38 🔹Found

8.5K 940 7
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
__________________________







"Cari ke seluruh sisi istana! Jangan melewati satu sudut pun, dan jangan berhenti sebelum kalian menemukannya!"

"Baik Pangeran!", seru serentak para prajurit sebelum semuanya berlari ke segala arah.

Semua berpencar, meninggalkan Ratu Felicia dengan Pangeran Antares yang menyaksikan mereka berlalu.

"Apa yang masih kamu tunggu sayang, ikut dengan mereka", ujar Ratu Felicia pada Pangeran yang masih diam.

"Mereka tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan seorang gadis ibu", ujar Antares.

"Amber berkata jika Putri Aludra terakhir kali bersamamu. Bukankah ini adalah tanggung jawabmu sayang?", ujar Ratu Felicia masih tidak mau kalah.

"Ibu, aku sedang sibuk. Siapa yang mengusir Thera dari istana? Bukankah karena hal demikian, aku harus mengantar kekasihku kembali ke rumah keluarganya?", ujar Antares.

Ratu Felicia menatap tak suka pada Antares.
"Siapa kekasihmu Antares? Ingat, setelah Putri Aludra menginjakkan kaki di istana, kamu tidak ada ikatan apapun dengan gadis manapun. Dan jangan pernah melakukan hal yang dapat mencoret nama baik keluarga istana. Sekarang ibu tidak mau tahu, temukan calon istrimu. Ibu masih berbaik hati menyuruh kesatria terbaik kerajaan untuk mengantar Thera pulang"

Setelah mengatakan hal demikian, Ratu Felicia pergi meninggalkan Pangeran Antares yang terdiam di tempat yang ia injak.

"Sial"

Antares berdecak kesal. Sekarang pilihan mana yang harus ia tuju? Thera atau Aludra?

Lelaki itu berjalan cepat masuk kembali ke kediamannya. Di sana, mata gelap itu dapat melihat raut wajah sedih Thera yang baru saja mendengar titah itu, dengan Sophia dengan setia mengemas barang-barang milik gadis itu.


"Thera"

Gadis itu menoleh. Saat sudah melihat keberadaan Antares yang tidak jauh berada di sana, Thera segera berlari, menubruk lelaki itu dengan pelukan erat.


"Apa ini nyata Antares? A-aku tidak ingin berpisah denganmu. A-aku sudah cukup mendapatkan takdir hubungan kita. Lalu sekarang? Aku juga akan menjauh darimu? Sebegitu tidak ingin kah takdir pada kita? Tidak cukup kah cinta kita tak direstui? S-sekarang? Menjauh darimu?", lirih Thera dengan air mata perlahan menes setelah mengembun beberapa saat.


Antares diam tidak bisa menjawab. Thera semakin memeluk lelaki itu dengan wajah yang ia sembunyikan di dada bidang tersebut. Mencium rakus wangi tubuh yang selalu menemaninya selama ini.


"Maaf"

Hanya satu kata itu yang dapat Antares sampaikan. Lelaki itu masih diam dengan posisi masih tegak. Thera mengangkat wajahnya, memperlihatkan mata memerah tersebut.

Lelaki itu mengangkat tubuh Thera, membawanya masuk ke dalam kamar gadis itu. Dirinya tidak mau privasi keduanya didengar oleh orang lain.

Antares meletakan tubuh gadis itu, dan menutup pintu dengan rapat.

"Antares? Apa ini sudah terlambat? Apa aku benar-benar tidak ada jalan lagi? Jalan supaya aku bisa menjadi Ratumu? Apakah hubungan kita akan berakhir sekarang?", ujar tak kuasa Thera.

"Aku tidak tahu Thera, untuk sekarang kita harus berjauhan", jawab Antares yang sama sekali tidak membuat Thera puas.



"Kumohon Antares, biarkan aku tinggal di sini bersamamu. Kamu seorang Pangeran dan kediaman ini milikmu, apakah kamu tidak bisa membantah titah Yang Mulia Firaun?", ujar Thera.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang