O4

8.6K 1.5K 371
                                    

Hari selanjutnya.

Tidak ada yang berubah. Nasibnya tetap menjadi gembel jalanan. Ingin mengeluh, tapi itu tidak akan merubah apapun.

"Hadeh, gua harus lakuin teori apalagi ya biar dapet uang?" gumamnya.

Bruk!

"Anj!" (Name) menoleh kaget ke arah seorang pemuda yang tiba-tiba saja terjatuh di sebelahnya.

Seketika mulut (Name) menganga lebar, "Ma-MAMAAA, MAAA (NAME) KETEMU PLAYER FF."

Pemuda itu menatap (Name) bingung dengan tatapan polosnya. XiJhanChok menghampiri pemuda tersebut sambil menjilati tangannya.

"Woi cing, ngapain lu ngejilatin orang!" dengan cepat (Name) mengambil XiJhanChok, "Aku gak pernah ya ajarin kamu jadi penyuka sesama jenis meskipun beda ras."

"Ughhh..."

(Name) menatap luka yang di dapat sang pemuda. Lecetnya lumayan besar, membuat darah menetes dari sana.

'Bentar, bahasa Koreanya luka apa ya.. ah, iya!' batinnya.

"Lukamu itu, cuci sana. Nanti infeksi, grafik hidupmu jadi 8 bit," tangan (Name) menunjuk ke arah depan yang di mana terdapat sungai mengalir di sana.

Seong Yohan— pemuda itu hanya menuruti perkataan (Name) dan menyuci luka lecetnya. Sedikit perih, tapi dia juga sudah terbiasa dengan rasa sakit luka fisik.

"Meowww," XiJhanChok menjilati pipi (Name). Sedangkan (Name) menatap kucingnya datar, "Cih, pasti mau minta whiskas kan," tuduhnya.

"Kucingmu lucu," ucap Yohan yang baru saja selesai mencuci luka lecetnya.

(Name) mengerjap heran. Yang dibilang lucu kucingnya, tapi yang sedaritadi di tatap dia. Tidak sinkron.

"Lucu ya? Iya dong hehe..., kucing hasil pungut."

Sontak XiJhanChok menggigit tangan majikannya yang kelewat jujur. Ya maksudnya dia emang hasil pungut, tapi bisa gak sih dibilang hasil adopsi aja?

'Udah kek sana pergi, hush hush. Kalo gak mau ngasi donasi minggat aja sana ajg,' batin (Name) mengusir.

Yohan mengambil tempat duduk tepat di sebelah (Name). Tercium wangy kemiskinan menguar dari mereka berdua.

Tidak ada satupun yang memulai topik pembicaraan. (Name) sih mencoba untuk tidak peduli dan asik bermain dengan kucingnya yang imut nan lucu.

Tiba-tiba XiJhanChok meraung-raung ke arah (Name), membuat (Name) bingung. Yohan yang mengerti maksud XiJhanChok pun berinisiatif memberitahu (Name).

"Kucingmu sepertinya lapar," ucap Yohan.

(Name) mengagguk dan menurunkan kucingnya, "Makan rumput aja nih. Gapapa sekali-kali jadi herbivora," sesatnya.

XiJhanChok kembali menggigit tangan (Name) membuat (Name) meringis sakit.

"Kurang ajar, ku slepet biji kau mampus," ucapnya menggunakan bahasa +62.

Yohan hanya menatap bingung (Name), "Oh ya.. namaku Seong Yohan. Siapa namamu? Dan juga.... nama kucingmu?"

"Namaku (Name). Lalu, nama kucingku—











—XiJhanChok."

"Eh? Nama kucingmu unik..," Yohan jangan dicontoh ya.

XiJhanChok meraung semakin menjadi-jadi. Bahkan sampai tak sengaja menampar wajah majikannya.

(Name) berusaha menahan kekesalannya terhadap sang kucing, "Ah, anj. Yaudah ayo cari makan," final (Name) mengambil keputusan.

Gadis itu berjalan menunju pinggir sungai. Sungai yang jernih, tapi hanya ada beberapa ikan yang terlihat di sini.

- 'LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang