18🔹INSIDEN

12.5K 1.2K 9
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_________________________



Byar!!!

Sesha langsung membuang remot televisi dengan refleks akibat terkejut bukan main, saat petir membelah lautan luas dengan cahaya kilatnya. Gadis itu segera kembali meraih remotnya, lalu menekan tombol off hingga film disney yang dari tadi ia tonton berganti dengan layar hitam.

Sesha menatap sekitar dengan ngeri. Gadis itu mengeratkan selimut bulu di bahunya sambil menelan ludah. Hari sudah gelap dengan waktu yang sudah menunjukan pukul 22.04 malam.

Telepon hotel berdering membuatnya mau tidak mau meninggalkan sofa hangatnya, untuk meraih telepon tersebut.

"Halo?", sapa pelan Sesha.

"Selamat malam Miss, maaf mengganggu waktu nyaman anda. Kami hanya memberikan sebuah instruksi agar anda dan kerabat anda tidak keluar untuk malam ini, karena perkiraan akan terjadi badai. Dan juga Miss, tutuplah kaca balkom anda agar terhindar dari bahaya, karena kamar anda sangat dekat dengan pantai. Sekian Miss, selamat malam"

Sesha meletakan telepon tersebut. Gadis itu bergegas berlari menuju kamarnya. Ia sangat bersyukur diingatkan barusan karena ia akan lupa menutup balkom kaca, yang sekarang masih terbuka lebar.

Sesha mendekat. Ia merasakan angin kencang masuk dengan paksa ke dalam kamarnya yang berasal dari lautan sana. Gadis itu langsung menutup balkom dan tak lupa menguncinya rapat-rapat.

Matanya menatap takut pada air laut yang begitu liar di sana. Petir pun tak henti-hentinya bergerumuh turun ke sana. Tak mau berlama-lama, Sesha langsung menarik gorden putih, menutupi semua permukaan kaca.

Sesha naik ke atas ranjang, memeluk dirinya sendiri sambil sesekali menatap ke arah gorden. Walaupun kaca transparan tersebut sudah tertutup, namun cahaya kilat masih bisa terlihat di balik sana.


Gadis itu takut. Sesha bukanlah gadis pemberani saat sedang dalam keadaan menegangkan ini. Sekelebat pikirannya sudah berjalan entah kemana, membayangkan kehororan yang bisa saja terjadi. Bagaimana jika balkomnya tiba-tiba terbuka dengan sesosok berbaju putih dengan wajah menyeramkan?

Lalu bagaimana juga jika ada yang mengetok pintu kamarnya? Bagaimana jika lampu tiba-tiba mati, lalu melihat bayangan yang merangkak di dinding? Bagaimana jika ada sosok di bawah kolom ranjangnya? Atau sesuatu yang berbaring di sampingnya?

Cukup! Sesha menggeleng mengusir pikiran-pikiran anehnya. Dalam keadaan ini ia juga menghawatirkan Sky yang belum pulang. Tangan kanannya tadi sore datang sambil membawa banyak makanan dan cemilan.

Lelaki itu menemaninya hampir satu jam sebelum pamit pulang. Sesha sempat bertanya tentang bosnya, dan Advent bilang jika Sky sedang pergi sebentar dan akan kembali tak lama lagi.

Seharian ini ia sangat bosan dan hanya ditemani oleh siaran televisi yang juga membosankan.

"Sky, kembali. Gue takut sumpah", gumam Sesha.

Klik

"AAAAAAAA HUWAAAAA"

Pekik Sesha saat lampu tiba-tiba mati. Gadis itu meringkuk hingga kepentok di kepala ranjang. Gadis itu memeluk gulingnya, sambil menelan ludah. Apa yang ia bayangkan barusan akan terjadi?

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang