Asli, (Name) itu... cerminan siapa sih?
Baru hari kemarin diomeli habis-habisan oleh seorang Kang Dagyeom, sekarang gadis itu sepertinya sedang mencari masalah lagi.
Bukan, bukan dengan Dg.
Tetapi Yoosung. (Name) datang ke Ilhae seorang diri hanya untuk mengusili lelaki itu.
Toh, Yoojin juga mengizinkannya. Kini ia sudah diberi akses masuk di Ilhae sebebas-bebasnya, dengan syarat tidak boleh memancing keributan.
Tapi apa yang diekspetasikan Yoojin dari seorang (Name)? Jelas-jelas gadis itu hidup hanya untuk mencari masalah.
BRAK! (Name) menendang pintu kerja Yoojin dan menatap Yoosung berbinar. Dalam seperkian detik mimik wajahnya berubah menjadi marah.
"Yoojin! Kenapa kau bersama dengan musuh kita?" ucap (Name) seraya menunjuk Yoosung.
'Hahhh... mulai lagi,' batin Yoojin lelah.
"Nona yang musuh! Yoosung kan kakaknya Yoojin!" balas Yoosung tak mau kalah, ekspresi lelaki itu tampak mengerut menahan kesal.
(Name) memeletkan lidahnya, "Mana ada Kakak cengeng sepertimu? Dikit dikit nangis! Aku dan Yoojin gak suka bermain sama anak cengeng."
"Aku tidak cengeng! Pergi sana!" usirnya.
"Baiklah," (Name) menarik Yoojin dan memeluk lengan lelaki berkacamata itu, dirinya hendak keluar dari dalam ruangan, "Karena Yoojin temanku, jadi kubawa."
Sontak Yoosung berlari menghalangi pintu keluar membuat (Name) tersenyum remeh.
"Tidak boleh! Kembalikan Yoojin!"
"Nggak mau."
"Nona (Name) kan punya teman banyak! Yoojin teman Yoosung," elak Yoosung tidak terima.
"Oh iya? Kalau teman, Yoojin kok ga beliin kamu mainan baru?"
"Apa maksud Nona?"
(Name) tersenyum menjengkelkan, "Kemarin pas kamu udah tidur, Yoojin ngajak aku keluar. Terus aku dibeliin banyak mainan sama Yoojin, apalagi Lego yang edisi terbatas!"
"Hahaha, kau nggak punya kan?"
Yoosung menunduk ke bawah dengan pipi yang mengembung kesal berusaha menahan tangis. Kemudian lelaki itu pergi keluar meninggalkan mereka berdua dengan langkah cepat.
"Wah... Dia nggak beneran nangis kan?" gumam (Name).
Parah, ayo tag oknum Kang Dagyeom, terus cepuin kalo nem nangisin anak orang.
Yoojin tampak menghela napasnya, "Nona.. saya pikir, sebaiknya anda menyusulnya dan meminta maaf," ucapnya dengan senyum tenang.
"Kebetulan aku punya ide! Hehe... Biasanya dia ada di mana?"
"Saya harap ide anda tidak yang aneh-aneh. Kalau sedang marah, Hyung pasti selalu mengurung dirinya di ruangan bermain. Keluar dari sini hanya perlu belok kanan, terus jalan sampai Nona menemukan papan namanya."
'Bermain? Kayak bocah TK! Itulah kenapa aku suka sekali meledeknya... Ngelihat bocah menangis itu ada kepuasan tersendiri,' batin (Name) sesat.
(Name) memberikan jempolnya sebagai balasan. Gadis itu berlari menyusul Yoosung yang sudah pergi lebih dulu.
🍄🪸🍄
Yoosung hanya duduk diam sembari menekuk lututnya di pojok ruangan. Lelaki itu menatap lantai di bawahnya sendu.
"Kenapa Yoojin mau berteman dengan perempuan jahat sepertinya? Yoojin juga membelikan Nona (Name) mainan, tapi Yoosung tidak!"
Kali ini bukan pemandangan di mana mata Yoosung berkaca-kaca lagi, melainkan air matanya yang sudah berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'LOOKISM
FanfictionTerpaksa merenggut nyawa diusia muda hanya karena kelakuan setan konyol. Hanya saja, kenapa tiba-tiba terbangun di tengah jalan? Situasi asing yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hidup-mati manusia, kini dialami olehnya! Tetapi, ini b...