63

3.2K 390 208
                                    

Pagi yang indah.

Dan itu dihancurkan ketika [Name] keluar dari kamar mandi, menggunakan bathrobe miliknya. Rambutnya menumpuk di atas, basah, dia berlari ke arah Jihoon sambil memegang pasta gigi di tangannya.

"I'd rather take my whiskey, neat~" meraih tangan Jihoon, tanpa ragu dia menciumnya sambil lanjut bernyanyi. Sinting, "My coffee black and my bed at three~"

Tidak berhenti disitu, dia meraih dagu Jihoon dan menyatukan ujung hidung mereka seperkian detik, "You're too sweet for meee~"

Seolah tidak melakukan apapun, dia kembali ke kamar mandi untuk menggosok giginya sementara Jihoon diam tak berkutik, berusaha mencerna situasi apa ini buset kon—

Tebak reaksi Jihoon

*blushing slightly



Butuh waktu lima menit untuk [Name] menyelesaikan ritual menggosok giginya. Dia kembali dari kamar mandi tanpa MENGERINGKAN kakinya dikarpet dan membuat lantai menjadi licin. Hal itu mengundang kekesalan oknum berinisial babi pink.

"[Name], ya tuhan, keringkan dulu kakimu!"

"Kau ingin tahu kenapa aku tidak mengerinkan kakiku?"

"Ha—"

Dengan cepat [Name] meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Jihoon, "It's 'cause i'm fvcking tipsy and i'm pretty tipsy!" siapapun saja tahu hanya dengan sekali lihat, gadis ini pasti ngejar.

Tak kuasa menahan kekesalannya, Jihoon menyingkirkan tangan gadis itu dan menggendonya— membawanya paksa ke dalam kamar.

"Kau mau—"

"Hilangkan pikiran mesummu," potong Jihoon kesal. Dia menurunkan gadis itu di dalam wardrobe dan menyuruhnya berganti pakaian segera agar Jihoon bisa mengeringkan rambutnya nanti.

 Dia menurunkan gadis itu di dalam wardrobe dan menyuruhnya berganti pakaian segera agar Jihoon bisa mengeringkan rambutnya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



[Name] berkeliling tanpa arah, lagipula dia tidak tahu kemana arah tujuannya. Dia tidak bisa menghubungi Jihan, mungkin pria itu sudah mati, pikirnya. Peduli apa dia.

Apa tidak ada sesuatu yang bisa dia ejek? Atau dia gunakan untuk kesenangannya... apa tidak ada hal seperti itu?!

Akhirnya, dia memutuskan untuk membantu nenek-nenek menyebrang jalan.

Iya, membantu membawa tongkatnya dan menunggu nenek itu di sebrang jalan.

"Ayo semangat nek! Nek dikit lagi bisa nek!" saat nenek-nenek itu sudah sampai di sebrang jalan, dia pun mengembalikan tongkatnya pada sang nenek, "Pintar nenek!"

Sebutkan satu kata


[Name] yang hendak pergi terhenti ketika sosok yang sudah lama tidak dia temui muncul— Janghyun. Lelaki itu menyapanya, sedangkan [Name]? Pura-pura gak kenal ah.

[Name] mengabaikan Janghyun dan pergi begitu saja. Janghyun yang kebingungan berpikir bahwa dia telah berbuat salah dan menahan pundak gadis itu untuk berhenti berjalan. Mas sabar banget, 1 2 3 aku cium ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang