04🔹 MAGANG

28.6K 2.5K 33
                                    

Just Enjoy
Happy Reading
________________________

Senandung tidak jelas terlontar pelan dari sela-sela kedua belah bibir ranum itu. Kakinya masih setia mengayun sepeda kesayangannya dengan santai, tanpa mempedulikan bunyik klakson di sampingnya, dari beberapa kendaraan yang berlalu lalu.

Dirinya dengan setia menyumpal kedua gendang telinganya dengan earphone, membuat suara bising itu tertelan.

Sesha terus mengayunkan kendaraan simpel miliknya di pinggir jalan, tempat di mana sekumpulan manusia berjalan kaki. Mata abu-abu itu kini menatap di seberang jalan, di mana gedung sekolahnya sudah berdiri dengan megahnya di sana.

Sesha masih setia menatap lampu jalan yang masih dalam kondisi hijau. Hingga dalam detik kesepuluh, setelah nantinya berganti menjadi kuning, lampu itu kini berubah menjadi merah. Sontak kendaraan lainnya berhenti.

Sesha bersama pejalan kaki lainnya berjalan di atas zebra cross menuju seberang jalan dengan cepat, hingga kini lampu merah tadi berubah menjadi hijau. Lalu lalang kendaraan pun kembali semula, dengan kendaraan yang tadinya berhenti, kembali melajukannya ke tujuan.

Begitupun dengan sebuah mobil lamborghini hitam yang kini mulai bergerak. Meninggalkan mata tajam hitam yang masih tetap fokus pada gadis pemilik sepeda, yang mulai memasuki gerbang sekolah.

Dari balik kaca kemudi, pria dengan setelan jas rapi itu menatap pada tuannya. Matanya pun ikut menatap gedung di seberang jalan itu, membuat ia ingat sesuatu.

"Tuan, beberapa hari lalu ada surat dari SMK Angelos, mereka menawarkan tenaga kerja dari siswa magang kelas XII seperti tahun-tahun sebelumnya. Apakah akan ditolak lagi? ", ujar lelaki dewasa itu.

"Terima"

Lelaki itu sedikit tersentak, apa ia salah dengar?

"Tuan? ", ujar tidak yakin lelaki itu.

"Terima Advent!"

"O-oh, baik tuan"

***

"Sesha!"

Sesha berbalik, mengelus dadanya sambil memincingkan matanya pada Sophia yang kini berdiri di sampingnya.

"Lo ngejutin gue Sop! ", pekik kesal Sesha yang hanya dibalas anggukan acuh dari Sophia.

"Kita disuruh berkumpul di lapangan indoor sekarang Ses, nggak usah ke kelas lagi", ujar Sophia.

"Untuk? ", tanya Sesha.

"Nggak tau", balas Sophia seadanya.

Mereka pun berjalan menuju lapangan indoor di lantai dua. Saat masuk saja, mereka sudah disuguhkan siswa kelas XII, khususnya anak TKJ yang sudah duduk di lantai, menunggu kepala sekolah memberi informasi penting katanya.

"SESHA!"

Mereka berdua bahkan seluruh siswa menatap Kevin, yang melambai-lambaikan tangannya ke arah mereka. Dan dengan cepat kedua gadis itu mendekat sebelum semakin lama menjadi pusat perhatian.

Sesha maupun Sophia langsung duduk di samping Kevin, bersama teman-teman lelaki itu.

Bunyi microfon yang sedang di tes keakuratnya mengalihkan pandangan mereka. Seorang wanita berkepala empat berdiri di atas aula, menatap seluruh muridnya yang sedang menunggu lontaran kalimat dari mulutnya.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang