14

6.5K 1.3K 166
                                    

Keadaan menjadi canggung sekarang. Semuanya tampak menjadi belibet. Aishh, kesal deh rasanya. Lelaki berkacamata itu menatapku intens.

Aku hanya menyajikan tawa garing dan berniat pergi dari sana. Tapi, tentu saja kan? Dia tidak akan membiarkanku pergi semudah itu.

"Tolong jangan melarikan dari pertanyaan saya, Nona. Anda memiliki hubungan dengan Tuan Jonggun?" tanya Yoojin sembari menghalangi tempat keluar [Name].

[Name] menelan ludahnya was-was. Sebelah kanannya terdapat meja, sedangkan belakang dan kirinya dinding. Dia terjebak.

"Tidak ada yang perlu kujelaskan, tidak ada hubungannya denganmu, 'kan?" [Name] mencoba menantang orang di depannya ini dengan membalikkan pertanyaan.

"Begitu ya. Kalau gitu, tolong jelaskan mengapa anda bisa mengenal saya?"

Otaknya berputar memikirkan jawaban. Tiba-tiba dia mendapatkan ide, "Ah, karena aku mengenal Jonggun, kebetulan aku juga mengenal Jungoo. Jungoo pernah memberitahu 'kan tentangmu kepadaku."

Yoojin tampak berpikir sejenak sebelum kembali mundur dan membuka jalan keluar [Name]. Melihat itu, [Name] bersiap untuk berlari sambil membawa buku bacaan dan tasnya.

Namun dengan cepat juga Yoojin menghentikan aksi [Name] dengan memegang kedua pundak gadis itu. Mereka berdua terjatuh di atas sofa dalam posisi yang bisa mengundang kesalahpahaman.

"Saya belum mengizinkan anda pergi."

"YA IYA TAPI GAUSAH GINI JUGA!! Gimana kalo ada orang lewat?!?!"

Yoojin hanya menampilkan senyum polosnya, "Tidak apa, itu tidak masalah," lelaki itu mulai memajukan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah [Name], "Semenjak Nona diam dan menutup mulut," lanjutnya.

'Hu..hu.. Xijhanchok pelis tolong majikanmu ini... T_T'

Entah mendapat keberanian dari mana, kepribadian gadis itu benar-benar random. [Name] dengan cepat memutar balikkan posisi.

Kaki gadis itu membalikkan tubuh Yoojin dan membuat sang lelaki kini berada di bawahnya. Yah, walaupun tidak semulus itu karena punggung [Name] sempat terpentok meja.

"Auchh, duh, sakit sial!" gumam [Name].

Berbeda dengan [Name] yang sibuk mengumpat sembari mengelus-elus punggungnya. Yoojin, lelaki itu menatap [Name] kosong. Jantungnya kini berdebar tak karuan.

Ia dikejutkan dengan gertakkan tangan [Name] yang menatap kesal ke arahnya, "Hei, udah deh ya, yang tadi itu lupakan saja. Jawabanmu juga sudah terjawab kan?"

Yoojin hanya diam. Bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan sepatah kata. Atensi sepenuhnya diambil alih oleh lekuk wajah gadis yang tengah membuatnya berdebar.

Dia tidak mendengar kata-kata [Name]. Ini seperti, dunianya teralihkan oleh satu atensi.

Merasa diabaikkan oleh lelaki di bawahnya. [Name] bangkit dan berkacak pinggang, "Intinya jangan mengusikku lagi! Wadafak men."

Kemudian gadis itu pun pergi meninggalkan Yoojin yang masih berada diposisinya. Tidak tahu apa yang lelaki itu pikirkan sekarang.


—@ -


"Hei, sudah jam berapa ini bodoh? Kenapa belum pulang?" suara berat khas DG terdengar dari speaker handphonenya.

Beberapa jam setelah kesialan di perpus tadi. Gadis itu kini dihubungi oleh DG yang menanyakan keberadaannya.

"Berisik, aku lagi di kafe."

"Bilang begitu saja terus. 1 jam selanjutnya kau pasti akan bilang kalau kau sedang di kolong jembatan."

"Woi!"

"Makanya cepat kembali atau aku akan melacak dan menghampirimu."

Ancaman itu membuat [Name] langsung berdiri dari duduknya. Gadis itu pun sedikit berdecak, "Ck, iya-iya aku pulang."

"Good girl."

