22 🔹Dinner

11.1K 1.1K 37
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
__________________________


Bunyi keyboard menjadi alunan yang memenuhi dan mengganti kesunyian ruangan bernuansa putih, dengan tembok berlapis kaca yang memperlihatkan gedung tinggi lainnya, di luaran sana.

Ting

Bunyi notifikasi dari ponsel pintar baru milik Sesha terdengar ikut menyahuti kesunyian. Gadis itu menghentikan kegiatannya yang sedang merekatkan hekter pada beberapa kertas.

Gadis itu menatap Sky yang masih tidak bergeming dan masih fokus pada layar komputernya di meja kerjanya. Gadis itu segera meraih ponselnya, membuka aplikasi message yang menjadi sumber notif.

Abang jemput nanti.

Mata Sesha berbinar. Tumbenan Xander, kakak pertamanya yang sangat super sibuk itu bisa menjemputnya, biasanya hanya Bian yang selalu stay mengantar-jemput dirinya, si beban keluarga tentunya.

Gadis itu kembali meletakan ponselnya, lalu kembali meraih alat perekat itu, dan kemudian kembali melakukan tugasnya. Setelah selesai, ia memasukan berkas-berkas yang satu duplikat pada map yang sama hingga meja tempatnya bertugas di penuhi oleh map-map yang mulai menggunung.

"Lucyasesha, berikan pada saya bukti transaksi dengan CV. Latrata kemarin, dan juga berkas perpajakan minggu lalu", ujar Sky tanpa mengalihkan atensinya pada layar tersebut.

Sesha dengan sigap membuka laci kerjanya dan mengambil dua berkas yang sudah disampul cantik. Gadis dengan pakaian khas anak PKL itu berjalan ke arah Sky, lalu meletakkan benda di atas meja lelaki itu.

"Ini Pak", ujar Sesha dengan formal.

"Hm"

Deheman dari Sky menjadi jawaban. Sesha akhirnya kembali ke mejanya tak lupa mulai membereskan barang-barangnya, karena jam sudah menunjukan pukul 17.08, yang artinya jam kerjanya sudah selesai dari 8 menit yang lalu.

Tentang perkataan atasannya waktu itu, Sesha tidak pernah besar kepala. Pasti lelaki itu hanya bercanda dan tidak punya niat lebih. Buktinya Sky tidak pernah mengungkitnya dan gadis itu merasa lega. Karena pada dasarnya ia tak ingin berurusan dengan lelaki itu.

"Pak, saya pamit dulu", ujar Sesha.

"Iya", sahut Sky masih fokus.

"Untuk empat hari ke depan, ada tanggal merah di kalender pendidikan. Saya permisi", ujar Sesha.

Gadis itu langsung keluar dan berharap Sky paham perkataanya barusan jika sekolah untuk empat hari ke depan akan diliburkan, tentunya otomatis mereka akan libur juga pergi ke perusahaan.

"Saya pamit duluan yaa bu", ujar Sesha pada Sarah yang masih saja sibuk di jam kerja yang sudah selesai. Di sana juga ada Esterlla yang membantu wanita tersebut.

"Iya"

***

"Bang Xander!"

Lelaki yang sedang duduk di kap mobil dengan kemeja hitam melekat di tubuhnya, akhirnya mengalihkan pandangan dari ponselnya. Lelaki itu merentangkan tangan saat melihat adiknya langsung melompat ke arahnya.

"Huaaa kangen tahu", cebik Sesha setengah merengek sambil memeluk leher kakak tertuanya itu dengan erat.

Setelah pulang dari London dulu, Sesha tidak pernah bertemu pada Xander, karena lelaki itu memilih menginap di apartemen dekat kantor. Itu semua karena beberapa akhir-akhir ini adanya kegoncangan perusahaan oleh beberapa penghianat yang tak lain tangan kanannya sendiri, membuat dirinya dan Vernon lebih extra lagi, untuk mengontrol kembali warisan keluarga tersebut.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang