49 🔹Forget about

9.7K 967 13
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_________________________





"Apa kita akan tetap seperti ini?", tanya Sesha yang sudah bergerak gelisah karena kepanasan. Bagaimana tidak, lelaki yang berstatus pacarnya itu terus memeluknya dengan erat sejak 2 jam yang lalu.

"Kamu bosan?", tanya polos Sky membuat Sesha ingin sekali menampol wajah yang terlihat menyebalkan itu.

Sesha membuang napas kasar, menggerutu tak jelas.
"Aku ingin makan anggur lagi. Hujan sudah berhenti 30 menit yang lalu", celetuk Sesha.

"Makan siang dulu, sudah jam 11", saran Sky.

"Ohh ayolah, aku tidak lapar", keluh Sesha.

"Saya lapar", tutur jujur Sky.

"Jangan bilang kalo kamu belum sarapan pagi sebelumnya", ujar selidik Sesha, menatap dengan tatapan intimidasi untuk lelaki itu.

"Kamu benar", jawab Sky dengan enteng.

Plak!

Sky meringis saat kepalanya menjadi bahan tabokan Sesha yang kini melotot padanya. Lelaki itu hanya bisa mengelusnya dengan pelan tanpa ada protes untuk gadis itu.

Sesha berdiri untuk mengambil bekal yang dititip Aquilla tanpa suara. Gadis itu juga tak lupa untuk kembali duduk dengan mimik datarnya.

"Mati aja sana", desis sinis Sesha namun Sky hanya tersenyum bodoh, yang jauh sekali dari sikap aslinya.

Setelah beberapa menit Sesha menunggu pergerakan dari Sky, namun lelaki itu tak kunjung meraih bekal yang sudah ia buka dan persilahkan di atas meja.

"Apa?! Makan!", greget Sesha.

"Saya mau disuapin", ujar Sky terlalu jujur.

"Punya tangan kan? Manja banget, mana manggil pake embel-embel saya lagi", sinis Sesha.

"Sa- ah aku pengennya disuapin sama kamu. Makan dari tangan kamu kayak lagi ngerasain gimana makan di tangan seorang istri", ujar Sky.

Sesha membuang muka. Sialan, sejak kapan batu itu bisa berkata yang manis-manis sih? Kan bisanya cuman yang pahit-pahit gitu.

"Aku lapar sayang", ujar Sky sambil mengelus perutnya.

Arghhh, siapapun tolong. Ada yang sedang meleleh plus meleyot di sini huhuhu.

Akhirnya Sesha mau tak mau mengambil alih bekal tersebut, menyendokan sesuap lalu mengangkatnya ke atas.

"Aaaaaa"

Sky membuka mulut dengan semangat, menerima suapan dari tangan Sesha tak lupa senyum yang merekah.

"Lagi aaaaa"

Sky mengunyah makanan di mulutnya dengan hikmat. Dalam kesempatan itu, ia memandang wajah Sesha dengan intens, walaupun sang objek tidak menyadarinya.

Suapan demi suapan tak terasa, hingga bekal dengan porsi untuk dua orang langsung tandas berpindah ke perut Sky, yang kini sedang menerima gelas yang disodorkan oleh Sesha.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang