi lagi ditatap intens begini, "Jangan menatapku begitu, kamu lesbi ya?"

Pletak! Krystal menjitak kepala [Name] agak kencang, "Sembarangan kalau ngomong!"

"Lagian, kau ikut memainkan Toto Ilegal ya?" tebak Krystal tepat sasaran sembari berkecak pinggang. [Name] pun mendapatkan tatapan terkejut dari yang lainnya.

'Ah, tidak mungkin. Bukankah [Name] anak baik-baik?' batin Hyungseok kecil.

[Name] pun memasang ekspresi bodhisattva, gadis itu menghampiri Krystal dan berdiri di sebelahnya. Tangannya menggapai pundak Krystal sambil membisikkan sesuatu.

"Sshhtt, aku menang loh tapi," bisiknya pamer.

"Woh! Beneran!? Keren!!" ekspresi Krystal yang berbinar langsung digantikan tanpa ekspresi, "Apa kau berpikir aku akan berkata begitu? Kalau iya buang jauh ekspetasimu, aku bukan Jungoo."

Tangan gadis itu meraih tangan [Name] dan menyeretnya keluar dari sana, mengabaikkan tatapan bingung dari mereka.



Hal pertama yang menyambut mereka begitu keluar dari ruangan adalah teriknya matahari. [Name] mengeluh sesal, "Maaf, deh. Gak usah cepu ke DG, ya? Dia bacot banget kalo marah soalnya, kayak emak emak."

"Tidak! Aku akan memberitahukannya. Siapa suruh kamu main permainan haram itu! Aku akan meminta Ayah menghapus Toto Ilegal," ucap Krystal mutlak.

"Waduhh, jangan-jangan. Nanti sumber uang pengangguran dari mana?"

"Memangnya kamu pengangguran? Lagipula kamu juga sudah punya banyak uang! Apasih yang membuatmu nggak puas sampai bermain judi."

Ah, [Name] hanya bisa diam mengikuti langkah Krystal yang diselingi omelannya. Kupingnya terasa panas... ini pasti ulah efek rumah kaca.

Pilihan yang salah kalau menyalahi cerocohan Krystal.

Dan lagi... ini waktu yang nggak tepat banget!

Di jalan mereka justru berpas-pasan dengan mobil yang berisi Jungoo, Jonggun, Jihoon. Seketika nyali [Name] menciut begitu melihat keberadaan DG.

Kalo dihadapi sama omelan DG, mental reflek jadi yupi.

"Kenapa kalian ada di sini?" tanya Jonggun mengernyit.

Krystal pun menarik [Name] menghampiri mereka bertiga. Setelahnya Krystal memasang ekspresi marah dan kesal, "Hei DG! Lihatlah bocah bandel ini," ucapnya sambil menarik telinga [Name].

"AUCH! IYA-IYA MAAF," teriak [Name].

"Kenapa?" DG mengernyit heran begitu mendapatkan luapan emosi di sekitar Krystal, "Bocah ini main Toto Ilegal!" embernya.

Keheningan melanda dan langsung terpecah oleh tawa puas Jungoo, "BAHWUAHWHAHAHA!"

"Aku nggak— ANJ!" pekik [Name] kaget begitu kerah belakang bajunya diangkat oleh DG. Nem kospley XiJhanChok.

"KAN AKU UDAH BILANG MAAF!" nyalinya ciut saat mendapatkan tatapan super duper tajam dari pawangnya, "L-Lagian aku juga menang...," cicitnya diakhir.

"Memangnya kemenangan seperti itu pantas dibanggakan?"

Krek. Ini seperti bunyi mental seseorang yang pecah.

Kata-kata DG...










Benar-benar tepat sasaran, sial.


—@ -



"Enaknya makan mie apa ya.."

Saat ini gadis itu tengah berada di dapur apartemennya. Suara TV terdengar dari ruang tamu, itu Jihoon yang tengah menonton serial Peppa Pig.

Yahahaha nonton kembarannya.

[Name] sibuk dengan urusannya sendiri, yaitu membuat 2 porsi mie. Setelah kejadian kemarin di mana dirinya dimarahi habis-habisan oleh lelaki pinkie itu, dia pun reflek trauma main Toto(t) Ilegal.

"Hm~ hmm~," di tangan gadis itu sudah siap 2 mangkuk mie kuah instant. Langkahnya yang ingin menghampiri Jihoon terhenti begitu melihat sesuatu.

Keringat dingin mengucur didahinya. Tepat di samping Jihoon, terdapat sosok itu. Ya, sesuatu yang sensitif baginya.

'Sinting, sinting, sinting. Serem, serem banget gila! A-Apa apaan ini...' batin [Name] termenung. Matanya melirik kembali ke depan namun sosok itu sudah hilang.

Seketika ia bernapas lega.


Tapi gak jadi. Napasnya kembali tercekat begitu menyadari bahwa sosok itu justru berada tepat di samping wajahnya, menatapnya buas.

Kedua mangkuk mie instant panas itu terjatuh dan menghasilkan suara pecahan beling. Jihoon menatap terkejut [Name] yang tengah berdiri menatap ke bawah kosong. Ada apa dengan gadis itu?

Tanpa aba-aba, [Name] berlari memasuki kamarnya dan mengunci pintu membuat Jihoon heran. Lelaki itu menghampiri [Name] sambil menggedor-gedor pintunya.

"Hei, ada apa?" Tok Tok Tok.

Alisnya mengernyit begitu tak mendapatkan jawaban. Hanya terdengar suara isak tangis di dalam sana, membuat ekspresi kekhawatiran tanpa sadar menghiasi wajah datarnya.

"[Name]?"

Entah kenapa, firasatnya begitu buruk sekarang. Dengan cepat Jihoon berusaha mendobrak pintu kamar [Name] sampai beberapa kali.

Begitu dobrakkan terakhir dilancarkan, pintu kamar pun terbuka dan memperlihatkan pemandangan yang membuat napas Jihoon tercekat.

Di depannya. [Name]— gadis itu berdiri di pembatas balkon kamarnya, menatap kosong ke depan dengan bulir-bulir air mata yang membasahi pipinya.

Apa?

Apa yang terjadi dengan gadis itu?




"Gadis bodoh! Apa yang kau lakukan?! Itu berbahaya!" Jihoon berteriak penuh emosi. Tangannya mencekal pergelangan tangan [Name] yang bersiap untuk meloncat.

"Apa-apaan kau? Itu hal bodoh! Yang kau lakukan tadi bahkan lebih dari menggambarkan kata idiot sejati!" sungguh, Jihoon tak habis pikir dengan kerja otak gadis di depannya. Kelakuannya yang tadi, membuat ia pertama kalinya merasakan rasa takut.

Emosinya bahkan sudah berada dipuncak. Tangannya terkepal menghantam dinding di sebelahnya. Amarah, takut, perasaan campur aduk menguasainya.

Memangnya apa? Apa yang telah dia lakukan kepada gadis itu? Apa dia berbuat salah sehingga gadis di depannya ini berniat mengakhiri hidupn—

"Bukan aku."

Jihoon menatap [Name] bingung. Apa.. maksudnya?
















"Yang tadi itu, bukan aku yang melakukannya. Tapi, sosok di belakangmu."



Jihoon : 🤡🤡

Tbc

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang