Setelah kejadian itu, pada akhirnya mereka hanya diam tak bertanya apapun lagi. Jihoon tetap menyeret paksa (Name) menuju tempat kerjanya.
Dan saat ini gadis itu tengah diam bermain dengan kucingnya yang menggemaskan—.
"Satu, satu, aku sayang...?"
"Meoww~."
"Sayang Tuhan."
XiJhanChok menggigit tangan (Name) entah sudah ke berapa kalinya. (Name) reflek menabok wajah XiJhanChok pelan, "Jangan main gigit-gigit napa. Giliran perut gembulmu ku kempesin nanti nangis."
"Meoww! Meoww!"
"Aduh-duh-duh," (Name) mengeluh ketika mukanya dicakar-cakar oleh sang kucing, "Iya iya bercanda. Berenti ih, sakit anj."
(Name) yang baru saja ingin kembali menjahili XiJhanChok pun terhenti. Ia terdiam begitu menyadari 'sesuatu'.
XiJhanChok turut ikut terdiam. Mereka berdua tahu, di depan mereka ada sosok tersebut.
Samar-samar terdengar suara bisikan tepat disamping telinganya. Membuat gadis itu merinding ketakutan.
Kau harusnya sudah mati.
Ke tempat kami.Dengan cepat gadis itu menutup telinganya erat-erat sembari memejamkan matanya. Ia berharap suara-suara itu menghilang.
'Gua tau gua udah mati. Tapi gausah nakutin bisa gak sih ajg,' batin (Name).
Gelap, gelap, dan gelap. Tentu saja karena dia belum membuka kedua matanya yang dipejamkan. Suara orang-orang lalu lalang juga semakin samar karena dirinya menutup erat telinga.
"... I."
"... Hei!"
"..... Hei!"
(Name) membuka matanya lebar lebar begitu mendengar suara Jihoon yang memanggilnya.
"Hah, apa? Kenapa?"
Jihoon mengernyit heran, "Kenapa menutup mata dan telingamu?"
Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan, "Bukan apa-apa." (Name) mengalihkan ke pertanyaan lain, "Terus aku di sini harus apa...?"
"J—."
"Kalau soal jujur aku tidak mau. Lagipula aku sudah bilang kalau aku tidak tau. Kau pemaksa sekali."
Jihoon hanya menatap (Name) datar, "Kalau begitu pergi saja. Tapi, lain kali aku akan mencarimu kembali. Saat ini aku sedang sibuk."
"Janco, ngusir?!"
"Tadi katanya mau pergi," ucap Jihoon heran.
"Oh iya, hehe. Yaudah bye, semoga kita gak ketemu lagi," (Name) pun pergi berlari keluar dari dalam gedung PTJ dengan perasaan senang. Sedangkan Jihoon hanya diam merenung.
"Mau pergi kemana pun. Pasti menemukanmu itu bukan hal yang sulit," gumamnya.
Jihoon merogoh saku celananya, mencari selembar uang kertas yang kebetulan ia simpan di sana. Namun mau dicari bagaimana pun, uangnya tidak ada.
Dahinya berkerut ketika menyadari sesuatu. Pandangannya beralih ke arah pintu keluar yang dilewati (Name) tadi, "Gadis nakal."
— @ —
20.00
(Name) berjalan tak tentu arah mengitari kota sedaritadi. Outfit orang-orang yang berlalu lalang terlihat bagus. Berbeda dengannya yang terus memakai outfit yang sama setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
- 'LOOKISM
FanfictionTerpaksa merenggut nyawa diusia muda hanya karena kelakuan setan konyol. Hanya saja, kenapa tiba-tiba terbangun di tengah jalan? Situasi asing yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hidup-mati manusia, kini dialami olehnya! Tetapi, ini b...