Tut—

[Name] menghela napasnya pelan. Gadis itu pun mengotak-atik keyboard handphonenya guna memesan taksi. Dia trauma naik kereta.

Tak butuh waktu lama karena ternyata posisi taxi yang dipesannya cukup dekat. [Name] pun memasuki taxi pesanannya dengan wajah kusut.

"SMA Jaewon."

Supir hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum ramah, "Siap, Nona!"



—@ -


Naik taxi memang lebih cepat, rupanya jalan raya tak begitu macet. Gadis itu turun dan berjalan santai, menikmati musim dingin diikuti senandung kecil.

"Hmn~ Hmnnn~ hn~."

"VASKO, FIGUR HEROMANNYA HILANG!" teriakkan itu membuat [Name] menatap sumber suara.

Kakinya melangkah kesana dan menatap ketololan bocah-bocah itu. Senyum sarkas terbit dibibirnya, "Mereka itu kenapa, sih."

"Hahaha, begitu lah mereka," seseorang menyahuti perkataannya membuat [Name] menoleh dan melihat Janghyun di sana yang tengah mengembangkan senyum kepadanya, "Halo [Name]. Di mana kucingmu?"

"Ah, sedang tidur, mungkin."

Janghyun pun menghampiri teman-temannya, berniat membantu dengan akal-akalannya. Pada akhirnya masalah makin runyam!

Bahkan reporter serta helikopter sampai berdatangan. Apa mereka tidak... malu?

Nah, tidak perlu juga mengeluarkan pertanyaan retoris seperti itu. [Name] sendiri dengan girang menawarkan dirinya untuk menjadi saksi penjelasan kejadian.

"HALLO GAISSS MAJWHAHAHAHAHAAHAHAHA. Nama aku [Name], terus aku punya kucing lucu dan imut namanya XiJhanChok. Pelis kak rating nama kucing gwe, kalo ga rating nanti akun FB luwh gwe kenang," bukannya menjelaskan situasi, malah nyeritain tentang dirinya.

"Stop pls, [Name]," Hyungseok kecil berusaha mengusir nem dari depan kamera. [Name] yang begtiu, dia yang malu.

Disisi lain...

DG menatap horor berita diTV-nya. Apa-apaan ini? Bukannya bocah itu pulang, malah masuk TV?

"Aku akan memarahinya nanti."

Berbanding tebalik dengan reaksi Jungoo yang tertawa keras, "BWHAHAAHHA NGAPAIN BOCAH PUCAT ITU!?"

Jonggun pun menanggapinya dengan senyum bergetar menahan tawa, "Agak bodoh, tapi lucu juga."

Dan perkataannya mendapatkan tatapan sinis dari DG.


Disaat yang sama,

Terlihat seorang lelaki berkacamata sibuk membaca bukunya diperpustakaan. Meski begitu, pikirannya hanya membayangkan wajah gadis yang membuatnya aksgaksgjssh, Yoojin tak bisa menjelaskannya dengan kata-kata.

Tiba-tiba aksinya terpaksa terhenti karena salah satu bawahannya datang, "Tuan, ada sedikit masalah diperusahaan," ucapnya dengan tubuh sedikit menunduk dan mata tertutup.

Yoojin melirik dengan tatapan bertanya, "Oh? Apa itu?"

"Sepertinya ada yang berkhianat."

"Tikus lagi?" gumam Yoojin menampilkan raut datarnya, "Pinta Seongeun menyelesaikannya."

Pelayan itu pun mengangguk, "Baik, Tuan."

Tangan Yoojin meraih handphone genggamnya dan melihat notifikasi berita hangat di screen barnya. Alis lelaki itu tampak mengernyit begitu melihat seorang gadis yang tak asing menjadi cover dari berita hangat.

Dengan cepat Yoojin berdiri dari duduknya sambil merapihkan buku-buku tema bisnis miliknya. Ia menghampiri salah satu bawahannya yang langsung menunduk begitu melihat kedatangannya.

"Suruh beberapa orang cari identitas gadis ini. Saya beri waktu 3 hari."

Tanpa mendengar balasan bawahannya, Yoojin langsung memasuki mobilnya dan menatap ke arah luar jendela.

Senyum simpul terbit dibibirnya.















YEAAA BOYY UR FALLIN' IN LOVE WITH HER, SLAYYYY💋💋😘🥰🥰😍😜😜😜❗️❗️

Tbc

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang