Pagi yang begitu suram. (Name) yang sedang asik tidur sambil mimpi jadi penguasa universe pun terbangun karena suara dering hanpdhonenya.
Gadis itu mengucek sudut matanya pelan. Alisnya menekuk berusaha melihat jelas siapa yang meneleponnya pagi-pagi buta begini.
Tangannya bergerak mengangkat telpon meskipun kesadarannya belum terisi penuh, "Hah?"
"Buka pintu apartemenmu, aku ada di depan," suara Jihoon dari dalam sambungan telpon terdengar.
"Ini masih jam setengah enam."
"Aku tidak bertanya ini jam berapa, bodoh. Cepat buka pintunya."
"Mataku berat."
"Buka pintunya atau aku dobrak?"
Dengan cepat gadis itu beranjak membuka pintu kamar dan berlari kecil ke arah pintu apartemennya.
Begitu dibuka, terpampanglah jelas siluet Jihoon yang memakai masker dengan hoodie hitamnya. Lelaki itu membawa sesuatu di dalam kresek putih pada genggamannya.
(Name) berjalan ke arah sofa dan membaringkan kembali tubuhnya di sana dengan mata terpejam, membiarkan Jihoon yang menutup pintu apartemennya.
"Nih, makan," ucap Jihoon.
Tidak dibalas oleh (Name), gadis itu benar benar hanya ingin kembali ke alam mimpinya lagi.
Jihoon membiarkan (Name) yang asik berleha-leha di atas sofa. Lelaki itu duduk di sofa single dengan tatapan yang terfokus pada handphonenya.
"Kenapa kesini...?" tanya (Name).
"Mengantarkan sarapan. Aku tahu kamu pasti akan bangun siang, daripada kehabisan makan pagi, jadi tadi di lobby aku sekalian memesannya untukmu," balas Jihoon acuh. SUS Jihoon, jam sarapan aja biasanya ada di jam 8— 🤨.
(Name) merubah posisinya menjadi duduk. Gadis itu membuka kresek putih dan terdapat makanan ringan yang biasa dijadikan sarapan pagi.
Tangannya bergerak mengambil sepotong roti coklat yang ada di sana. Memakannya dengan pandangan menahan kantuk.
"Ngomong-ngomong, jam sembilan nanti kau harus ikut denganku menemui yang lainnya lagi."
"Hee, harus jam sembilan? Kenapa gak jam sebelas aja?" tawar sang gadis membuat Jihoon menatapnya datar, "Dasar pemalas."
"Gini-gini aku punya kerjaan menumpuk ya...," jawab (Name).
"Apa? Kerjaan menyusun imajinasi liarmu itu?"
Dengan cepat (Name) menggeleng, "Aku itu membuat novel! Sebagai author yang rajin dan tidak ngaret, tentu saja aku harus update chapter baru tepat waktu."
Lelaki itu mengernyit heran, "Novel yang menceritakan keluh kesah kehidupanmu?" sarkasnya.
"Bukan sialan, kau tidak tahu apa-apa, jadi diam aja."
"Bagi judulnya, aku ingin melihat alur novel buatanmu," Jihoon memindahkan posisi duduknya menjadi tepat di sebelah (Name).
"Judulnya anak babi yang menjelma menjadi idol, bagus nggak?"
Menghilangkan ekspresi antusiasnya, lelaki itu kembali memasang ekspresi yang terkesan datar, "Menyindirku ya?"
"Tidak, tuh. Kamu merasa tersindir? Pengen banget disamain sama babi."
"Ini masih pagi, jangan buat aku kesal. Lalu, jangan hanya memakan rotinya, makan juga buah-buahannya," mata Jihoon menangkap buah-buahan yang sedari tadi keberadaannya tidak dianggap oleh (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'LOOKISM
FanfictionTerpaksa merenggut nyawa diusia muda hanya karena kelakuan setan konyol. Hanya saja, kenapa tiba-tiba terbangun di tengah jalan? Situasi asing yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hidup-mati manusia, kini dialami olehnya! Tetapi, ini b...