33 🔹Amazement

8.8K 876 7
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
___________________________




"Jadi dia calon Ratu kita?"

"Iyaa, dia calon Ratu kita"

"Dia cantik, sangat-sangat cantik"

"Dia mengalahkan kecantikan gadis di seluruh negeri ini"

"Kau benar, bahkan kekasih Pangeran akan berada jauh di belakangnya"

"Astaga, aku sangat iri. Lihat, tubuhnya tidak bercacat. Dia memiliki tubuh impian gadis-gadis muda"

Seorang wanita meletakan gaun yang baru saja ia bawa, setelah dipercayakan padanya langsung oleh Ratu Felicia untuk mengantarkannya ke kamar mewah ini.

"Berhenti banyak bicara, kita harus segara melaksanakan tugas kita. Cepat, bantu aku untuk memasangkan gaun ini di tubuh Putri Aludra, calon Ratu kita", ujar wanita itu. Tegurannya barusan berhasil mendiamkan para pelayan muda yang membersihkan tubuh gadis berkulit seputih susu, hingga tidak berbicara lagi.

Mereka pun dengan sangat lembut dan hati-hati memasangkan sebuah gaun indah dengan aksen sederhana bewarna biru langit.

"Oh astaga irinya, dia seperti seorang peri dengan gaun ini, lalu bagaimana jika ia memakai gaun khas seorang Ratu?", bisik salah satu mereka dengan pelan sambil menatap kagum pada tubuh yang masih belum sadarkan diri.

"Nanti lanjutkan saja rasa kagummu sayang, kita harus segara kembali", ujar wanita tadi dengan menarik beberapa tangan para pelayan yang bisa ia jangkau, lalu menuntun mereka pergi dari sana.

Sementara di istana bagian barat, tepatnya di kediaman Pangeran Antares, lelaki itu sedang duduk di meja kerjanya sambil menumpuk dagunya kedua tangan berotot miliknya. Dia tidak sedang bekerja, namun tempatnya sekarang ini memang selalu ia huni jika sedang ada pikiran.

"Sial, kenapa dia sangat cepat datang? Kukira maksud ayah tentang pernikahan ini tidak secepat sekarang. Padahal aku belum mendapatkan rencana penggagalan pernikahan dengan gadis asing itu", monolog Antares sambil meremas rambutnya.


Tok tok tok

"Pangeran, ini saya Advent", ujar suara dari balik pintu.

"Masuklah", balas Antares.

Pintu terbuka kemudian kembali tertutup saat orang yang tadi berbicara sudah masuk. Antares memperhatikan cara jalan kesatria yang dekat dengannya itu, dengan seksama.

"Apa yang terjadi?", tanya Antares.

"Hormat Pangeran. Tentang luka-luka ini.... Saya telah lalai dalam tugas dan saya baru saja mendapatkan imbalan dari Yang Mulia Firaun", ujar Advent sambil menunjukan wajahnya yang sudah babak belur.

"Ukirannya sangat cantik", sahut santai Antares. Advent terkekeh namun langsung meringis saat kulit wajahnya bergerak.

"Pangeran, anda disuruh oleh Ratu Felicia untuk menemani Putri Aludra", ujar Advent memberitahu kenapa dirinya berdiri sendiri. Sedangkan Antares menyeringit alisnya bingung.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang