10🔹LUKISAN

19.6K 1.9K 3
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
________________________


"Heii pak kit-"

"Sky! Saya Sky bukan bapak kamu", potong lelaki berwajah sangar namun tak melunturkan ketampanannya, pada Sesha yang kini mengatupkan mulutnya rapat.

"Tapi itu terlihat tidak sopan. Bapak kan tua dari saya. Saya tak mau ya pak, nilai PKL saya menurun. Bapak harus tau jika keluarga terlebih ketiga abang saya, akan menyiramkan saya dengan siraman rohani tujuh hari tujuh malam. Kalau bunda saya sihh masih mending", ujar Sesha yang kini memprotes walaupun tangannya masih diseret ke sana kemari, melewati orang-orang yang sedang menarik tak teratur di dance floor.

Sky menggeram tanpa alasan
"Saya tidak bertanya tentang itu. Kamu panggil saya nonformal!", ujar Sky.

Sesha mencebik sambil bersikap mengangkat tangan, ingin memukul kepala Sky yang masih menerobos kerumunan.

"Kalo saya panggil dengan nonformal, saya panggil om donk pak"

Ucapan tak berdosa Sesha sontak langsung membuat Sky berhenti lalu berbalik. Mata tajam itu menatap tembus pada mata abu-abu milik Sesha yang kini menatapnya bingung.

"Om? Kenapa?", ujar Sesha.

"Kamu...."

Belum selesai Sky melontarkan deretan kalimat dari mulutnya, kedua bibirnya itu sudah dibungkam oleh jari telunjuk Sesha.

"Shuttt diam dulu om", ujar Sesha.

Lihatlah, gadis itu kini mendengarkan musik yang sudah diganti dengan alunan yang membuat tubuh Sesha kehilangan kekalemannya. Sesha menggerutu. Lentuman musik itu menggoda imannya.

Sesha melepaskan telunjuknya lalu berlari menerobos kerumunan, meninggalkan Sky yang menatapnya datar. Namun gadis itu kembali padanya, menarik tangannya ke tengah-tengah dance floor.

Gadis itu langsung melompat-lompat, menari ria tak beraturan, menghiraukan Sky yang terlihat aneh karena hanya dia seorang yang berdiam kaku di tengah lautan manusia, yang meliuk-liukan tubuhnya.

"Ommm, ayo om hahahaha. Seruuuu", ujar Sesha.

"Uhuyyy"

Mata Sky tak pernah lepas dari gadis manis, yang asik pada dunianya sendiri, yang sedang menggenggam tangannya sambil melompat seperti anak kecil yang sedang mendapatkan permen.

Sky menjentikan jarinya, hingga waktu pun berhenti. Semua manusia menjadi patung tak bergerak. Seorang dj yang sedang merokok pun langsung tak bergerak. Asap rokoknya mengepul tak bergerak di udara. Bahkan jam pun tidak bergerak, merotasikan jarumnya seperti beberapa menit yang lalu.

Sky memegang dagu gadis manis yang menyengir dalam keadaan bak patung. Menatap manik indah yang tidak berkedip itu dengan dalam.

Sky mengecup kening berbalut keringat itu, hingga tubuh itu langsung ambruk, namun dengan sigap lelaki itu menopangnya dengan kedua tangan berototnya.

Sky membawa Sesha keluar, memasukinya ke dalam mobil di samping kursi kemudi. Lelaki itu masuk menjalankan mobilnya. Namun sebelum itu, ia menjetikan jarinya hingga waktu kembali berputar, musik di dalam club pun kembali berdentum. Mereka bahkan tidak tau apa yang terjadi.

"Ehhh gue di mana!"

Sesha langsung membuka lebar-lebar matanya. Gadis itu celingukan menatap sekitarnya. Lohh, bagaimana bisa ia berada di dalam mobil, bukankah ia baru saja berada di dance floor.

"Om? Kok saya ber-"

"Kamu pingsan"

"Ha?", ujar melongo Sesha dengan mulut terbuka.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang