62

6.8K 883 273
                                    

Entah kenapa bisa jadi seperti ini. Dichapter sebelumnya, (Name) ketahuan sedang mengintip pertarungan Jay melawan Ji han layaknya orang cabul.

Ji han membawa (Name) pergi begitu saja tanpa kejelasan. Dia mengatakan bahwa dirinya membutuhkan bantuan (Name).

"Aku terluka. Kau tidak kasihan denganku?"

"Kau mati pun aku party."

Ji han mendengus kesal. Saat ini dia tidak punya tenaga yang cukup untuk meladeni tingkah laku gadis di depannya. Jadi, untuk saat ini mari stock kesabaran ekstra.

Lelaki itu melemparkan perban putih yang masih tergulung rapih, "Lapisi tubuhku yang terluka dengan itu," Ucapnya dengan seringaian menyebalkan.

"Apa? Kau pasti hanya ingin memamerkan auroramu [abs] kan?"

"Hoo~ kamu tertarik? Mau pegang?"

Wajah (Name) seolah mengatakan 'kau bercanda?' Namun dalam seperkian detik berubah menjadi ekspreksi penuh kesombongan.

"Maaf ya. Tapi, aku punya sendiri," Gadis itu menatap Ji han remeh. Lumayan kan? Berkat kegilaannya selama ini, tanpa sadar ia telah membentuk sixpack diperut ratanya.

"Kenapa melihatku sebegitunya? Mau pegang?" Seakan situasi terbalik— Ji han melemparkan bajunya dan mendarat diwajah milik gadis itu.

"Hheh, untuk apa aku tertarik? Aku bisa meraba perutku sendiri jika ingin," Apa yang ia ucapkan sungguh berbeda dengan kondisi wajahnya yang penuh rona kemerahan.

"Phhhu~ benarkah? Melegakan kalau begitu. Rupanya kau tidak semesum yang aku kira."

Ughh. Rasanya Ji han ingin berteriak di depan wajah gadis itu bahwa dia telah melakukan tindakan kriminal dan menghabiskan uangnya untuk top up game yang tak berguna.

Ngga apa-apa. Sabar. Anak sabar pasti dikasi gelar male lead.


Atas gw halu.

(Name) menatap ponselnya yang mendapati spam chat dari Jihoon untuk menjinakkan kucingnya yang mengamuk sedari tadi tanpa henti.

'Tsk, mengurus kucing saja nggak bisa, apalagi ngurus rumah tangga.'

Jihoon minus 10 poin.

Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya pada Ji han yang sudah berhasil melilitkan perban pada tubuhnya dengan usaha sendiri. Yah, Ji han, apa yang kau harapkan dari (Name)?

"Apa liat-liat? Mau berantem?" Ketus (Name).

"Jangan galak-galak dong. Ntar susah cari suaminya."

"Y."

"Tapi tenang, aku gak bakal bikin kamu kesusahan nyari aku."

(Name) menatap Ji han seolah lelaki itu baru saja mengatakan hal yang menjijikan. Oh ya ampun, kenapa di dunia ini selalu ada banyak spesies buaya darat?

Padahal tipe lelaki ideal (Name) itu mudah,
1. Greenflag
2. Mirip Kim Dokja

"...Cil."

"Woi, bocil."

(Name) menatap kearah Ji han yang memanggilnya setelah disibukkan dalam pikiran. Ji han memandangnya aneh. Dari Nenek moyang, lalu Nemo, dan sekarang bertambah panggilan jelek lagi? Bocil...

'Bocil itu Botak Cilik kan?' Batin (Name) memikirkan sesuatu yang tidak perlu dipikirkan.

Tiba-tiba dering handphone (Name) berbunyi keras,

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang